Pabrik Gula Padokan di Bantul Dibumihanguskan Kemudian Digantikan dengan Pabrik Gula Madukismo
Oleh: A. Sartono - 49 0 Facebook - Twitter - Pinterest - WhatsAppPada paruh abad ke-20 Yogyakarta terkenal sebagai sentra industri gula, karena ada 19 pabrik gula. Barangkali, para usahawan dan industriawan Belanda (dan Eropa) pada masa itu memang punya pendapat bahwa tanah Yogyakarta memang cocok untuk pertanian tebu.
Dari sekian pabrik gula yang ada di Yogyakarta itu kini tinggal satu buah saja yang masih hidup yakni Pabrik Gula (PG) Madukismo. PG Madukismo terhitung sebagai pabrik gula baru karena didirikan pada tahun 1955 oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX. PG Madukismo merupakan didirikan di atas lahan bekas PG Padokan.
PG Padokan berada di Dusun Padokan, Kelurahan/Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Pabrik gula ini didirikan pada tahun 1864 oleh George Weijnschenk. Bangunan PG Padokan sempat rusak berat akibat gempa bumi pada 10 Juni 1867.
Pada saat gempa besar terjadi, George sedang berada di Eropa dan kabar tersebut baru diterima oleh George pada tahun 1868. Demikian seperti yang dituliskan di dalam buku Suikerkultuur: Jogja yang Hilang, yang disusun oleh Hermanu dan diterbitkan oleh Bentara Budaya Yogyakarta, 2018.
Pada tahun 1902 kepemilikan PG Padokan berpindah ke NV Cultuurmaatschappij de Vorstenlanden. Tahun 1910 pabrik tersebut diperbesar dan dimodernisasi dengan bantuan jasa dari biro teknik E Rombout.
Saat terjadi krisis ekonomi global (1930-an) PG Padokan mengambil alih perkebunan tebu milik PG Barongan yang tutup karena kisis tersebut. Pada masa Agresi Militer Belanda II (1948) bangunan PG Padokan ikut dibumihanguskan oleh para pejuang Republik Indonesia.
Atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwana IX pada tahun 1955 di lahan bekas PG Padokan ini didirikan pabrik gula baru yang diberi nama Pabrik Gula Madukismo. Pabrik ini secara resmi mulai beroperasi pada tahun 1958. Peresmian tersebut dilakukan oleh Presiden Soeharto.
Konten Terkait: Bayi yang Lahir Mangsa Kawolu Wajahnya Simpatik