Kursus MC Jawa ke-32, Mengaktualisasikan Tatakrama Jawa

Author:editorTembi / Date:06-02-2015 / Diadakannya kursus MC Basa Jawa ini adalah untuk mengaktualisasikan budaya warisan leluhur yang berhubungan dengan sopan santun dan tatakrama melalui bicara, busana dan tindak-tanduk, khususnya dalam pergaulan serta upacara perkawinan.

Pembukaan kursus Pamedhar Sabda Pranatacara (MC) Basa Jawa angkatan ke-32 pada Selasa 13 Januari 2015, foto: Barata
Para peserta khusus MC Bahasa Jawa berasal dari Klaten, 
Sleman, Yogya dan Bantul

Siapa saja yang telah masuk di halaman  Tembi Rumah Budaya akan mendapat ‘kutukan’ yaitu menjadi saudara kami. Demikianlah pernyataan RM Basmara Pradipta selaku kepala Rumah  Tembi Rumah Budaya pada kesempatan membuka kursus Pamedhar Sabda Pranatacara (MC) Basa Jawa angkatan ke-32 pada Selasa 13 Januari 2015.

“Kami atas nama keluarga besar  Tembi Rumah Budaya mengucapkan terima kasih dan selamat bergabung menjadi saudara kami. Mulai Januari sampai April 2015, setiap Selasa dan Jumat jam empat sampai jam enam sore Anda akan mendapat pelajaran pamedhar sabda pranatacara MC Basa Jawa dari bapak Ign Wahono. Manfaatkan sebaik-baiknya waktu yang disediakan dan seraplah ilmu yang diberikan, serta keduklah dalam-dalam kandungan ilmunya,” begitu pesan Basmara kepada para peserta kursus MC.

Sejalan dengan tema besar yang diupayakan  Tembi Rumah Budaya yaitu: Masa Lalu Selalu Aktual, diadakannya kursus MC Basa Jawa ini adalah untuk mengaktualisasikan budaya warisan leluhur yang berhubungan dengan sopan santun dan tatakrama melalui bicara, busana dan tindak-tanduk, khususnya dalam pergaulan serta upacara perkawinan.

Mengaktualisasikan budaya masa lalu artinya ialah menghadirkan serta menghidupi budaya yang diwariskan untuk digunakan sesuai dengan jamannya serta dikembangkan untuk jaman yang akan datang. Ada sebuah proses yang tidak pernah berhenti dari waktu ke waktu, dalam mewarisi menghidupi serta melestarikan sebuah budaya yaitu ‘proses untuk menjadi’.

Proses untuk menjadi itulah yang akan dijalani oleh 31 peserta kursus Pamedhar Sabda Pranatacara Basa Jawa angkatan ke-32. Proses dari pewaris budaya masa lalu, menjadi pelaku budaya saat ini serta menjadi penerus budaya masa depan.

Pembukaan kursus Pamedhar Sabda Pranatacara (MC) Basa Jawa angkatan ke-32 pada Selasa 13 Januari 2015, foto: Barata
Kepala Rumah Tembi Rumah Budaya RM Basmara Pradipta membuka 
penyelenggaraan kursus MC Bahasa Jawa angkatan ke-32, 
dan Ign Wahono (kanan) pengajar kursus

Untuk menjalani sebuah proses itu tidak mudah. Menurut catatan peserta kursus angkatan sebelumnya, selama 3 bulan waktu kursus, rata-rata 55 – 65 persen yang masih bertahan hingga proses belajar mengajar berakhir, untuk kemudian maju ujian, lulus dan wisuda. Namun yang membanggakan dari peserta kursus angkatan ke-32 ini - setelah lima kali mengikuti proses belajar mengajar - adalah bahwa sebagian besar dari mereka generasi muda berbakat yang menunjukkan kecintaannya kepada bahasa Jawa serta tatakramanya.

Kehadiran 31 peserta kursus yang berasal dari Klaten, Sleman, Yogya dan Bantul tersebut selain menambah saudara, juga menjadi partner  Tembi Rumah Budaya dalam upaya mengaktualisasikan budaya masa lalu khususnya MC Basa Jawa dalam tata-upacara perkawinan, agar tetap hidup dan berguna bagi ‘bebrayan agung’ untuk memayu hayuning bawana, menjaga dunia yang indah ini agar meyelamatkan.

Kursus MC Basa Jawa  Tembi Rumah Budaya diadakan setahun dua kali, bulan Januari dan Juli. Waktu kursus 3 bulan (24 pertemuan x 120 menit) ditambah satu bulan untuk proses ujian. Bagi peserta yang lulus, bulan berikutnya akan diwisuda untuk menerima partisara atau sertifikat. Acara wisudan dilanjutkan dengan pentas seni tradisi, wayang kulit atau ketoprak. Biaya kursus selama 3 bulan proses belajar mengajar Rp 135.000.

Herjaka HS 
Foto: Barata

Acara

Latest News

  • 11-05-15

    SMP Madania I Parung

    Usai mendapat penjelasan singkat, para siswa itu langsung berpraktek melukis topeng kayu. Melukis topeng atau dalam bahasa Jawa disebut “nyungging”... more »
  • 11-05-15

    Referensi Buku Tanam

    Buku berbahasa Belanda ini mengulas tentang aneka jenis tanaman tropis yang bisa ditanam di kebun maupun halaman rumah. Buku ini tergolong mewah kala... more »
  • 11-05-15

    Narayana Kresna (10)

    Tiga perempuan yang dikawini Kresna merupakan lambang keharmonisan dengan alam dan ciptaan. Perkawinan Kresna dengan Dewi Setyaboma sebagai upaya... more »
  • 09-05-15

    Kecintaan Seni Tradi

    Pementasan ini merupakan acara pembuka Gebyar Potensi Budaya yang berlangsung selama dua hari. Kesenian yang ditampilkan adalah hadrah tradisional,... more »
  • 09-05-15

    Macapatan Malam Rabo

    Atas ‘kuasa wahyu’ jadilah apa yang diucapkan suami. Maka kemudian di sekujur tubuhnya berjejal bertumpuk seribu kelamin lelaki. Si istri menangis... more »
  • 09-05-15

    Kisah Masa Keemasan

    Seseorang yang mendengarkan dramaradio tidak jarang ikut terhanyut di dalamnya, bahkan sedikit banyak ikut memengaruhi perilakunya. Apalagi ditambah... more »
  • 09-05-15

    Anak yang Lahir Tang

    Tanggal 27 adalah ‘dina helang’ yang segalanya baik. Anak yang lahir pada hari itu baik, berbakti kepada Allah dan orang tua. Jika ia sakit... more »
  • 08-05-15

    Ruang Publik Kota Yo

    Sampah visual, kotor, macet, sumpeg menjadikan kota Yogyakarta kelihatan bodoh, padahal konsep ekspresi di ruang publik seharusnya selalu dapat... more »
  • 08-05-15

    Denmas Bekel 8 Mei 2

    more »
  • 07-05-15

    Menjelajah ke Museum

    Koleksi pertama yang bisa dilihat di museum ini adalah mata uang dari berbagai negara, seperti Belanda, Hongkong, Amerika, Kanada, India, Denmark,... more »