Banjaran Ontorejo, Gambaran Ideal Anak Muda
17 Jun 2016 Seperti tahun sebelumnya, Paguyuban Dalang-dalang Muda Yogyakarta ‘Sukrakasih’ setiap malam Sabtu terakhir pada setiap bulan, menggelar pentas wayang kulit semalam suntuk di pendopo Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada 27 Mei 2016, kesempatan diberikan kepada Ki Faizal Noor Singgih untuk menggelar lakon Banjaran Ontoreja. Didukung oleh para pengrawit muda dan pesinden berbakat, Ki Faizal mampu mengisahkan tokoh Ontoreja dengan baik.Ontoreja lahir dari rahim Dewi Nagagini di Kahyangan Saptapertala. Kakeknya adalah Dewa penguasa bumi yang berujud naga besar. Ketika masih ‘gumajang kewer’ atau umur di bawah 4 tahun, ia telah menunjukkan darmabaktinya kepada dewa dan keluarga, dengan mengalahkan angkaramurka pada diri Prabu Nagabaginda raja negara Jangkarbumi. Setelah Prabu Nagabaginda dikalahkan Negara Jangkarbumi menjadi milik Ontoreja. Namun hingga dewasa Ontoreja banyak menghabiskan waktunya di Saptapertala, tempat tinggal Hyang Antaboga kakeknya yang berujud ular naga dan Dewi Nagagini ibunya.
Seiring dengan pertumbuhannya menjadi sosok pemuda yang gagah perkasa, besar rasa ingin tahunya siapakah sesungguhnya seseorang yang telah mengukir jiwa-raganya. Tentunya ia bukan orang sembarangan. Diberitahukan bahwa ayahnya adalah Wrekudara anak nomor dua diantara lima bersaudara yang disebut Pandawa. Ontoreja pun bergegas menuju Negara Indraprasta.
Ontoreja “takon bapa” demikianlah episode ini disebut. Namun sebelum Wrekudara mengakui bahwa Ontoreja adalah anaknya, ia terlebih dahulu diwajibkan ‘labuh-labet’ atau menunjukkan dharmabaktinya kepada orangtua dan Negara Indraprastha. Bersamaan dengan diculiknya Prabu Puntadewa raja Indraprastha, maka kemudian kembali dan tidaknya Prabu Puntadewa ‘ditempuhke’ kepada Onotorejo. Jika dapat mengembalikan Prabu Puntadewa, Ontorejo bakal diaku anak. Tetapi jika tidak tidak, Wrekudara tidak sudi mengaku anak.
Dengan kesaktian yang dimiliki, Ontoreja yang jujur, tulus serta pemberani berhasil membawa pulang Prabu Puntadewa, serta menyelamatkan Indraprastha dari kehancuran. Pengorbanan yang iklas terus berlanjut hingga menjelang perang Baratayuda. Demi sebuah rencana besar, Ontorejo merelakan hidupnya untuk keselamatan para pepundhennya warga Pandawa.
Semangat anak muda seperti Ontorejo rupanya hanya ada di pakeliran. Walaupun para penonton paham bahwa Ontorejo adalah gambaran ideal seorang anak muda yang rela mengorbankan dirinya demi kepentingan yang lebih besar, mereka kesulitan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Seandainya ada 10 anak muda seperti Ontorejo, niscaya akan mampu membawa kehidupan negeri ini ke arah yang semakin baik.
Sesungguhnya menerima ‘jejibahan’ ndalang bagi Ki Faizal dirasakan tidaklah ringan. Seperti misalnya misi yang diemban malam itu. salah satunya adalah bagaimana, selain menghibur juga mampu menumbuhkan keberanian serta semangat berkorban demi kepentingan yang lebih besar melalui lakon Banjaran Ontorejo. Tentu, semua kembali pada penonton. Namun paling tidak seorang dalang telah melakukan tugasnya untuk (n)dalang, ‘ngudal piwulang,’ membeberkan piwulang (ajaran) untuk memayu hayuning bawana.
