Lebih Dekat Dengan Indramayu
Pertunjukkan Terakhir Sang Maestro Tari

Kabupaten Indramayu, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Indramayu, sebagai pusat pemerintahan. Titik keramaian yang ada di Indramayu terletak di Jatibarang. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Cirebon di tenggara, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang, serta Kabupaten Subang di barat. Itu sedikit informasi tentang Indramayu yang saya dapat dari pencarian di internet. Tidak banyak yang saya tahu tentang Indramayu, yang saya tahu hanya mangga Indramayu yang terkenal enak dan manis itu, rasanya kurang pas kalau tidak membawa oleh-oleh mangga Indramayu jika berkunjung kesana. Tapi kali ini saya mendatangi Indramayu yang ada di Jakarta, Bentara Budaya Jakarta lah yang membawa Indramayu lebih dekat dengan kota metropolitan ini.

Dengan tema Indramayu dari dekat, Bentara Budaya menampilkan beragam seni budaya dari kota tersebut mulai dari 4 Agustus 8 Agustus 2010. Tak hanya foto-foto lama kota Indramayu, ada juga beragam wayang dan batik Indramayu yang disuguhkan untuk lebih tahu mengenai seni dan budaya dari Indramayu. Dalam pembukaan pameran, Direktur Eksekutif Bentara Budaya, Efix Mulyadi mengatakan selama ini gaung dari Indramayu kurang terdengar, jika sejauh ini hanya mangga yang dikenal di Indramayu, ini satu langkah lagi Bentara Budaya menampilkan wajah Indonesia yang sangat kaya akan nilai seni dan budaya. Memang awalnya cukup sulit memilih jenis ekspresi seni budaya dari Indramayu yang betul-betul independent dari daerah sekitarnya, tapi akhirnya kita bisa menampilkan seni budaya Indramayu di Bentara Budaya Jakarta, katanya saat pembukaan pameran.

Memasuki ruang pamer, terpampang beragam jenis batik khas Indramayu, konon kehidupan nelayan Indramayu yang dramatis rupanya tercermin lewat beberapa motof batiknya, yang menampilkan aneka mahluk laut dan warna-warna kehidupan di pesisir. Di sisi kiri, ada beragam koleksi wayang, kesenian wayang memang masih kental melekat pada masyarakat Indramayu. Wayang Kulit Indramayu sebenarnya tak ada bedanya dengan wayang kulit Jawa dan Cirebon, perbedaannya terletak pada perbedaan bahasa yang digunakannya. Penggunaan bahasa setempat menjadi khas baik lakon maupun guyonannya. Satu lagi yang membuat saya tertarik bahkan duduk berlama-lama di sisi belakang, ada seorang pembuat topeng yang asik membuat topeng khas Indramayu. Namanya mang Cucun, dengan terampil ia mengikis kayu dan mengukir tiap sudut kayu sampai menjadi sebuah topeng, meski sedang konsentrasi mengukir, ia menjawab setiap pertanyaan pengunjung.

Kayu jaran namanya, itu bahan utama untuk membuat topeng-topeng khas Indramayu ini, kayu jaran sangat mudah ditemui di Indramayu, karena kayu ini relatif mudah dibentuk dan tidak terlalu keras, maka sangat cocok menjadi bahan membuat topeng. Dengan alat sederhana, seperti pisau ukir besar dan kecil, palu, cat warna dan pulpen mang Cucun sudah membuat ratusan bahkan ribuan topeng. Mang Cucun memang sudah sejak remaja belajar membuat topeng, hebatnya lagi ia mempelajari membuat topeng ini otodidak, tidak sulit katanya, hanya butuh konsentrasi dan ketekunan. Satu topeng saya buat paling lama satu minggu, tidak susah, yang susah ya mencari karakter dari topeng, biasanya saya membuat sesuai lima tokoh topeng yang ada, Panji, Samba, Rumyang, Tumenggung, dan Kelana. Kalau soal harga beragam, ada sekitar 250 sampai 300 ribu ujarnya.

Topengnya memang beragam, saya jadi penasaran ada topeng yang halus dan berwajah tampan, ada juga topeng yang terlihat sangar dengan warna merah tua menyala, katanya kalau yang halus melambangkan seorang pemimpin yang adil, arif dan bijaksana, nah karakternya divisualkan dalam topeng yang berwajah lembut. Sedangkan wajah sangar dan warna merah melambangkan sifat amarah, murka tapi berjiwa pemimpin yang tangguh. Itu baru topengnya saja, acara puncaknya pun dimulai, pentas tari topeng oleh sang maestro tari topeng dari Indramayu, Mimi Rasinah yang fenomenal itu.

Pertunjukkan Terakhir

Beruntung cuaca masih bersahabat malam itu, meskipun sempat hujan. Sebelum dimulai pertunjukkan tari topeng, cucu dan cicit dari Mimi Rasinah lebih dulu tampil membawakan Tari Topeng Kelana Gandrung dan Tari Topeng Tumenggung. Mereka sangat membanggakan, di usia dini mengapresiasi seni budaya daerah mereka dengan baik, dengan lemah gemulai mereka menari membuat penonton terkesan karena kelincahan gerak tangan dan tubuhnya. Usai mereka, ini yang saya tunggu, kemunculan sang maestro tari topeng, Mimi Rasinah, karena stroke yang dideritanya, Rasinah terpaksa dibopong keatas panggung dan didudukkan diatas bangku yang sudah disediakan. Diatasnya berdiri sang cucu yang akan menari bersama Rasinah seperti pertunjukkan yang sudah-sudah.

Lalu dia mulai menari mengikuti irama musik yang mengiringi tarian bersama cucunya. Rasinah tampil lengkap dengan dandanan dan pakaian khas penari topeng, tubuhnya yang kurus dan kulit keriputnya membuat saya terpana dan bertanya-tanya, apakah ia masih sanggup menari. Ketika tangan keriputnya mulai bergerak mengikuti lagu, dan sesekali pundaknya berusaha digerakkan, semua penonton bertepuk tangan, melihat wajahnya tanpa ekspresi saya malah terharu, sesekali ia mengangkat selendang yang ada dipinggangnya, jari tangannya diliuk-liukkan demi memberikan gerak tari yang terbaik. Sebegitu cintanya Rasinah dengan tari topeng, bahkan di usianya yang sudah mencapai 80 tahun dan terkena stroke, ia masih memaksakan diri menari diatas panggung.

Perlahan gerak Rasinah melambat, hampir satu jam ia menari. Musik pun berhenti pembukaan pameran dinyatakan selesai dengan berakhirnya tarian topeng dari sang maestro. Rasinah bersama cucu dan cicitnya memberi hormat ketika tepuk tangan semakin riuh usai pertunjukkan. Saya bangga bisa menyaksikan pertunjukkan terakhir dari Rasinah, karena kemarin Minggu (8 Agustus 2010), beliau meninggal dunia. Meskipun telah tiada, nenek bertubuh mungil itu telah memperlihatkan semangat dan dedikasi tinggi untuk mencintai seni dan budaya bangsa. Ia memberi inspirasi dan mengenalkan tari topeng kepada masyarakat luas, semoga harapan Rasinah meneruskan proses regenerasi tari topeng Indramayu akan tercapai dan terus ada. Selamat jalan Mimi Rasinah

Natalia