Prabakusuma Remaja yang Berprestasi
21 Jun 2016 Asma kinarya japa, yang artinya bahwa nama adalah ‘media’ orang tua untuk mendaraskan doa serta harapan bagi si anak. Demikianlah selanjutnya ketika nama itu dibaca dan disebut, oleh siapa pun dan kapan pun, ada doa dan harapan menyertainya. Praba Kusuma, praba artinya cahaya dan Kusuma artinya bunga. Bunga cahaya. Demikianlah diharapkan agar anak tersebut dapat memancarkan cahaya keindahan dan keharuman bagi sesama.Siapakah Praba Kusuma itu? Ia adalah anak Herjuna atau Arjuna yang berpasangan dengan Bidadari Supraba. Dibandingkan dengan bidadari yang lain Supraba mempunyai kecantikan yang lebih. Maka tidaklah heran jika Prabu Niwatakawaca raja raksasa dari Ima-imantaka tergila-gila dan ingin melamarnya.
Dikarenakan lamarannya ditolak, Niwatakawaca serta Mamangmurka patihnya mengamuk di kahyangan. Para dewa tidak ada yang sanggup menandingi kesaktiannya. Untuk menghindari kerusakan yang lebih parah, Batara Guru memohon agar Niwatakawaca bersabar menunggu jawaban dari Dewi Supraba.
Sebelum tiba waktunya jawaban itu diberikan, Batara Guru menemui Arjuna yang saat ini sedang bertapa di Bukit Indrakila. Karena hanya Arjunalah yang dapat mengalahkan Niwatakawaca. Dengan menggunakan Dewi Supraba sebagai ‘umpan’ untuk mengetahui letak kelemahan Niwatakawaca, Arjuna dpat mengalahkan Niwatakawaca.
Atas keberhasilan itu Arjuna di jadikan raja di kahyangan selama 40 hari serta dinikahkan dengan Bidadari Supraba. Setelah empat puluh hari di kahyangan Arjuna kembali bergabung dengan saudara-saudaranya, yaitu para Pandawa.
Kini setelah belasan tahun berlalu, Praba Kusuma remaja yang ditinggal di kahyangan, ingin menemui Arjuna ayahnya. Bidadri Supraba ibunya memberi petunjuk keberadaan suaminya. Di Madukara tempatnya Arjuna tinggal. Sesampainya di tempat itu ia menjumpai Arjuna yang sedang menunggui Sembadra istrinya yang sedang sakit.
Melihat keadaan Sembadra, Praba Kusuma tidak tega. Sebelum ayahnya meminta dirinya menyembuhkan Sembadra, Praba Kusuma terlebih dahulu menyatakan kesanggupannya untuk mengobati sakitnya. Sebagai anak Arjuna dan Bidadari Supraba, Praba Kusuma dapat mengetahui bahwa penyebab sakitnya Sembadra karena koncatan Dewi Sri, yang selama ini menitis dalam dirinya. Maka dari itu satu-satunya cara untuk menyembuhkannya ialah dengan memboyong Dewi Sri kembali. Sebentar kemudian tanpa menunggu perintah Arjuna, Praba Kusuma mohon pamit meninggalkan Madukara.
Dengan petunjuk Semar serta anak-anaknya Praba Kusuma berhasil membawa Serta Dewi Sri untuk kesembuhan Dewi Wara Sumbadra. Dengan demikian dikukuhkanlah Praba Kusuma menjadi anak Arjuna sejajar dengan anak-anak Arjuna yang lain.
