Anak Band Bikin Komik Geliat bangkitnya komik Indonesia nampaknya sudah mulai menjalar ke berbagai kalangan, bayangkan saja, anak band yang notebene hanya mahir mengarang dan mencipta lagu, tiba-tiba terpikir untuk membuat komik dan mempublikasikan komiknya. Dia lah Indra Prasta dan Aang Anggoro dua personil dari kelompok band The Rain, Indra sang vokalis dan Aang drummer, berkolaborasi dalam menciptakan sebuah komik berjudul Komik Cihuy Anak Band. Lalu bagaimana ceritanya, Indra dan Aang bisa terpikir untuk membuat komik, semua berawal dari Indra yang tiba-tiba terpikir membuat sesuatu yang berbeda dalam rangka ulang tahun The Rain yang ke-8, Indra yang sangat menggemari komik dan bercita-cita menjadi komikus sejak kecil akhirnya mencoba merealisasikan cita-citanya dengan membuat komik.
Indra memang tak hanya mahir menulis lirik lagu, dalam kesehariannya ia sudah seringkali menulis beberapa fragmen tentang realita anak band, namun cita-cita nya tak benar-benar menjadi kenyataan, karena ia memiliki kesulitan menuangkan ide ceritanya kedalam gambar. Akhirnya Aang disunting Indra untuk merampungkan komik yang isinya bercerita tentang kehidupan anak band ini. Untuk seorang pemula, kolaborasi Indra dan Aang lumayan, dari cover yang sederhana dan ide cerita yang sederhana, membaca komik ini saya jadi tahu bagaimana kehidupan anak band. Memang tidak semua anak band memiliki cerita yang sama, tetapi Indra mengaku sebagian besar kehidupannya ya seperti dalam komik ini. Awalnya saya mencari forum-forum komik, saya banyak tanya pada yang sudah berpengalaman, saya juga terinspirasi dengan Benny & Mice yang fenomenal itu. Mereka banyak menyindir tentang kehidupan di Jakarta namun dikemas dengan humor, itu juga yang saya coba terapkan dalam komik ini, papar Indra Setelah membaca komiknya, ya tidak bagus-bagus amat dan tidak jelek-jelek amat. Lumayan sebagai pemula, tidak ada rasa komik jepang, atau pun meniru karakter komik manapun, karakter fiksi yang mereka buat benar-benar original ala Aang yang jebolan ISI Fakultas Seni Rupa dan Desain. Struktur gambar dan ceritanya cukup baik, detail gambar benar-benar menggambarkan suasana yang diceritakan. Tak hanya cerita lucu, sesekali Indra menyelipkan pengetahuan, bagaimana pekerjaan manager sebuah band, event organizer, bahkan berapa bayaran untuk tampil dalam acara-acara musik live seperti Inbox, Dahsyat atau Derings. Menurut pengalamam Indra, ada seorang temannya sesama anggota band yang mengeluh padanya karena terlalu sering tampil dalam acara musik tersebut. Saya akhirnya bisa mengerti kenapa mereka mengeluh, karena keluarga di kampung berpikir sering tampil di televisi pasti bayarannya besar, padahal tidak seperti bayangan mereka. Alhasil ketika pulang kampung yang minta traktir banyak, jelas Indra.
Cerita ironis lain adalah soal RBT (ring back tone) yang beritanya bisa menjadi luar biasa, salah satu contohnya RBT almarhum Mbah Surip yang kabarnya mencapai 2 M lebih dari lagunya yang berjudul Tak Gendong. Tentu saja keluarga Mbah Surip yang tidak tahu menahu sistem RBT langsung bertanya kebenarannya. Nah disini, Indra coba menjelaskan kalau hitungan kasarannya adalah jika biaya aktivasi Rp.7000, maka provider dan perusahaan rekaman membagi hasil 50:50. Nah band akan mendapat kurang lebih 10 % dari bagian label, dan yang 10 persen itu dibagi rata ke masing-masing personil setelah dipotong pajak, hasilnya kira-kira 1 persen dari biaya aktivasi. Cerita itu hanya sebagian dari banyak cerita dan realita lain anak band yang disuguhkan Indra dan Aang dalam komik ini, masih banyak curahan hati lain yang coba disampaikan mereka dalam komik tipis ini. Karya mereka layak diapresiasi, karena Indra mengaku komiknya ini bukan jalan lain mencari uang atau frustasi karena nama bandnya mulai tenggelam. Selain ingin berbagi cerita kepada masyarakat Indonesia, Indra dan Aang berharap komik informatif ini sedikit membantu pergerakan komik lokal yang semakin hilang tergilas arus komik luar. Natalia |