Pameran Lukisan Tunggal "Ube"
Jujur Dalam Berkarya

Pameran lukisan tunggal Dwi Wicaksono Suryasumirat atau Ube telah berlangsung sejak 5-26 Febuari 2010 mendatang di Tembi RUMAH BUDAYA, Gandaria Jakarta Selatan. Ada yang unik dari pameran tunggal lukisan Ube kali ini. Memilih judul pameran Nol, Ube mengekspresikan diri lewat karya-karyanya yang bebas dan apa adanya. Kata Nol sendiri menurut Ube memiliki banyak makna, pertama Nol adalah tanda awal ia melangkah di dunia seni rupa, kedua nol sama dengan kosong, artinya dalam membuat karya Ube memilih kosong dan mengalir apa adanya tanpa harus memikirkan tema atau bagaimana cara membuat karya yang indah. Dan terakir, nol adalah angka yang melingkar tanpa ujung, ia berharap dalam membuat karya tidak ada yang bisa membatasi, sama seperti angka nol, terus berkarya tanpa ujung.

Memilih menggambar berdasarkan kehidupan sehari-hari adalah inspirasi Ube dalam membuat karya-karyanya yang dipamerkan di Tembi RUMAH BUDAYA, beberapa karyanya justru benar-benar menceritakan kehidupan asli si pelukis. Kesan pertama yang muncul saat melihat karya pria yang pernah berpameran di Benteng Vredeburg, Yogyakarta ini adalah gambar yang kekanak-kanakan dan sangat jujur meski ia mengaku ada karyanya yang lahir dari kegelisahan pada dunia seni lukis yang coba ia tuangkan dalam gambar, salah satunya pada karya Ube yang berjudul All About Of My Toys yang menurut beberapa orang karya Ube tersebut belum selesai sepenuhnya. Buat saya, karya itu sudah selesai. Jadi tidak perlu ditambah-tambahi agar terlihat manis atau indah, dalam membuat karya tidak perlu pusing memikirkan apa yang ingin dibuat, biarkan saja mengalir apa adanya tanpa harus memanis-maniskan sebuah karya, paparnya.

Karyanya yang lain adalah Jangan Ada Jagoan Diantara Kita, karyanya itu menggambarkan kehidupan nongkrong ala anak kampus, yang menurut Ube masih ada saja orang atau teman nongkrongnya yang merasa jagoan, suka berantem dan merasa paling kuat. Nggak perlulah seperti itu, semua orang juga bisa berantem dan jago berantem, jadi nggak perlu ada yang paling jago diantara kita, jelasnya singkat. Masih banyak lagi makna lain dalam setiap karya Ube, dan ia berharap setiap orang yang melihat karyanya bisa menikmati tanpa harus pusing dan terbebani makna yang terkandung dalam setiap karyanya. Karena yang paling penting baginya, pameran tunggal ini adalah ajang pamer karya demi eksistensinya dalam dunia seni rupa, khususnya melukis.

Ube memang urakan, Ube memang terlihat kekanak-kanakan, namun ia mengaku dewasa dalam berpikir. Idealisme dalam berkarya adalah hal terpenting dalam urusan membuat karya, Ube sempat bersyukur tidak terlahir pada jalan seni rupa konvensional yang memiliki banyak patokan dan aturan. Karena dengan begitu ia bisa bebas berkarya dan membuat apa saja sesuai keinginan hatinya, berkarya baginya bukan untuk mencari penghasilan, tetapi demi kepuasan batin. Sebuah karya bagi Ube bukan barang yang harus dijual, tetapi barang yang sangat agung dan harus hormati, Ya itulah Ube yang kekanak-kanakan.

Titin