Naskah dan foto:Herjaka HS
SENI PERTUNJUKANBaca Juga
- 28-06-16
Adit Mewujudkan Suatu Perubahan
Belajar dan berlatih dengan tekun, itulah yang dilakukan Praditya Ratna Murdianta atau yang akrab disapa Adit. Ia mulai belajar gitar akustik sejak... more » - 27-06-16
Puisi, Musik dan Lagu Puisi Di Tembi
Para penampil di Sastra Bulan Purnama edisi ke-57, yang diselenggarakan Senin, 20 Juni 2016 di Amphytheater Tembi Rumah Budaya tidak hanya membaca... more » - 25-06-16
Puisi Di Bawah Bulan Purnama
Sastra Bulan Purnama (SBP) edisi 57, yang diselenggarakan di Amphytheater Tembi Rumah Budaya, Senin, 20 Juni 2016 betul-betul dihiasai Bulan Purnama... more » - 18-06-16
Ramadhan dalam Puisi di Tembi
Sastra Bulan Purnama edisi ke-57 dalam suasana Ramadhan, karena itu tajuk dari acara tersebut memberikan konteks suasana ‘Ramadhan Dalam Puisi’, yang... more » - 15-06-16
Puisi, Cerpen dan Geguritan di Forum Bulaksumuran
Forum Bulaksumuran, satu forum budaya yang diselenggarakan tiap bulan yang mengambil tempat di teras Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada,... more » - 11-06-16
Pentas Panembrama dalam Acara Peringatan “Mendhak Sepisan”
Sebagian masyarakat Jawa khususnya yang beragama Islam, untuk memperingati orang meninggal, biasa melakukan doa tahlil dan Yasinan. Namun baru-baru... more » - 09-06-16
Putri Daniswari Menjadi Jampi Puyeng Bagi Penonton
Kadipaten Kediri tiba-tiba menjadi geger karena banyak raja dan adipati dari berbagai tempat menyampaikan lamaran kepada Putri Daniswari, putri dari... more » - 08-06-16
Puisi Mengalun di Lapas Wirogunan
Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan, atau yang dikenal dengan sebutan Lapas Wirogunan, letaknya di tengah kota, di Jalan Tamansiswa 6, Yogyakarta.... more » - 04-06-16
Geguritan untuk Pembukaan Pameran di Tembi
Geguritan, puisi yang ditulis menggunakan bahasa Jawa dibacakan untuk pembukaan pameran wayang, yang diselenggarakan 30 Mei – 12 Juli 2016 di Ruang... more » - 03-06-16
Harmony dalam Budaya di Alun-alun Sewandanan Paku Alaman
Mahasiswa-mahasiswi UPN Veteran Yogyakarta Jurusan Ilmu Komunikasi melaksanakan kegiatan cultural show sebagai bentuk kepedulian terhadap kekayaan... more »
Artikel Terbaru
- 28-06-16
Adit Mewujudkan Suat
Belajar dan berlatih dengan tekun, itulah yang dilakukan Praditya Ratna Murdianta atau yang akrab disapa Adit. Ia mulai belajar gitar akustik sejak... more » - 28-06-16
Antara Menjaga Ident
Satu buku yang diberi judul ‘Mbongkar Yogya’ diterbitkan Pusat Studi Kebudayaan (PSK) UGM kerjasama dengan penerbit Gambang, ditulis oleh sejumlah... more » - 28-06-16
Denmas Bekel 28 Juni
Denmas Bekel 28 Juni 2016 more » - 27-06-16
Puisi, Musik dan Lag
Para penampil di Sastra Bulan Purnama edisi ke-57, yang diselenggarakan Senin, 20 Juni 2016 di Amphytheater Tembi Rumah Budaya tidak hanya membaca... more » - 27-06-16
Ki Faizal Noor Singg
Faizal Noor Singgih lahir di Yogyakarta pada Jumat Kliwon, 20 April 1979, dari pasangan Sutedjo, pegawai PJKA; dan Rochimah, ibu rumah tangga yang... more » - 27-06-16
Pamerkan Saja! Talen
Umumnya para pelukis atau perupa tidak punya kata-kata untuk menyuarakan karyanya. Karya adalah keseluruhan jiwa dan pikir mereka yang dituangkan... more » - 25-06-16
Puisi Di Bawah Bulan
Sastra Bulan Purnama (SBP) edisi 57, yang diselenggarakan di Amphytheater Tembi Rumah Budaya, Senin, 20 Juni 2016 betul-betul dihiasai Bulan Purnama... more » - 25-06-16
Senin Pon Pekan ini
Memasuki mangsa Kasa. Usia mangsa Kasa 41 hari terhitung mulai 22 Juni sampai dengan 1 Agustus 2016. Candrane: Sotya Murca ing Embanan (mata cincin... more » - 25-06-16
Serat Tunggul Jati,
Bagi masyarakat Jawa, ada pandangan hidup, jika ingin menuju kesempurnaan hidup maka harus bisa menyelaraskan kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila... more » - 23-06-16
In Memoriam Jon Bati
Jon, tak pernah lepas dari gitar. Pada banyak pembukaan pameran di Yogya, seringkali dia tampil dengan petikan gitar untuk mengisi acara. Dia banyak... more »