Johan Ardika
Melukis Dengan Hati
Pelukis bernama Johan Ardika ini baru saja menyelesaikan kuliahnya di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan seni lukis. Sejak tahun 2003, pria kelahiran Jakarta, 18 Maret 1984 ini aktif memamerkan karya-karya di berbagai tempat, antara lain, Pameran Komik PDKT Universitas Trisakti, Pameran Lukis Mayor 3 dan 4 di Ruang Pamer IKJ, Pameran di Kedutaan Norwegia, Jakarta, dan baru-baru ini ia berpameran tunggal di Tembi Rumah Budaya, sejak 4-24 Maret 2010 mendatang. Johan Ardika, pria yang mengaku dirinya seniman ini memakai tema SOULFUL untuk pameran tunggalnya di Tembi Rumah Budaya, Gandaria, Jakarta Selatan.
Soal tema yang diangkat, si pelukis mencoba memperlihatkan sebuah karya yang dibuat dengan jiwa. Sesuatu yang terlihat dalam jiwanya mewakili curahan hati tentang perjalanan hidupnya bersama orang-orang disekelilingnya, orang yang disayang, mantan pacar, teman-teman bandnya, teman curhat, yang dicurahkan lewat karyanya. Dari seluruh karyanya, entah kenapa yang menonjol justru kisah cintanya bersama sang kekasih. Ini terlihat dari tiga karyanya yang berseri berjudul, Aku melihat sesuatu dimatamu dan sesuatu itu adalah cinta, diatas kanvas berukuran 130x170 cm yang menurut Johan menceritakan tentang pertemuan pertamanya dengan kekasih, seri kedua adalah kisah kencan pertamanya berjudul Terima kasih tuhan telah kau turunkan hujan sehingga aku dan dia bisa bersama lebih lama, diatas kanvas berukuran 150x100 cm, dan seri terakhir adalah gambar yang sebetulnya menceritakan kisah cintanya yang berakhir dengan judul Yesterday diatas kanvas berukuran 110x135 cm.
Namun Johan tak melulu membuat karya yang menceritakan perjalanan cintanya, selain tiga karya berserinya diatas, Johan membuat beberapa karya lain berjudul Beauty, Berdansa dengan latar belakang magenta, dan masih banyak lagi lukisan yang menurutnya ia buat dengan jiwa. Setiap subjek dalam lukisannya dibuat Johan persis seperti aslinya, mengenai gayanya ini, Johan setuju dengan ungkapan dosennya saat mengatakan gaya melukisnya ini lebih tepat dikatakan realisme populer, tema karya yang dibuat nyata namun digarap dengan gaya populer atau pop art. Tapi gue nggak mau disebut pelukis dengan aliran tertentu, bagi gue membuat karya tidak terpaku pada gaya dan teknis, tetapi lebih kepada soul, lagipula hidup itu berkembang dan dinamis jadi jangan sampai terjebak pada satu gaya katanya.
Satu hal lagi yang menarik dari karya-karya Johan, sebuah lukisan setengah terbakar yang dipasang terbalik. Johan mengaku lukisan tersebut dibuatnya dengan hati dan cinta bersama orang spesial, setelah tidak lagi spesial Johan melakukan performance art dengan membakar lukisan istimewanya itu. Sedikit pesan manis yang tertinggal dalam katalog pamerannya malam itu Johan Ardika adalah orang yang selalu penuh kejutan, hal ini juga terpancar dari karya-karyanya yang selalu membuat saya tertawa kecil hingga terdiam karena rasa kagum, dia selalu berhasil membuat saya menantikan kejutan-kejutan selanjutnya yang ia buat. Zefanya Deby, mantan pacar. Semoga Johan bisa mewujudkan keinginannya untuk menjadi seniman yang mengikuti hati.
Titin