Membicarakan 9 Kubah Karya Evi Idawati

16 Dec 2013 / Tag: Berita BUDAYA Berita Budaya

Membicarakan 9 Kubah Karya Evi Idawati

Evi Idawati mengatakan, dalam menulis puisi dia mempunyai mimpi-mimpi, yang diwujudkan menjadi puisi. Puisi berjudul kubah, dan puisi yang lain merupakan eksplorasi dari apa yang Evi Idawati mimpikan.

Evi Idawati, penyair, membacakan salah satu puisi yang ada di dalam antologi 9 Kubah di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, foto: Tegoeh Ranu
Evi Idawati, foto: Tegoeh Ranu

Diskusi antologi puisi berjudul ‘9 Kubah’ karya Evi Idawati dengan narasumber penyair Slamet Riyadi Sabrawi diselenggarakan Rabu malam 11 Desember 2013 di Universitas Ahmad Dahlan, Jl Pramuka, Yogyakarta.

Sebelum diskusi sejumlah pembaca puisi tampil, tetapi tidak membacakan puisi karya Evi Idawati. Ada yang membacakan puisi karya orang lain, dan karyanya sendiri. Evi Idawati membacakan satu puisi karyanya sendiri.

Slamet Riyadi Sabrawi melihat puisi karya Edi Idawati menggunakan perspektif gender, karena pada puisi-puisi yang terkumpul dalam ‘9 Kubah’ sejumlah puisinya berkisah mengenai perempuan.

“Beberapa puisi seperti ‘Perempuan-perempuan Gerabah Kasongan’, Perempuan-perempuan Batik Imogiri adalah puisi yang ramah gender,” kata Slamet Riyadi.

Dari konteks gender, puisi karya Evi Idawati yang dibukukan dalam judul ‘9 Kubah’, memang menunjuk identitas perempuan, meskipun tidak menggunakan kata perempuan, seperti puisi berjudul ‘Ranjang’, ‘Tubuh Rindu’ dan beberapa judul lainnya.

“Saya kira, puisi yang berjudul ‘Narasi Djonggrang’, karya Evi Idawati, merupakan ‘induk’ dari puisi gender dalam 9 Kubah ini,” ujar Slamet Riyadi Sabrawi.

Pada daftar isi, yang dibagi dalam 9 bab, setiap bab diberi judul ‘Kubah 1-9’, tetapi puisi yang berjudul Kubah hanya ada di bab 9 dan jumlahnya ada 9 puisi, yang semuanya kata depannya menggunakan kata kubah, seperti ‘Kubah Di Atas Rumah’, ‘Kubah Di Dalam Sajadah’, ‘Kubah Di Kedalaman Doa’, ‘Kubah Dalam Ritmis Tasbih’, ‘Kubah Langit’ dan beberapa judul lainnya.

Evi Idawati mengatakan, dalam menulis puisi dia mempunyai mimpi-mimpi, yang diwujudkan menjadi puisi. Puisi berjudul kubah, dan puisi yang lain merupakan eksplorasi dari apa yang Evi Idawati mimpikan.

Evi Idawati telah menerbitkan antologi puisi, diantaranya ‘Pengantin Sepi’ (2002), ‘Namaku Sunyi’ (2005), Imaji dari Batas Negeri’ (2008), ‘Mencitaimu’ (2010), Selain itu ia juga menulis cerpen dan naskah drama. Pernah ikut main dalam sejumlah sinetron dan FTV.

Yasraf Amir Piliang, yang memberi pengantar pada antologi puisi 9 Kubah karya Evi Idawati, menyebutkan bahwa puisi adalah sebuah proses kreatif merangkai makna. Persoalan mendasar seorang penyair adalah menemukan dunia kemungkinan makna yang berlum pernah ada.

