Kisah Kemuliaan Hati Sita
20 Aug 2016 Judul : Sita. Sedjarah dan Pengorbanan serta Nilainja dalam RamayanaPenulis : Imam Supardi
Penerbit : “Panjebar Semangat”, 1962, Surabaja
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : 76
Sita (di Jawa lebih dikenal dengan nama Sinta) adalah salah satu tokoh dalam cerita Ramayana. Cerita atau epos Ramayana sendiri berasal dari tanah India karangan Walmiki. Ramayana mempunyai dua makna yaitu perjalanan hidup atau biografi Rama. Yang kedua, pelajaran yang diajarkan dalam perjalanan Rama.
Sita adalah putri Raja Janaka dari Kerajaan Wideha yang beribu kota di Manthili. Sedangkan Rama adalah putra Raja Dasarata dari Kerajaan Ayodya. Sita menjadi istri Rama setelah melalui sayembara mengangkatgandewapusaka Kerajaan Wideha.
Sita adalah tipe istri yang setia, baik dalam suka maupun duka, menerima kesengsaraan dengan tabah, tidak pendendam, tahu membalas budi dan rela berkorban. Sebagai putri raja yang selalu bergelimang kemudahan Sita memilih untuk mengikuti Rama dalam pembuangan (akibat ambisi ibu tirinya Dewi Kekayi istri muda Dasarata), memilih mati daripada terjamah Rahwana. Tidak pula merasa keberatan untuk masuk ke dalam api demi pembuktian bahwa dirinya masih suci walaupun sudah lama dalam “tawanan” Rahwana. Sabar pula ketika ia dalam keadaan mengandung “dibuang” Rama suaminya sendiri, hanya karena desas-desus bernarkah dirinya masih benar-benar suci.
Tetapi kesabaran memang ada batasnya. Ketika diminta kedua kalinya untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar suci, Sita memilih kembali ke asalnya. Ke pangkuan pertiwi atau bumi, kembali ke pelukan Dewi Wasumati, penguasa/dewa bumi. Ya sesungguhnya Sita adalah putri Dewi Wasumati, yang diangkat anak oleh Raja Janaka. Dalam cerita disebutkan bahwa bumi merekah, membuka jalan bagi Dewi Wasumati untuk menjemput putrinya.
Dengan membaca buku ini, kita juga tahu bahwa suatu keinginan yang tidak pada tempatnya (apalagi berlebihan) sering hasilnya tidak baik. Andaikata Sita tidak menginginkan kijang kencana, tentu dia masih bersama Rama tidak dalam cengkeraman Rahwana. Andaikata Rahwana tidak menginginkan Sita menjadi istrinya tentu tidak akan terjadi perang besar. Andaikata Dasarata hanya mempunyai satu istri atau Kekayi tidak mempunyai ambisi agar anaknya yang menggantikan menjadi raja, tentu Rama yang bertahta.
Tetapi dalam kehidupan memang ada beberapa pilihan dengan konskuensinya, berakibat baik ataupun buruk. Hanya memang orang lain (yang bahkan tidak tahu apa-apa) kadang harus ikut menanggung akibatnya. Maka berhati-hatilah dalam membuat dan mengambil keputusan.
Kusalamani
EDUKASIBaca Juga
- 19-08-16
Wisuda MC Jawa Lanjut IX, Menuntut Ilmu Sepanjang Waktu
Para wisudawan kursus Panatacara Pamedharsabda MC Basa Jawa di Tembi Rumah Budaya angkatan IX rupanya mempunyai pandangan yang hampir sama. Kesamaan... more » - 18-08-16
Peserta Badan Diklat DIY Sangat Antusias di Tembi
Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more » - 16-08-16
Karyawan Bir Bintang Jakarta Belajar Menabuh Gamelan
Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more » - 16-08-16
Kapak Batu di Pajangan Bantul Menunggu Kajian Lebih Lanjut
Senin, 25 Juli 2016 Sunardi (43) warga Dusun Manukan, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY menemukan sebuah benda yang... more » - 13-08-16
Buku untuk Orang Belanda Belajar Bahasa Jawa
Judul : Beknopte Handleiding om de Javaansche Taal te Leeren Spreken Penulis : J.W. van... more » - 12-08-16
Soekarno-Hatta dalam Museum-museum di Yogyakarta
Tokoh Nasional sekaligus Pahlawan Nasional Ir Soekarno dan Mohammad Hatta adalah 2 proklamator yang tidak bisa dipisahkan. Soekarno-Hatta kemudian... more » - 11-08-16
Menapak Tilas Jalan Raya Pos Karya Daendels
Judul : Ekspedisi Anjer - Panaroekan. Laporan Jurnalistik Kompas 200... more » - 11-08-16
Menapak Tilas Jalan Raya Pos Karya Daendels
more » - 10-08-16
Mengenal Budaya Jawa Melalui Museum Tembi Rumah Budaya
Tak kenal maka tak sayang. Begitulah ungkapan tentang pentingnya proses mengenal. Diawali dengan mengenal dan kemudian tergerak untuk mencari tahu,... more » - 09-08-16
Sunan Pakubuwana X Beri Gelar Pangeran kepada Patihnya
Sejarah membuktikan,bahwa di masa pemerintahan Sunan Pakubuwana X (yang bergelar Sampeyan Dalem Ingkang Wicaksana Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan/... more »
Artikel Terbaru
- 20-08-16
Mangut Beyong di War
Ada cukup banyak kuliner khas, unik, yang sesungguhnya berangkat dari menu-menu tradisional Jawa. Salah satunya adalah mangut ikan salem (sejenis... more » - 20-08-16
Kisah Kemuliaan Hati
Judul : Sita. Sedjarah dan Pengorbanan serta Nilainja dalam Ramayana Penulis : Imam Supardi... more » - 20-08-16
Ada Tiga Hari Baik P
Pranatamangsa: mulai 25 Agustus memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, usia 24 hari, sampai dengan 17 September 2016. Candrane: Suta Manut ing Bapa... more » - 20-08-16
Macapatan di Museum
Sri Sultan Hamengkubuwana II adalah salah satu raja di Yogyakarta yang disegani oleh Belanda di kala itu. Ia mewarisi sikap ayahnya, yakni... more » - 19-08-16
Hardi: Sang Presiden
Sekitar pertengahan 2000-an, saya pernah melihat sebuah gambar yang terpampang di tangga rumah seorang sastrawan yang kebetulan saya kenal secara... more » - 19-08-16
Wisuda MC Jawa Lanju
Para wisudawan kursus Panatacara Pamedharsabda MC Basa Jawa di Tembi Rumah Budaya angkatan IX rupanya mempunyai pandangan yang hampir sama. Kesamaan... more » - 18-08-16
Obituari Slamet Riya
Mestinya, pada Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang digelar 18 Agustus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Slamet... more » - 18-08-16
Peserta Badan Diklat
Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more » - 16-08-16
Karyawan Bir Bintang
Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more » - 16-08-16
Suara Malam dan Peso
Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more »