Herjaka HS
EDUKASIBaca Juga
- 28-06-16
Antara Menjaga Identitas dan ‘Membongkar’ Yogyakarta
Satu buku yang diberi judul ‘Mbongkar Yogya’ diterbitkan Pusat Studi Kebudayaan (PSK) UGM kerjasama dengan penerbit Gambang, ditulis oleh sejumlah... more » - 28-06-16
Denmas Bekel 28 Juni 2016
Denmas Bekel 28 Juni 2016 more » - 25-06-16
Serat Tunggul Jati, Ajaran Menuju Kesempurnaan Hidup Bagi Orang Jawa
Bagi masyarakat Jawa, ada pandangan hidup, jika ingin menuju kesempurnaan hidup maka harus bisa menyelaraskan kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila... more » - 21-06-16
Pelajar SMP Bopkri Godean Sleman Bertandang ke Tembi di Bulan Ramadhan
“Kolamnya Indah Banget..!” Ungkap rombongan pelajar SMP Bopkri Godean yang baru saja diajak keliling ke Tembi Rumah Budaya dalam kunjungannya... more » - 20-06-16
Liputan Kongres Organisasi Persatoean Bangsa Indonesia (PBI)
Setelah organisasi Boedi Oetomo (BO) terbentuk di tahun 1908, kemudian di tahun-tahun selanjutnya bermunculanlah organisasi-organisasi pergerakan... more » - 16-06-16
Begini Seluk Beluk Pertunjukan Wayang
Judul : Bauwarna Kawruh Wajang (Wewaton Kawruh Bab Wayang). Djilid II... more » - 16-06-16
Denmas Bekel 16 Juni 2016
Denmas Bekel 16 Juni 2016 more » - 15-06-16
Penjual Rumput Awal Abad ke-19
Berikut ini adalah foto tentang dua orang penjual rumput. Di sisi mereka tampak pikulan yang digunakan untuk mengusung rumput. Selain itu, tampak... more » - 13-06-16
Studi tentang Transisi Birokrasi di Bali Masa Kolonial
Judul : Peralihan Sistem Birokrasi dari Tradisional ke Kolonial Penulis... more » - 10-06-16
Denmas Bekel 10 Juni 2016
Denmas Bekel 10 Juni 2016 more »
Artikel Terbaru
- 28-06-16
Adit Mewujudkan Suat
Belajar dan berlatih dengan tekun, itulah yang dilakukan Praditya Ratna Murdianta atau yang akrab disapa Adit. Ia mulai belajar gitar akustik sejak... more » - 28-06-16
Antara Menjaga Ident
Satu buku yang diberi judul ‘Mbongkar Yogya’ diterbitkan Pusat Studi Kebudayaan (PSK) UGM kerjasama dengan penerbit Gambang, ditulis oleh sejumlah... more » - 28-06-16
Denmas Bekel 28 Juni
Denmas Bekel 28 Juni 2016 more » - 27-06-16
Puisi, Musik dan Lag
Para penampil di Sastra Bulan Purnama edisi ke-57, yang diselenggarakan Senin, 20 Juni 2016 di Amphytheater Tembi Rumah Budaya tidak hanya membaca... more » - 27-06-16
Ki Faizal Noor Singg
Faizal Noor Singgih lahir di Yogyakarta pada Jumat Kliwon, 20 April 1979, dari pasangan Sutedjo, pegawai PJKA; dan Rochimah, ibu rumah tangga yang... more » - 27-06-16
Pamerkan Saja! Talen
Umumnya para pelukis atau perupa tidak punya kata-kata untuk menyuarakan karyanya. Karya adalah keseluruhan jiwa dan pikir mereka yang dituangkan... more » - 25-06-16
Puisi Di Bawah Bulan
Sastra Bulan Purnama (SBP) edisi 57, yang diselenggarakan di Amphytheater Tembi Rumah Budaya, Senin, 20 Juni 2016 betul-betul dihiasai Bulan Purnama... more » - 25-06-16
Senin Pon Pekan ini
Memasuki mangsa Kasa. Usia mangsa Kasa 41 hari terhitung mulai 22 Juni sampai dengan 1 Agustus 2016. Candrane: Sotya Murca ing Embanan (mata cincin... more » - 25-06-16
Serat Tunggul Jati,
Bagi masyarakat Jawa, ada pandangan hidup, jika ingin menuju kesempurnaan hidup maka harus bisa menyelaraskan kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila... more » - 23-06-16
In Memoriam Jon Bati
Jon, tak pernah lepas dari gitar. Pada banyak pembukaan pameran di Yogya, seringkali dia tampil dengan petikan gitar untuk mengisi acara. Dia banyak... more »