SBP ke-51 Bertabur Perempuan

07 Jan 2016 Sastra Bulan Purnama, yang dikenal dengan sebutan SBP, pada edisi ke-51, yang digelar 23 Desember 2015 , bertabur penyair perempuan, yang me-launching antalogi puisi. Enam penyair perempuan itu, D-Nyota, Gendis Pembayun, Marul Prihastuti, Selsa, Umi Azzuransantika dan Zee Ohm, menerbitkan antologi puisi berjudul ‘Wajah Perempuan.’

Tujuh penyair perempuan lainnya, Ana Ratri, Ari Susanti, Kembariyana, Listyaning Aryanti, Umi Kulsum, Ristia Herdiana dan Sashmytha Wulandari menerbitkan antologi pusi berjudul ‘Kepada Anakku.’ Para penyair perempuan itu datang dari sejumlah kota :  Magelang, Wonosobo, Temanggung, Tulungagung, Jakarta dan Yogya.

Pada saat Sastra Bulan Purnama edisi ke-51 digelar, yang sekaligus untuk menutup akhir tahun 2015, langit sudah mulai gelap. Biasanya, jika sore tiba, sejak awal Desember 2015 hujan turun, bahkan sampai malam hari, sehingga ada sejumlah kegiatan yang diselenggarakan di Tembi Rumah Budaya, Bantul, selalu diwarnai hujan, termasuk pembukaan pameran pada14 Desember 2015 .Namun, saat SBP ke-51 digelar langit justru cerah dan bulan bundar mewarnai langit biru, sehingga para pembaca puisi dan penonton tidak diributkan oleh hujan.

Para penyair perempuan secara bergantian membacakan puisi karyanya. Ada yang mengolah puisi menjadi pertujukan drama, seperti dilakukan oleh Ana Ratri bersama dengan anak-anak asuhannya. Ada juga yang membaca puisi sambil diiringi petikan gitar maupun gesekan biola.

Ada penyair perempuan yang membaca puisi sambil mengajak anaknya ikut membaca puisi, seperti dilakukan oleh Marul Prihastuti. Ada yang membaca puisi dengan penuh semangat, dengan ekspresi wajah yang cukup kuat.

Ardi Susanti, penyair perempuan dari Tulungagung, datang beserta anak-anak dan suaminya, karena sekaligus untuk mengisi liburan keluarga di Yogya.

Selain penyair perempuan yang tampil, pembaca puisi lelaki juga mengisi acara SBP malam itu, seperti Liek Suyanto, seorang aktor teater senior, Tri Wintolo, Tosa Santosa, Wiyono dan lainnya.

Sastra Bulan Purnama memang sudah berulang kali menampilkan penyair perempuan untuk membaca puisi karyanya bersama dengan penyair pria. Tapi, pada SBP edisi ke-51 ini, ada 13 penyair perempuan tampil bersama dengan melaunching dua antologi puisi.

“Saya tak bisa menolak ketika diminta untuk tampil di Sastra Bulan Purnama ini, dan sudah beberapakali saya membaca puisi di sini,” kata Ardi Susanti dari Tulungagung.

Ristia Herdiana, penyair perempuan dari Jakarta, dan sudah beberapa kali tampil di SBP, merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan dan dikatakan oleh Ardi Susanti.

“Saya selalu punya keinginan untuk kembali dan kembali lagi ke Tembi menikmati Sastra Bulan Purnama,” kata Ristia Herdiana.

Para penyair perempuan yang bersama me-launching antologi puisi itu, didampingi seorang penyair muda Kedung Darma Romansha, yang juga me-launching antologi puisi berjudul ‘Uterus’ karyanya.

Ons Untoro

Ristia Herdiana, pe nyhair dari Jakarta tampil membaca puisi dalam acara Sastra Bulan Purnama 51 di Pendapa Tembi Rumah Budaya, foto: dok Tembi Maruls Prihastuti bersama anaknya membaca puisi karyanya dalam acara Sastra Bulan Purnama 51 di Pendapa Tembi Rumah Budaya, foto: dok Tembi Ana Ratri mengolah puisi menjadi pertunjukan drama tampil di Sastra Bulan Purnama 51 di Tembi Rumah Budaya, foto: dok Tembi SENI PERTUNJUKAN

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 13-01-16

    Sensasi Merapi dalam

    Kenangan dan penghargaan atas keberadaan gunung bisa saja dilakukan melalui kuliner. Mengapa tidak ? hal itulah yang dilakukan Warung Dhahar (WD)... more »
  • 13-01-16

    Buku Propaganda Jepa

    Buku berbahasa dan beraksara Jawa ini dikarang oleh orang Jepang T Murakami tahun 1945 (dalam naskah asli tertulis tahun Jepang 2605) yang... more »
  • 12-01-16

    Gapura Bajang Ratu 8

    Foto tersebut adalah Gapura Bajang Ratu, salah satu sisa peninggalan Keraton Majapahit. Foto ini dibuat pada kisaran tahun 1930-an. Tampaknya... more »
  • 12-01-16

    Ki Seno Nugroho Dala

    Nugroho, ganjaran, peparing atau anugerah adalah ‘kabegjan’ yang diberikan  Tuhan kepada umatnya. Turunnya nugroho bukan karena prestasi... more »
  • 11-01-16

    Citraksi dan Citraks

    Dari seratus anak Dewi Gendari, hasil pernikahannya dengan Adipati Destarastra, dua diantaranya lahir kembar, yang diberi nama Citraksa dan... more »
  • 11-01-16

    Kirab Ageng KGPAA Pa

    Pada Kamis Legi, 7 Januari 2016, waktu sore hari, Kadipaten Pura Paku Alaman Yogyakarta menggelar Kirab Ageng Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya... more »
  • 11-01-16

    Pameran Lukisan Perm

    Para tokoh tingkat nasional, yang kini sudah tiada, yang dulu pernah berproses di Yogyakarta, bisa ditemukan di dinding Waroeng Bu Ageng, Jalan... more »
  • 09-01-16

    Senin Kliwon Hari Ba

    Perhitungan ini sering disebut perhitungan Panca Suda. Panca = 5 dan suda = kurang. Maksudnya 5 dikurangi 1 atau 5 kurang 1 sama dengan 4. Ada empat... more »
  • 09-01-16

    Serunya Kegiatan Ont

            Rendi tidak menyangka sama sekali, ketika mengikuti kegiatan ontheling di Tembi bersama grupnya dari PT Unilever Jakarta... more »
  • 09-01-16

    Denmas Bekel 9 Janua

    Denmas Bekel 9 Januari 2016 more »