Industri Gula Jawa Skala Rumah Tangga

Author:editorTembi / Date:08-08-2014 / Foto ini menyuguhkan tingkat teknologi sederhana di masa itu. Tenaga hewan masih menjadi andalan. Kayu dan batu masih mendominasi sistem peralatan (mesin) yang dipakai.

Foto ini merekam aktivitas industri gula skala rumah tangga di Yogyakarta, yang dibuat pada dekade 1930-an. Di bawah foto ada keterangan singkat yang menyebutkan bahwa foto dibuat/diterbitkan oleh Tan Bie Je, Jogja. Oleh karena itu kemungkinan besar gambar tersebut direkam di Yogyakarta. Hal ini juga mengingat bahwa pada tahun-tahun tersebut industri gula di Yogyakarta sedang marak. Paling tidak dicatat bahwa ada 17 pabrik gula di daerah tersebut pada masa itu. Tujuh belas pabrik gula ini bisa dikatakan sebagai pabrik dalam skala industri besar. Sementara pabrik (pengrajin) gula tebu dalam skala rumah tangga tersebar di berbagai pelosok desa.

Tampak bahwa alat penggiling tebu dalam foto tersebut digerakkan dengan tenaga sapi. Silinder atau gilingan yang digunakan untuk menggilas atau memeras tebu diberi pemberat batu kali. Pemilik atau tenaga penggilingan tinggal mengendalikan sapi untuk terus berjalan berputar sesuai as dari mesin penggiling. Sementara tampak anak remaja duduk di salah satu sisi dari mesin penggiling. Mungkin sang anak tersebut memang anak pemilik industri gula atau anak dari pengendali alat penggiling tebu.

Air tebu menjadi bahan baku baku tidak saja dalam pembuatan gula pasir dan gula batu, namun juga dalam pembuatan gula merah yang sering disebut sebagai gula jawa. Jadi, gula jawa bisa dibuat dengan bahan baku dari nira kelapa, nira aren, tapi bisa juga dengan menggunakan air tebu. Gula yang wujud fisiknya berwarna cokelat (sering disebut merah) inilah yang kemudian sering disebut sebagai gula jawa.

Foto ini menyuguhkan tingkat teknologi sederhana di masa itu. Tenaga hewan masih menjadi andalan. Kayu dan batu masih mendominasi sistem peralatan (mesin) yang dipakai. Pakaian yang dikenakan operator mesin penggilingan tebu dalam foto ini pun masih memperlihatkan gaya pakaian “jadul” (zaman dulu). Bangunan yang melingkupi mesin penggilinG tebu tersebut juga menunjukkan kejadulannya. Dinding bambu dan empyak (langit-langit atap) rumah dari bambu juga menegaskan akan kejadulan tersebut.

Kini industri gula masih terus berlangsung di berbagai tempat, namun umumnya telah mengandalkan mekanisasi yang lebih praktis, efisien, berdaya guna tinggi, dan higienis.

Sumber : H.J. Graaf, 1970, De Javaansche Vorstenlanden in Oude Ansichten, Amsterdam: De Bussy Ellerman Harms n.v.

Yogyakarta Tempo Doeloe

Latest News

  • 19-08-14

    Monolog Garingan dar

    Meski monolog garingan, tetapi penampilan Thomas cukup bagus. Ia tampil sungguh-sungguh dengan penghayatan peran memikat. Sering kali ia bermain... more »
  • 19-08-14

    Konser ‘Kembali ke A

    Dalam konsernya kali ini mereka akan memberikan ‘gimmick’ yang berbeda, tentunya dengan komposisi baru yang belum pernah direkam. Undangan... more »
  • 19-08-14

    Ketoprak Tjontong Su

    Faridan mau mengatakan bahwa Jepang harus meninggalkan Kotabaru, walaupun hal itu harus ditebus dengan nyawa. Namun tidaklah mudah untuk menyampaikan... more »
  • 18-08-14

    Denmas Bekel 18 Agus

    more »
  • 18-08-14

    Pentas Panembrama De

    Pentas panembrama grup Sekar Pangawikan yang berdiri tahun 2009 ini mengawali kegiatan “Gladhen Karya Sastra Jawa II” yang diselenggarakan oleh Dinas... more »
  • 18-08-14

    Guru Seni Pun Tetap

    Pameran karya para guru seni ini menunjukkan bahwa sesungguhnya para guru seni tidak berhenti berkarya. Rutinitas sebagai pengajar tidak membelenggu... more »
  • 16-08-14

    Ketoprak yang Dihadi

    Pertunjukan ketoprak kolosal ini melibatkan sekitar 400 pemain dan digarap oleh tim sutradara yaitu Susilo Nugroho, Widayat, Puntung CM Pujadi,... more »
  • 16-08-14

    Tepas, Penyala Api T

    Fungsi alat dapur ini sangat penting yaitu untuk membuat masakan bisa cepat matang. Untuk itulah tepas, termasuk alat dapur yang selalu hadir... more »
  • 16-08-14

    Sejarah Kebudayaan B

    Judul : Sejarah Kebudayaan Bali. Kajian Perkembangan dan Dampak Pariwisata  Penulis : Supratikno Raharjo, dkk  Penerbit : Depdikbud... more »
  • 16-08-14

    Orang Wuku Prangbaka

    Orang Wuku Prangbakat cenderung kaku, pemalu, pendiriannya mudah berubah. Ia juga tidak mudah melepaskan harta yang sudah menjadi miliknya. Namun, ia... more »