KEMBOEL DEWI SRI

DEWI SRI Bagi masyarakat agraris tradisional Jawa dijadikan symbol Dewi Padi. Dewi yang berhubungan erat dengan kesuburan, rejeki dan kesejahteraan. Dengan kepercayaan tersebut, pada rumah-rumah masyarakat tradisional Jawa disediakan ruang khusus untuk bersemayamnya Dewi Sri yang dinamakan Senthong.

Senthong adalah ruangan paling belakang yang terdiri dari tiga bagian yaitu : 1. Senthong kanan (patunggon) digunakan untuk kamar tidur bapak dan ibu pemilik rumah 2. Senthong kiri (lumbung) digunakan untuk menempatkan hasil bumi berupa padi dan palawija. 3. Senthong tengah atau Krobongan. Di senthong tengah ini diletakkan pasren atau pedaringan, yaitu tempat tidur lengkap yang ditata indah, dengan bahan kain bermotif cindhe. Pemilik rumah menggunakan ruangan ini untuk melakukan ritual doa, memohon kepada Tuhan agar Dewi Sri berkenan tinggal dan berbaring di pedaringan yang telah disediakan. Karena dengan bersemayamnya Dewi Sri atau Dewi Padi dipercaya bahwa keluarga yang bersangkutan senantiasa dilimpahi berkah rejeki sehingga hidupnya makmur sejahtera lahir batin.

Walaupun jaman sekarang Dewi Sri tidak lagi ditempatkan di Pedaringan Senthong Tengah, rejeki tetap menjadi tujuan utama orang hidup. Oleh karenanya orang berlomba-lomba mengejar Dewi Sri dan menempatkan diri sebagai hamba dari Dewi Sri, baik secara fisik ngawula wadhuk ataupun non fisik keserakahan.

Kemboel Dewi Sri adalah upacara menikmati anugerah Tuhan yang berupa Dewi rejeki dalam kebersamaan, penuh syukur dan sukacita. Ada kehangatan untuk saling bertegur sapa, ada cinta untuk saling merasakan. Kemboel Dewi Sri adalah upaya membangun sikap optimis untuk menikmati rejeki yang dianugerahkan pada hari ini dan secukupnya, tidak perlu disimpan dan diawetkan untuk hari esok, karena hari esok ada rejekinya sendiri. Kemboel Dewi Sri adalah sarana untuk saling membagi kelimpahan rejeki kepada sesama yang membutuhkan dan juga untuk mendapatkan energy untuk bekerja dan berkarya di dalam hidup dan kehidupan.

Pameran lukisan Dewi Sri adalah upaya untuk merefleksi perilaku manusia dalam nenyikapi keberadaan Dewi Sri sebagai dewi padi, dewi rejeki, dewi kesuburan, dan dewi kesejahteraan di jaman globalisasi.

Herjaka HS


BIODATA

Petrus Agus Herjaka atau Herjaka HS, lahir di Yogyakarta, 4 Agustus 1957.

Herjaka dikenal sebagai pelukis bertema wayang. Lulusan Sekolah Seni Rupa Indonesia dan Jurusan Seni Rupa IKIP Yogyakarta ini rutin berpameran sejak 1985. Hingga tahun ini sekitar 30 lebih pameran yang diikutinya, baik pameran bersama maupun tunggal.

Pameran bersamanya antara lain diselenggarakan di Galeri Tembi Yogyakarta, Museum Affandi, Taman Budaya Yogyakarta, Bentara Budaya Yogyakarta, serta di Jakarta, Solo dan Bali. Sedangkan pameran tunggalnya antara lain diadakan di Galeri Tembi Yogyakarta dan Jakarta, Taman Budaya Surakarta, Benteng Vredeburg Yogyakarta, Lembaga Indonesia Prancis Yogyakarta, dan terakhir di Phnom Penh Kamboja. Ia juga membuat ilustrasi wayang dalam sejumlah kalender majalah berbahasa Jawa Djaka Lodang dan Jaya Baya.

Dalam dunia seni ia sempat meraih sejumlah penghargaan, yakni Juara Harapan Lomba Lukis Wayang Tingkat Nasional di Jakarta (1988), Penata Iringan Terbaik Lomba Pertunjukan Rakyat se-Daerah Istimewa Yogyakarta (1990), Nominasi Lomba Logo Bank Tabungan Negara di Jakarta (1991), Nominasi Lomba Cipta Lagu Anak-Anak Bank Central Asia di Jakarta (1994), Juara III Lomba Komik Perdamaian Nasional di Semarang (1999), dan Juara I Lomba Komik Sepak Bola di Goethe Institut Jakarta (2006).

Kini ayah empat orang anak ini bekerja di Tembi Rumah Budaya (sejak 1995), selain mengajar seni lukis di SMA Stella Duce II dan seni rupa di SMA Kolese de Britto.


