Perjalanan Hidup Seorang Pejuang Pemikir
22 Feb 2016
Judul : Mohammad Hatta. Hati Nurani Bangsa. Conscience of a Nation. 1902 -1980
Penulis : Deliar Noer
Penerbit : Djambatan, 2002, Jakarta
Bahasa : Indonesia dan Inggris
Jumlah halaman : 136
Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902 dari keluarga berlatar belakang surau dan pedagang yang berpikiran modern. Dengan latar belakang seperti ini tidak heran apabila Hatta adalah pemeluk Islam taat yang berpendidikan maju. Hatta cukup lama berada di Negeri Belanda (1921-1932) dalam rangka studi.
Di sana selain belajar di Nederlansche Handels-Hoogeschoool (Sekolah Tinggi Dagang) di Rotterdam, ia juga aktif di organisasi. Hatta adalah kutu buku, jujur, rapi, ramah dan disiplin. Tulisan-tulisan Hatta memperlihatkan pergumulan pemikiran dan gagasan dalam merintis hari depan bangsa.
Hatta adalah salah satu founding fathers yang selalu berada di tengah gejolak perjuangan bangsa, sejak nama tanah air dan bangsa Indonesia ditemukan, sampai negara kesatuan yang diproklamasikan didapatkan kembali. Kariernya bermula dari tokoh mahasiswa, pemimpin pergerakan, yang kemudian ditangkap pemerintah kolonial Belanda dan menjadi ‘orang buangan’, sampai akhirnya bisa menjadi salah satu tokoh pemimpin bangsa dan negara.
Dalam perjuangan tersebut seringkali terjadi perbedaan pandangan antara Hatta dengan tokoh-tokoh lain. Bahkan perbedaan pandangan dengan Soekarno (kelak Soekarno menjadi presiden pertama Indonesia dan Hatta sebagai wakilnya) sudah terlihat sejak awal pergerakan nasional. Tetapi pada masa 1945 -1949 mereka benar-benar sebagai dwitunggal, saling mengisi dalam membangun bangsa dan negara.
Pada tahun 1956, Hatta mengundurkan diri sebagai wakil presiden karena “kecewa” dengan sikap Soekarno, yang dipandangnya sudah tidak sejalan dengan cita-cita dan tujuan semula. Hatta kembali menjadi warga negara biasa, tetapi perjuangannya untuk kemajuan bangsa tidak pernah berhenti.
Buku ini memaparkan riwayat Mohammad Hatta, termasuk suka duka Hatta dalam perjuangan membela dan memajukan bangsanya. Bagi Hatta pendidikan adalah salah satu jalan untuk maju. Untuk memajukan ekonomi, koperasi adalah jalan yang dipilih Hatta. Sayang di hari tuanya (bahkan sampai meninggal) Hatta harus menelan kekecewaan, karena kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Kusalamani
EDUKASI
Baca Juga
- 26-02-16
Judul : Ornamen Nusantara. Kajian Khusus tentang Ornamen Indonesia
Penulis : Drs. Aryo Sunaryo, M.Pd. Seni
Penerbit...
more »
- 23-02-16
Kapel Santo Simon Gunturgeni merupakan kapel atau gereja stasi pertama pada saat Schmutzer masih berkarya di Ganjuran, Sumbermulyo, Bambanglipuro...
more »
- 22-02-16
more »
- 20-02-16
Pada awal Perang Aceh yang terjadi pada tahun 1873, Belanda meminta bantuan kepada penguasa-penguasa Nusantara, termasuk Kadipaten Mangkunegaran...
more »
- 20-02-16
Pepatah atau peribahasa Jawa di atas secara harafiah berarti menerima (keadaan yang telah terjadi) dengan pasrah.
Pepatah ini...
more »
- 19-02-16
Denmas Bekel 19 Februari 2016
more »
- 19-02-16
Basudewa adalah anak kedua dari lima bersaudara. Saudara sulungnya perempuan bernama Dewi Sruta. Sedangkan ketiga adiknya masing-masing bernama...
more »
- 18-02-16
Judul : Wayang. Its Significance in Indonesia Society
Penulis : Prof. R.M. Moerdowo F.R.S.A
Penerbit ...
more »
- 18-02-16
Berikut ini adalah gambar (sket) tokoh Kyai Maja dan Basyah Sentot Prawirodirjo yang menjadi tokoh-tokoh amat penting dalam mendukung Pangeran...
more »
- 17-02-16
Museum Bahari Yogyakarta akhir-akhir ini semakin banyak dikunjungi wisatawan Nusantara, terutama anak sekolah karena keingintahuan mereka akan...
more »
Artikel Terbaru
- 27-02-16
“Saya bukan penyair dan pernah menjadi wartawan, dan saya terbiasa membaca puisi. Saya sengaja datang di Sastra Bulan Purnama ini karena kangen...
more »
- 27-02-16
Pranatamangsa masuk mangsa Kasanga (9), umurnya 25 hari, mulai 1 s/d 25 Maret, curah hujan mulai berkurang. Masa birahi anjing dan sejenisnya....
more »
- 27-02-16
Mie ayam tergolong salah satu menu terpopuler di negeri kita. Ada satu menu mie ayam yang agak unik, namanya mie ayam grabyas. Dulu istilah...
more »
- 27-02-16
Perhelatan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) hingga yang ke-11 ini merupakan acara yang ditunggu-tunggu masyarakat Yogyakarta, dan daerah...
more »
- 26-02-16
Judul : Ornamen Nusantara. Kajian Khusus tentang Ornamen Indonesia
Penulis : Drs. Aryo Sunaryo, M.Pd. Seni
Penerbit...
more »
- 26-02-16
Sudah selama 28 tahun, Nyi Sri Muryani mengabdi di Museum Dewantara Kirti Griya (DKG) Tamansiswa Yogyakarta. Selama itu pula, ia dengan setia...
more »
- 25-02-16
Muhamad Agus Burhan yang akrab dipanggil Burhan adalah pengajar di jurusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta...
more »
- 25-02-16
Bagi perupa kelahiran Padangpanjang, Sumatera Barat, yakni Stefan Buana, sosok Wardi Bajang (almarhum) merupakan sosok yang unik. Baginya, Wardi...
more »
- 24-02-16
Ada banyak penyair yang dulu berproses di Yogya, bahkan berasal dari Yogya, untuk kemudian pinda ke kota lain. Di kota tempat tinggalnya itu dia...
more »
- 24-02-16
Di bidang musik, tak jarang para seniman bereksperimen melalui media dan bunyi-bunyian. Keunikan warna suara yang dihasilkan dari media-media...
more »