Pelajar SMP Bopkri Godean Sleman Bertandang ke Tembi di Bulan Ramadhan
21 Jun 2016 “Kolamnya Indah Banget..!” Ungkap rombongan pelajar SMP Bopkri Godean yang baru saja diajak keliling ke Tembi Rumah Budaya dalam kunjungannya di pagi hari Rabu (15/6) lalu. Itulah kesan sepintas dari mereka yang umumnya baru pertama kali berkunjung ke Tembi. Mereka diajak ke Tembi dalam rangka Wajib Kunjung Museum yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY. Selain ke Tembi, mereka yang berjumlah 70 siswa dan 10 guru juga diajak berkunjung ke Museum Gumuk Pasir, di sebelah barat Pantai Parangtritis.Walaupun di bulan Ramadhan, kunjungan pelajar ke museum tetap berjalan, salah satunya ke Tembi. Mereka diajak ke museum, agar mengenal sejarah, pengetahuan, dan budaya museum yang dikunjungi. Sebab, tanpa kegiatan ini, belum tentu mereka mengenal museum. Memang ada nilai positifnya. Mereka menjadi lebih mengenal potensi museum daerahnya masing-masing.
Dari awal, pengelola Tembi sudah diberitahu tentang kondisi pelajar saat ini yang berkunjung, yang dianggapnya kurang perhatian, demikian ungkap pendamping dari Dinas Kebudayaan. Menghadapi kenyataan itu, pemandu Tembi punya trik kepada pengunjung yang mempunyai model seperti itu. Benar, mereka dalam sambutan diajak guyonan dan lebih banyak menyapa dengan senda gurau. Hasilnya mengena, mereka lebih perhatian. Begitu juga saat dipandu berkeliling. Tidak ada yang cuek, semuanya menaruh perhatian dan mendengarkan penjelasan pemandu.
Apalagi mereka sangat terkesan dengan kondisi lingkungan yang nyaman di Tembi, membuatnya betah dan berlama-lama di Tembi. Setiap sudut diperhatikan, mulai dari rumah-rumah inap ala pedesaan, kolam renang, hingga keunikan koleksi-koleksi museum Tembi, di antaranya adalah kulkas kuno tanpa listrik dan keris tangguh Budha berbobot 3 kg. Seperti yang diungkapkan Siska (kelas IX) dan Daniel (kelas VII). “Selain kolam renang, demo melukis wayangnya sangat keren dan bagus.” Ungkap Siska asal Godean kepada Tembi. Hal itu diamini oleh Daniel, “Koleksinya bagus-bagus. Aku tertarik pada koleksi keris, karena bentuknya unik-unik.”
Sayangnya waktu berkunjung mereka ke Tembi sangat terbatas dan harus melanjutkan ke Museum Gumuk Pasir Parangtritis. Namun demikian umumnya mereka sangat senang telah mengenal Tembi lebih dekat. Apalagi, sebelum pulang, Tembi menyajikan minuman secang bagi mereka yang kebetulan tidak puasa. Semoga kunjungan mereka kali ini berkesan.