1 KEMBOEL DEWI SRI adalah upacara menikmati anugerah Tuhan yang berupa Dewi rejeki dalam kebersamaan, penuh syukur dan sukacita. Ada kehangatan untuk saling bertegur sapa, ada cinta untuk saling merasakan. Kemboel Dewi Sri adalah upaya membangun sikap optimis untuk menikmati rejeki yang dianugerahkan pada hari ini dan secukupnya, tidak perlu disimpan dan diawetkan untuk hari esok, karena hari esok ada rejekinya sendiri. Kemboel Dewi Sri adalah sarana untuk saling membagi kelimpahan rejeki kepada sesama yang membutuhkan dan juga untuk mendapatkan energy untuk bekerja dan berkarya di dalam hidup dan kehidupan.

cat minyak pada kanvas
195 cm x 145 cm
karya herjaka Hs 2010

2. SRI GENDHONG Dewi Sri bagi masyarakat tradisional Jawa dijadikan symbol Dewi Padi atau Dewi kesuburan. Baik kesuburan tanah pertanian maupun kesuburan suami isteri. Dengan kepercayaan tersebut, pada rumah-rumah masyarakat tradisional disediakan ruang khusus untuk bersemayamnya Dewi Kesuburan yang dinamakan Pedaringan atau Pasren. Pedaringan adalah tempat tidur yang ditata indah terletak di senthong tengah, ruangan paling belakang di bangunan induk. Di pedaringan inilah dilakukan ritual doa untuk memohon agar Dewi Sri berkenan tinggal dan berbaring di pedaringan yang telah disediakan. Karena dengan demikian dapat dimaknai bahwa keluarga yang bersangkutan senantiasa dilimpahi kesuburan dan kesejahteraan lahir batin. Walaupun jaman sekarang Dewi Sri tidak lagi ditempatkan di Pedaringan Senthong Tengah, makanan atau rejeki dan kesejahteraan masih tetap menjadi tujuan utama orang hidup. Oleh karenanya orang berlomba-lomba mengejar Dewi rejeki kesejahteraan. Bahkan banyak orang menempatkan diri sebagai hamba dari Dewi Sri. Ia rela menggendhong Dewi Sri kemana-mana seperti layaknya binatang tunggangan. Tanpa disadarinya, ketika orang mengejar kesuburan kesejahteraan secara lahir, sesungguhnya jiwanya sendiri menjadi kering kerontang.

Cat minyak pada kanvas
110 cm x 140 cm
Karya herjaka HS 2009
Rp. 15.000.000

3. SRI-JAMU. Banyak petani yang mulai meninggalkan pekerjaannya dan sawahnya. Mereka mengadu nasib ke kotaraja. Namun ada petani yang masih setia dengan panggilannya. Di saat kelesuan singgah di jiwa dan kelelahan menghampiri badannya Dewi Sri berkenan menghampiri petani yang setia untuk memberikan jamu agar sehat, segar, bersemangat dan berpengharapan meneruskan pekerjaannya.

cat minyak pada kanvas
75cm x 60cm
karya herjaka HS 2006
Rp. 5.000.000

4. SAAT TEDUH. Di saat bedhug tengange, ketika matahari berada di atas kepala para petani menghentikan aktivitasnya untuk beritirahat di bawak pohon yang teduh. Waktu yang tepat untuk berhenti sejenak merefleksikan apa yang telah dikerjakan. Sembari menunggu kiriman rejeki yang menjadi sumber kekuatan dan kehidupan selanjutnya.

cat minyak pada kanvas
80 cm x 150 cm
karya herjaka HS no. 2075 tahun 2010
Rp. 9.000.000

5. DEWI KESUBURAN tergolek tak berdaya digerogoti oleh ketamakan, keserakahan dan tindakan semena-mena

cat minyak pada kanvas
70 cm x 50 cm
karya herjaka HS no. 2074 tahun 2010
Rp. 3.000.000

6. AKU MASIH DIBERI WAKTU untuk mengalami bencana tahun ini

cat minyak pada kanvas
195 cm x 145 cm
Karya Herjaka HS no. 2046 tahun 2010
Rp. 20.000.000

7. AJI WUNDRI adalah ajian yang diberikan Dewi Sinta kepada Hanoman untuk memerangi Dasamuka si angkaramurka. Sesungguhnya Aji Wundri adalah pengejawantahan kekuatan seorang Ibu yang menghangatkan, yang mencintai kehidupan dengan tulus, perkasa dan sabar tak terbatas. Hanya orang-orang yang merasa lemah tak berdaya seperti layaknya seorang bayi yang dapat meyerap Aji Wundri

cat minyak pada kanvas
80 cm x 80 cm
karya Herjaka HS no. 207 .. tahun 2010
Rp. 6.000.000

