Jaringan Museum
DISKUSI MUSEUM:
KAJIAN SISTEM PENGAMANAN MUSEUM SONOBUDOYO
Hilangnya
75 koleksi emas, termasuk koleksi unggulan (masterpiece) berupa
topeng emas milik Museum Negeri Sonobudoyo Unit I Yogyakarta bulan
Agustus 2010 lalu, membuat prihatin Dinas Kebudayaan Provinsi DIY.
Pasalnya Museum Sonobudoyo saat ini menjadi salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dari dinas tersebut. Walaupun sebenarnya
kehilangan koleksi berharga itu menjadi tanggung jawab museum,
tetapi tentu Dinas Kebudayaan DIY tidak akan tinggal diam. Sebagai
bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat, pada akhir tahun 2010
lalu, Dinas Kebudayaan DIY bekerjasama dengan tim Arkeologi UGM
membuat sebuah Kajian
Sistem
Pengamanan Museum Sonobudoyo.
Kajian itu, yang akhirnya
menjadi sebuah laporan penelitian, sebelum mencapai final, telah
didiskusikan dengan para pengelola museum di Yogyakarta di
University Club (UC) UGM dan di Museum Sonobudoyo. Dari diskusi
tersebut, banyak masukan dari pengelola museum untuk kesempurnaan
laporan penelitian. Dengan harapan, ke depannya, kajian itu tidak
hanya bermanfaat bagi pengelolaan Museum Sonobudoyo saja, tetapi
juga bisa diterapkan oleh museum-museum lainnya.
Hasil
Kajian Sistem Pengamanan Museum Sonobudoyo, dalam kesempatan kedua,
disampaikan oleh tim (yang terdiri dari 3 dosen Arkeologi UGM) dalam
forum diskusi antar pengelola museum, yang bertempat di Auditorium
Museum Sonobudoyo, Senin, 20 Desember 2010 lalu. Dari hasil kajian
itu, diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain membenahi sistem
pengamanan Museum Sonobudoyo harus meliputi tiga unsur yang saling
terpadu, antara sistem pengamanan dasar, sistem pengamanan bangunan,
dan sistem pengamanan khusus. Pembenahan ketiga unsur itu utamanya
masalah personalia, koleksi, bangunan, dan teknologi informasi.
Keseluruhannya
harus
dikukuhkan oleh SOP yang memadai.
Ketiga unsur pengamanan
tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode plus-minus-perubahan
yang berangkat dari kondisi apa adanya (temuan), lalu dinilai plus
dan minusnya untuk membantu merumuskan perubahan apa yang harus
dilakukan menuju situasi yang lebih baik. Misalkan, unsur pengamanan
dari teknologi informasi (CCTV). Dituliskan, sebenarnya Museum
Sonobudoyo memiliki anggaran pemeliharaan yang cukup tinggi jika
dibandingkan dengan museum lainnya (sisi plus). CCTV dan alam yang
sudah ada dan dipasang, rencananya akan dioperasikan
pertengahan
Desember 2010. Namun sampai laporan ini ditulis, hal itu belum
dilaksanakan (sisi minus). Pemasangan CCTV dan alarm harus diikuti
dengan pelatihan bagi petugas keamanan untuk menggunakannya dan
menjamin mereka tidak lalai atau gaptek (sisi yang harus diubah).
Demikian pula dengan unsur-unsur lainnya.
Dalam kesempatan diskusi
yang kedua itu, Drs. Tri Rubiyanto, M.M., M.Si., Kepala Bidang
Sejarah, Purbakala, dan Museum, Dinas Kebudayaan DIY memberi
sambutan,
yang
intinya, dalam diskusi ini, berharap semua pihak tetap terus
berkenan memberi masukan terhadap kajian yang dilakukan tim pengkaji,
sehingga menjadi lebih sempurna. Selain itu, diharapkan pula kajian
sistem pengamanan ini bisa bermanfaat pula bagi museum-museum
lainnya, khususnya yang ada di Yogyakarta.
Diskusi museum ini dihadiri
sekitar 25 undangan, baik dari kepolisian, anggota dan pengurus
Barahmus, pengelola museum, dan instansi pemerintah.
Suwandi |