Naskah:Suwandi
Foto:Indra danSuwandi
Baca Juga
- 25-06-16
Serat Tunggul Jati, Ajaran Menuju Kesempurnaan Hidup Bagi Orang Jawa
Bagi masyarakat Jawa, ada pandangan hidup, jika ingin menuju kesempurnaan hidup maka harus bisa menyelaraskan kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila... more » - 21-06-16
Prabakusuma Remaja yang Berprestasi
Asma kinarya japa, yang artinya bahwa nama adalah ‘media’ orang tua untuk mendaraskan doa serta harapan bagi si anak. Demikianlah selanjutnya ketika... more » - 20-06-16
Liputan Kongres Organisasi Persatoean Bangsa Indonesia (PBI)
Setelah organisasi Boedi Oetomo (BO) terbentuk di tahun 1908, kemudian di tahun-tahun selanjutnya bermunculanlah organisasi-organisasi pergerakan... more » - 16-06-16
Begini Seluk Beluk Pertunjukan Wayang
Judul : Bauwarna Kawruh Wajang (Wewaton Kawruh Bab Wayang). Djilid II... more » - 16-06-16
Denmas Bekel 16 Juni 2016
Denmas Bekel 16 Juni 2016 more » - 15-06-16
Penjual Rumput Awal Abad ke-19
Berikut ini adalah foto tentang dua orang penjual rumput. Di sisi mereka tampak pikulan yang digunakan untuk mengusung rumput. Selain itu, tampak... more » - 13-06-16
Studi tentang Transisi Birokrasi di Bali Masa Kolonial
Judul : Peralihan Sistem Birokrasi dari Tradisional ke Kolonial Penulis... more » - 10-06-16
Denmas Bekel 10 Juni 2016
Denmas Bekel 10 Juni 2016 more » - 07-06-16
Peringatan International Museum Day di Yogyakarta Semarak
Peringatan Hari Museum Internasional atau IMD yang jatuh setiap tanggal 18 Mei diperingati oleh Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY dan anggota-... more » - 06-06-16
“Perjuangan Expo 2016” Upaya Mengajak Masyarakat Mengunjungi Museum
Museum Perjuangan Yogyakarta pada 26—30 Mei 2016 kembali menggelar “Museum Perjuangan Expo” di museum itu yang beralamat di Jl Kolonel Sugiyono 24... more »
Artikel Terbaru
- 27-06-16
Puisi, Musik dan Lag
Para penampil di Sastra Bulan Purnama edisi ke-57, yang diselenggarakan Senin, 20 Juni 2016 di Amphytheater Tembi Rumah Budaya tidak hanya membaca... more » - 27-06-16
Ki Faizal Noor Singg
Faizal Noor Singgih lahir di Yogyakarta pada Jumat Kliwon, 20 April 1979, dari pasangan Sutedjo, pegawai PJKA; dan Rochimah, ibu rumah tangga yang... more » - 27-06-16
Pamerkan Saja! Talen
Umumnya para pelukis atau perupa tidak punya kata-kata untuk menyuarakan karyanya. Karya adalah keseluruhan jiwa dan pikir mereka yang dituangkan... more » - 25-06-16
Puisi Di Bawah Bulan
Sastra Bulan Purnama (SBP) edisi 57, yang diselenggarakan di Amphytheater Tembi Rumah Budaya, Senin, 20 Juni 2016 betul-betul dihiasai Bulan Purnama... more » - 25-06-16
Senin Pon Pekan ini
Memasuki mangsa Kasa. Usia mangsa Kasa 41 hari terhitung mulai 22 Juni sampai dengan 1 Agustus 2016. Candrane: Sotya Murca ing Embanan (mata cincin... more » - 25-06-16
Serat Tunggul Jati,
Bagi masyarakat Jawa, ada pandangan hidup, jika ingin menuju kesempurnaan hidup maka harus bisa menyelaraskan kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila... more » - 23-06-16
In Memoriam Jon Bati
Jon, tak pernah lepas dari gitar. Pada banyak pembukaan pameran di Yogya, seringkali dia tampil dengan petikan gitar untuk mengisi acara. Dia banyak... more » - 21-06-16
Pelajar SMP Bopkri G
“Kolamnya Indah Banget..!” Ungkap rombongan pelajar SMP Bopkri Godean yang baru saja diajak keliling ke Tembi Rumah Budaya dalam kunjungannya... more » - 21-06-16
Prabakusuma Remaja y
Asma kinarya japa, yang artinya bahwa nama adalah ‘media’ orang tua untuk mendaraskan doa serta harapan bagi si anak. Demikianlah selanjutnya ketika... more » - 20-06-16
Pada Rabu Pon Pekan
Pranatamangsa: mangsa Karolas berakhir pada 21 Juni 2016 dan memasuki mangsa Kasa. Usia mangsa Kasa 41 hari terhitung mulai 22 Juni sampai dengan 1... more »