8. PURNAMASIDI. Perpaduan cinta dua sejoli yang sempurna dan disempurnakan akan membuat hidup menjadi indah mempesona

tinta pada kertas
60 cm x 50 cm
karya Herjaka HS tahun 2008
sudah dikoleksi

9. SRI-KUNTUL. Kehadiran Dewi Sri di persawahan untuk membagikan rejeki, tidak hanya kepada para petani tetapi juga kepada bangsa burung.

cat minyak pada kanvas
70 cm x 90 cm
Karya herjaka HS 2010
Rp.6.000.000

10. SRI-IMPORT. Ketika tanah pertanian semakin menyempit, Dewi Padi pun semakain berkurang. Padahal kebutuhan pangan semakin bertambah. Agar kebutuhan pangan tercukupi, didatangkan padi dari mancanegara. Tidak disadari bahwa dengan langkah demikian Petani local semakin tepinggirkan

cat minyak pada kanvas
110 cm x 150 cm
karya herjaka HS 2009
Rp. 12.000.000

11. SRI-WIJI Dewi Sri sedang menabur biji. Bagi masyarakat tradisional Jawa, Dewi Sri dijadikan symbol kesuburan tanah pertanian maupun kesuburan suami isteri. Dengan kepercayaan tersebut, pada rumah-rumah masyarakat tradisional disediakan ruang khusus untuk bersemayamnya Dewi Kesuburan yang dinamakan Pedaringan atau Pasren. Pedaringan adalah tempat tidur yang ditata indah terletak di senthong tengah, ruangan paling belakang di bangunan induk. Di pedaringan inilah dilakukan ritual doa untuk memohon agar keluarga yang bersangkutan senantiasa dilimpahi berkah. Setiap benih yang disebarkan tumbuh subur dan mensejahterakan keluarga lahir batin.

cat minyak pada kanvas
80 cm x 60 cm
karya herjaka HS 1998
Rp. 6.000.000

12. SRI-TIKUS. Kalau hanya untuk perutnya sendiri, Dewi Sri membiarkan tikus-tikus yang ada menikmati hasil panen sampai kenyang. Karena kekayaan negri ini melimpah-ruah, cukup untuk mennyejahterakan rakyatnya. Namun sayang kemurahan Dewi Sri tersebut telah disalah gunakan oleh tikus-tikus saat ini. Mereka makan dengan rakus. Jatahnya orang lain dimakan habis, termasuk jatahnya anak-cucu. Tikus-tikus tersebut dengan sadar telah merampas kesejahteraan rakyat.

cat minyak pada kanvas
60 cm x 50 cm
karya herjaka HS 2010
sudah dikoleksi

13. RAME ING GAWE. Lesung adalah tempat untuk menumbuk padi hingga menjadi beras dan siap dikonsumsi. Pekerjaan tersebut banyak dilakukan oleh wanita. Mereka melakukannya dengan ketulusan dan suka cita. Kehadiran Dewi Sri dan Dewa Sadana yang adalah pasangan kesuburan menjadi tanda kesejahteraan. Sementara kehadiran Bocah Bajang merupakan symbol kerja keras yang tak pernah henti untuk mencapai kesejahteraan lahir batin

cat minyak pada kanvas
150 cm x 80 cm
karya herjaka HS 2010
Rp. 11.000.000

14. CHECK IN Dewi Sri adalah dewi Padi, lambang kesuburan dan kesejahteraan. Dipercaya bahwa, ketika Dewi Sri dan Dewa Sadana pasangannya datang dan kemudian berkenan singgah disuatu tempat, maka tempat tersebut akan mengalami kemakmuran dan kesejahteraan lahir batin

cat minyak pada kanvas
80 cm x 120 cm
karya Herjaka HS, tahun 2009
Rp. 7.000.000

15. BERAT SAMA DIPIKUL. Kawula Padepokan Saptaarga (tujuh Gunung) bahu mebahu memikul hasil bumi yang diwujudkan dalam bentuk Gunungan Lanang dan Gunungan Wadon. Setelah sampai di Pendopo induk Padepokan, para kawula melakukan puja-puji dan kemudian membagi-rata kedua gunungan tersebut kepada kawula Saptaarga. Kedua gunungan tersebut adalah symbol dari kemurahan dan keberpihakan seorang pemimpin kepada rakyatnya, dengan tujuan agar rakyatnya makmur dan sejahtera

cat minyak pada kanvas
145 cm x 95 cm
karya herjaka HS 2008
Rp.15.000.000

16. SEBERKAS CAHAYA ILLAHI TERPERCIK DARI LEHERNYA. Di medan perang Bharatayuda, tiba-tiba Durna yang waktu itu menjadi senapati agung kehilangan semangat dan jatuh terkulai tanpa daya. Ia tidak sedang dikalahkan musuhnya. Tetapi karena semakin santer kabar yang ia dengar bahwa Aswatama, anak semata wayang yang sangat ia dicintai gugur di medang perang. Tama mati! Tama mati! Tama mati!!! Pikiran Durna kalut, ia membayangkan bahwa Aswatama telah berada dipangkuan Batari Wilutama ibu Aswatama yang telah meninggalkannya sejak masih bayi. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Drestajumena, yang menjadi senapati lawan.

