Djogdja Tempo Doeloe
FOTO AKSI PASUKAN
TERJUN PAYUNG BELANDA 1948
Aksi
Polisionil II demikian Belanda menyebut aksi dirinya dan kita
menyebutnya sebagai Agresi Militer Belanda II telah meninggalkan
catatan sejarah tersendiri bagi bangsa Indonesia. Juga bagi
Yogyakarta yang menjadi salah satu sasaran utama pihak Belanda.
Aksi-aksi militer Belanda itu meskipun mendapatkan perlawanan, namun
perlawanannya kurang berimbang mengingat persenjataan milik tentara
dan gerilyawan waktu itu tidak sebanding dengan milik Belanda.
Aksi Polisionil II di Jogja
di antaranya dilakukan Belanda dengan menyerbu Bandara Maguwo.
Pasukan terjun payung Belanda diterjunkan di kancah ini untuk
merebut Bandara Maguwo karena tempat ini merupakan tempat yang
strategis untuk mobilitas pasukan. Aksi ini dilakukan tanggal 19
Desember 1948. Lapangan terbang atau Bandara Maguwo memang bisa
dikuasai Belanda saat itu. Semua pejuang menyingkir dari kota dan
melanjutkan perlawanan dengan gerilya di pinggiran kota.
Usai terjun di Lapangan
Maguwo dengan gagah dan heroiknya pasukan terjun payung Belanda ini
berfoto bersama. Foto kenang-kenangan untuk sebuah kemenangan
perebutan lapangan terbang. Mungkin demikian pemikiran yang ada di
dalam diri mereka. Tampak dalam foto tersebut tulisan Yogyakarta
dalam ejaan atau gaya lama.
Perang sekalipun sarat
ancaman bahaya maut, namun di sela-selanya sering pula terselip
kejadian yang seolah tampak biasa saja. Foto yang disajikan di sini
tampak bahwa seolah mereka tidak sedang dalam kondisi berperang.
Tampak wajah santai, tertawa lepas dan merasa seolah tidak ada
bahaya apa pun yang mengancam diri mereka. Mungkin kemenangan memang
membawa suasana seperti yang diekspresikan pasukan terjun payung (pasukan
udara) Belanda ini.
a.sartono
Sumber: M.P. van Bruggen,
R.S. Wassing, dkk., 1998, Djokdja en Solo, Nederland: Asia Major. |