“Penyair melihat ‘makna’ sebagai sesuatu yang selalu bergerak di dalam garis waktu. Makna adalah sesuatu yang harus ditemukan secara terus menerus. Puisi adalah sebuah pembentangan kemungkinan makna ‘dunia’, yaitu segala sesuau yang dibicarakan, dilihat, dirasakan, diinginkan, dihasratkan, diimajinasikan, ditafsirkan,” kata Yasraf Amir Piliang

Berikut ini puisi ‘Kubah Rindu’.

Kubah Rindu

Aku sering mengatakan kepadamu, bahwa kesendirian adalah
sekat yang mengepung dan menggempurmu hingga membuatmu
kokoh berdiri menghadapi. Sampai tiba saatnya, engkau
menjadi asing, menjadi tak tahu apapun kecuali hatimu yang
Terikat dan engkau tak mampu berpaling.

Begitupun aku. Di dalam kesendirian. Di dalam hujaman perih
dan luka. Aku hanya merindukanmu. Engkau yang
mencengkeram hatiku dan memaksaku untuk takluk dan
tunduk. Engkau mengikatku dengan doa dan tangis. Maka derai
airmataku menjelma butir tasbih yang bertaburan di atas
sajadahku.

Aku ingin tahu. Aku ingin tahu. Aku ingin bertemu denganmu.
agar tuntas. Agar tuntas. Agar tuntas kularungkan doa dan
tangisku.

Jogja 2012

Ons Untoro

Berita BUDAYA Source Link: Jakarta

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 29-06-15

    Kaligrafi dan Lukisa

    Ketika masuk ke dalam Benteng Museum Heritage, suasana budaya China sangat kental terasa. Pengunjung pun langsung disuguhi karya-karya Edy Widiyanta... more »
  • 29-06-15

    Kajian Menarik tenta

    Serat Angger tersebut memuat tentang hukum material yang terkait hak dan kewajiban subyek hukum. Serat Angger Pradata Awal dan Pradata Akir juga... more »
  • 29-06-15

    Cetakan Roti Tradisi

    Kondisi cetakan roti tradisional koleksi  Museum Tembi masih bagus. Jumlahnya ada 6 buah. Koleksi ini sejak tahun 1999, berasal dari Bapak P... more »
  • 29-06-15

    Upacara Baritan, Ung

    Melalui ternak-ternak mereka, Tuhan telah melimpahkan rezeki bagi warga Desa Pendoworejo. Oleh karenanya warga empat dusun itu sepakat untuk... more »
  • 28-06-15

    Menjelajah ke Museum

    Replika Masjid Agung Demak juga terdapat di museum ini. Replika masjid juga terbuat dari kayu jati, setinggi sekitar 1 meter. Replika Masjid Agung... more »
  • 28-06-15

    Negeri Belanda Raup

    Jan Breman (penulis buku) membuka salah satu lembaran hitam pemerintah Kolonial Belanda ini secara panjang lebar. Dalam buku ini dipaparkan bagaimana... more »
  • 28-06-15

    Prajurit Nyutra Kasu

    Pada masa lalu Prajurit Nyutra merupakan prajurit kelangenan, bukan untuk maju perang. Tugas utamanya adalah sebagai pengawal tamping dalam Upacara... more »
  • 27-06-15

    Sukses Karier Orang

    Selasa Kliwon, 30 Juni 2015, kalender Jawa tanggal 13, bulan Pasa, tahun 1948 Ehe, hari baik untuk berbagai macam keperluan. Orang yang lahir pada... more »
  • 27-06-15

    Abilawa (1) :‘Jagal’

    Abilawa adalah sosok pemuda perkasa pembantu Jagal Welakas juru masak istana Wirata. Sehari-hari tugasnya sebagai jagal, menyembelih hewan ternak... more »
  • 27-06-15

    Naik Commuter Line S

    Dekor dengan tema museum sejarah transportasi  dibuat dengan tujuan untuk mengedukasi pengguna commuter line tentang perkembangan transportasi... more »