tinta pada kertas
66cm x 46cm
karya herjaka HS 2006
Rp. 4.000.000

17. SRI-BUANG. Lebih dari 20% butir padi terbuang percuma ketika para petani menggunakan sabit untuk memotong batang padi dan kemudian merontokan butir-butir nya dengan cara menggepyokkan di papan kayu. Tidak seperti ketika cara memanen padi dengan menggunakan Ani-ani. Tangkai demi tangkai dipotong dengan kelembutan, untuh kemudian dimasukkan di tenggok. Jangan bersedih padi-padiku. Jaman sudah berubah. Terima saja dengan ikhlas apa yang dilakukan para petani terhadap kita, hibur Dewi Sri kepada butir-butir padi yang kesakitan dimakan burung.

cat minyak pada kanvas
80 cm X 150 cm
karya herjaka tahun 2010
Rp. 8.000.000

18. SRI- ULAR SAWAH. Dewi Sri bekerja sama dengan ular sawah untuk menjaga tanaman padi dari serangan hama tikus. Namun saking kuatnya hama yang menyerang, ular sawah tak kuasa menanggulanginya.

cat minyak pada kanvas
87 cm x 117.5 cm
karya herjaka HS tahun 2003
Rp. 7.000.000

19. SRI- GUNUNG. Sri, sama-sama memberi kesuburan

tinta pada kertas
50 cm x 70 cm
karya herjaka HS 2010
Rp. 2.500.000

20. MEMANGGIL SRI. Dalam hening Semar berseru-seru agar Dewi Sri segera kembali, supaya rakyat menjadi sejahtera.

tinta pada kertas
48 cm x 56 cm
karya herjaka HS
Rp.3.000.000

21. TIDAK TERSISA. Setelah menghabiskan semua kesuburan yang ada, ia tertidur lelap. Bukan karena ia kenyang dan puas, tetapi karena ia ingin selalu makan dan makan lebih banyak lagi.

cat minyak pada kanvas
85cm x 85 cm
karya herjaka HS 2008
Rp. 5.000.000

22. SRI- TEBU

cat minyak pada kanvas
150 cm x 200 cm
karya herjaka HS 2010
sudah dikoleksi

23. PASANGAN KESUBURAN

tinta pada kertas
34 cm x 48 cm
karya herjaka HS 2010
Rp. 2.500.000

24. KIDUNG SUNGAI GANGGA. Di Sungai Gangga inilah Kunthi membuang Karna anaknya. Dan Sunggai Gangga ini pulalah Kunthi berjumpa dengan Karna yang sudah dewasa. Namun malang bagi Kunthi, satu kata yang ia damba tidak pernah keluar dari mulut Karna, yaitu Ibu

tinta pada kertas
34 cm x 48 cm
karya herjaka HS 2010
Rp.2.000.000

25. DAMAI SEJAHTERA. Padepokan Saptaarga adalah padepokan yang mengajarkan cintakasih. Cinta antara guru dan murid, cinta antara sesama ciptaan dan cinta terhadap lingkungan. Karena sesungguhnya mereka saling membutuhkan.

tinta pada kertas
35 cm x 45 cm
karya herjaka HS
Rp.3.000.000

26. MENCARI SRI. Semar bergegas mencari Dewi Sri yang tiba-tiba hilang ditelan bumi

tinta pada kertas
50 cm x 70 cm
karya herjaka HS 2010
Rp.3.000.000

27. SRI-KUNGKUM

cat minyak pada kanvas
47 cm x 60 cm
karya herjaka HS 2010
Rp.2.000.000

28. BISMA & 3 DEWI. Resi Bisma tidak pernah dapat melupakan bayangan Dewi Amba, Dewi Ambika dan Dewi Ambalika yang pernah ia sia-siakan

tinta pada kertas
50 cm x 70 cm
karya herjaka HS 2010
Rp.2.500.000

29. SRI-BALI. Pada suatu saat ketika Dewi Sri yang adalah Dewi Kesuburan dan Semar yang adalah Dewa Kesuburan bertemu, maka harapan akan sebuah negara yang gemah ripah lohjinawi sudah diambang pintu.

cat minyak pada kanvas
54 cm x 66 cm
karya herjaka HS 2010
Rp. 3.000.000

30. MASIH ADA KESUBURAN

tinta pada kertas
50 cm x 70 cm
karya herjaka HS 2010
Rp. 3.000.000