Seni Dan Budaya
Dari Universitas Nanchang Cina

Seni Dan Budaya Dari Universitas Nanchang CinaSeni Dan Budaya Dari Universitas Nanchang Cina

Senang rasanya melihat seni dan budaya yang datang dari Negara lain, meskipun seni dan budaya dari Negara sendiri belum banyak yang saya tahu. Beberapa waktu lalu dalam rangka mempererat hubungan antara Indonesia dan Cina, Universitas Nanchang dari Cina berbagi budaya lewat pertunjukkan tarian dan lainnya di Universitas Al-Azhar Indonesia. Saya terkagum-kagum, karena sejak runtuhnya rezim Orde Baru, saya baru mengenal kebudayaan Cina lewat seni pertunjukkan, yaitu Festival Naga dan Barongsai yang dapat disaksikan pada perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Gomeh. Tapi kemarin di Universitas Al-Azhar, mereka menampilkan seni pertunjukkan lain, seperti tarian dan penyanyi-penyanyi berprestasi di Cina.

Seni Dan Budaya Dari Universitas Nanchang CinaSeni Dan Budaya Dari Universitas Nanchang Cina

Pertunjukkan dibuka dengan tarian genderang, dengan kostum merah menyala, sepuluh penari dari Universitas Nanchang mempersembahkan tarian perayaan, saya lupa perayaan apa tetapi tarian ini dilakukan jika ada perayaan tertentu. Usai tarian tersebut, dilanjutkan dengan sumbangan suara merdu dari solois, Wangyang, penyanyi juara nasional RRC yang dilanjutkan duet membawakan Singsingso lagu dari Sumatera Utara, yang dibawakan menggunakan bahasa Cina. Tarian menarik lainnya adalah tarian Girls of Cutting Paper, tarian ini terinspirasi dari seni menggunting kertas yang merupakan kesenian rakyat yang paling populer di Tiongkok. Tariannya menarik, selain kostumnya juga yang indah, tarian penari-penari ini betul-betul seperti sedang menggunting.

Seni Dan Budaya Dari Universitas Nanchang CinaSeni Dan Budaya Dari Universitas Nanchang Cina

Rancangan kostum tari yang indah dengan warna-warna terang kembali diperlihatkan dalam tarian Bunga Melati, kostum dibuat hampir serupa dengan bunga melati, tariannya sangat indah dan menarik. Dan menurut saya, pertunjukan yang paling menarik perhatian penonton adalah drama berjudul Flowery Scenery. Drama ini mengisahkan tentang wajah yang memilik berbagai macam rupa, kesenian ini dibawakan dalam tarian. Unik si penari bisa mengubah topeng wajahnya dengan cepat. Di penghujung acara, ada duet menarik yang membawakan lagu Bengawan Solo dalam bahasa Cina dan di tutup nyanyian Yueliang daibiao wo de xin dari Paduan Suara Sastra China Universitas Al Azhar Indonesia.

Seni Dan Budaya Dari Universitas Nanchang CinaSeni Dan Budaya Dari Universitas Nanchang Cina

Natalia S.