Ajaran Luhur dalam Serat Endralaksita
22 Mar 2016 Pendidikan budi pekerti bagi masyarakat Jawa menjadi hal yang penting dan diprioritaskan. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya serat Jawa dan buku Jawa yang terbit. Salah satu buku pendidikan budi pekerti di kala itu adalah Serat Endralaksita, yang terbit di tahun 1929. Kebetulan Perpustakaan Tembi Rumah Budaya Yogyakarta mengoleksi buku itu. Jadi buku itu sekarang ini sudah berumur sekitar 87 tahun.Kondisi buku “Serat Endralaksita” koleksi Perpustakaan Tembi tersebut saat ini cukup memprihatinkan, karena kertas sudah mengalami pelapukan, sehingga mudah patah. Beberapa halaman sudah sobek. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Belanda bernama “Stoomdrukkerij De Bliksem” di Kota Solo tahun 1929. Sayangnya pengarang buku ini tidak diketahui dengan jelas, karena tidak dicantumkam.
Serat Endralaksita itu beraksara dan berbahasa Jawa dan terdiri dari 38 halaman. Pada halaman sampul dijelaskan bahwa buku “Serat Endralaksita” dalam bahasa Indonesia adalah “Perbuatan Utama” (tertulis: tindak ingkang linangkung). Serat Endralaksita menguraikan tiga langkah utama untuk menuju keluhuran derajat hidup manusia agar menemui kebahagiaan.
Untuk menuju hidup yang bahagia, manusia Jawa harus melakukan perbuatan mulia, seperti suka memberi (tertulis: suka weweh). Perbuatan memberi tidak mudah dilakukan semua orang, karena harus merelakan hak milik kepada orang lain, apalagi yang diberikan itu disenangi atau sangat berharga. Untuk mewujudkan hati suka memberi, maka harus dilandasi keikhlasan (tertulis: lila legawa).
Selain itu, untuk mencapai keutamaan, orang harus mau menerima apa adanya sesuai dengan takdir Tuhan. Apapun rezeki yang didapat dari Tuhan harus diterima dengan ikhlas dan rasa syukur. Tentu saja hal itu dilakukan setelah ada upaya berusaha sekuat tenaga. Jadi, kita harus berusaha sekuat tenaga, meskipun jatah rezeki sudah diatur Tuhan. Dan itu kita harus sadari, tidak boleh mudah mengeluh.
Intinya ada tiga kunci atau langkah yang harus ditempuh orang Jawa agar dapat mencapai kemuliaan hati dan menuju kebahagiaan, yaitu dilandasi suka memberi, ikhlas, dan akhirnya menerima apa adanya (berserah diri) sesuai kehendak Tuhan.
Naskah dan foto:Suwandi
EDUKASIBaca Juga
- 20-08-16
Kisah Kemuliaan Hati Sita
Judul : Sita. Sedjarah dan Pengorbanan serta Nilainja dalam Ramayana Penulis : Imam Supardi... more » - 19-08-16
Wisuda MC Jawa Lanjut IX, Menuntut Ilmu Sepanjang Waktu
Para wisudawan kursus Panatacara Pamedharsabda MC Basa Jawa di Tembi Rumah Budaya angkatan IX rupanya mempunyai pandangan yang hampir sama. Kesamaan... more » - 18-08-16
Peserta Badan Diklat DIY Sangat Antusias di Tembi
Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more » - 16-08-16
Karyawan Bir Bintang Jakarta Belajar Menabuh Gamelan
Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more » - 16-08-16
Kapak Batu di Pajangan Bantul Menunggu Kajian Lebih Lanjut
Senin, 25 Juli 2016 Sunardi (43) warga Dusun Manukan, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY menemukan sebuah benda yang... more » - 13-08-16
Buku untuk Orang Belanda Belajar Bahasa Jawa
Judul : Beknopte Handleiding om de Javaansche Taal te Leeren Spreken Penulis : J.W. van... more » - 12-08-16
Soekarno-Hatta dalam Museum-museum di Yogyakarta
Tokoh Nasional sekaligus Pahlawan Nasional Ir Soekarno dan Mohammad Hatta adalah 2 proklamator yang tidak bisa dipisahkan. Soekarno-Hatta kemudian... more » - 11-08-16
Menapak Tilas Jalan Raya Pos Karya Daendels
Judul : Ekspedisi Anjer - Panaroekan. Laporan Jurnalistik Kompas 200... more » - 11-08-16
Menapak Tilas Jalan Raya Pos Karya Daendels
more » - 10-08-16
Mengenal Budaya Jawa Melalui Museum Tembi Rumah Budaya
Tak kenal maka tak sayang. Begitulah ungkapan tentang pentingnya proses mengenal. Diawali dengan mengenal dan kemudian tergerak untuk mencari tahu,... more »
Artikel Terbaru
- 20-08-16
Mangut Beyong di War
Ada cukup banyak kuliner khas, unik, yang sesungguhnya berangkat dari menu-menu tradisional Jawa. Salah satunya adalah mangut ikan salem (sejenis... more » - 20-08-16
Kisah Kemuliaan Hati
Judul : Sita. Sedjarah dan Pengorbanan serta Nilainja dalam Ramayana Penulis : Imam Supardi... more » - 20-08-16
Ada Tiga Hari Baik P
Pranatamangsa: mulai 25 Agustus memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, usia 24 hari, sampai dengan 17 September 2016. Candrane: Suta Manut ing Bapa... more » - 20-08-16
Macapatan di Museum
Sri Sultan Hamengkubuwana II adalah salah satu raja di Yogyakarta yang disegani oleh Belanda di kala itu. Ia mewarisi sikap ayahnya, yakni... more » - 19-08-16
Hardi: Sang Presiden
Sekitar pertengahan 2000-an, saya pernah melihat sebuah gambar yang terpampang di tangga rumah seorang sastrawan yang kebetulan saya kenal secara... more » - 19-08-16
Wisuda MC Jawa Lanju
Para wisudawan kursus Panatacara Pamedharsabda MC Basa Jawa di Tembi Rumah Budaya angkatan IX rupanya mempunyai pandangan yang hampir sama. Kesamaan... more » - 18-08-16
Obituari Slamet Riya
Mestinya, pada Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang digelar 18 Agustus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Slamet... more » - 18-08-16
Peserta Badan Diklat
Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more » - 16-08-16
Karyawan Bir Bintang
Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more » - 16-08-16
Suara Malam dan Peso
Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more »