Menjaga Warisan Budaya Bangsa
Ada tiga situs warisan bangsa sampai saat ini yang ditetapkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) masuk dalam daftar warisan dunia (world heritage sites), yaitu Kompleks Candi Borobudur, Kompleks Candi Prambanan, dan Situs Manusia Purba Sangiran. Untuk masuk dalam daftar warisan dunia tidak mudah, apalagi harus bersaing ketat dengan berbagai negara yang saling berlomba menominasikan warisan budaya mereka.
Untuk bisa diakui dunia, warisan budaya tiap bangsa memiliki kriteria yang biasa disebut, Nilai Universal Luar Biasa (Outsanding Universal Value), artinya warisan budaya tersebut harus memiliki makna yang amat penting bagi manusia dan kebudayaan yang melampaui batas-batas negara dan bangsa. Dengan kata lain, nilai pentingnya diakui oleh semua umat manusia, baik generasi sekarang maupun yang akan datang.
Sayangnya ketika warisan budaya bangsa ini telah diakui di dunia, banyak masyarakat Indonesia sendiri yang kurang sadar, dengan dan tidak banyak tahu tentang sejarah dan keeksotikan warisan budaya yang sudah berdiri sejak tahun 850 masehi ini. Kebanyakan orang hanya tahu kompleks Candi Borobudur, dan sampai saat ini Borobudur masih menjadi tempat wisata paling populer dibanding kompleks candi lain di sekitar, seperti Candi Prambanan dan Candi Sewu.
Selain merupakan kompleks candi yang diakui telah mewakili karya rancang yang luar biasa, setidaknya se-Asia Tenggara, ada sebuah legenda menarik yang kerap diceritakan masyarakat Jawa tentang Candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.
Banyak bagunan indah dan sejarah menarik yang bisa digali dari warisan budaya bangsa tersebut, karena itu, pada 14 januari 2010 kemarin, telah dibuka secara resmi pameran Candi Prambanan dan Candi Sewu yang berlangsung hingga 24 Januari 2010 di Bentara Budaya Jakarta. Selain sebagai pelestarian budaya, dan mensosialisasikan benda-benda cagar budaya milik bangsa, pameran ini diharapkan mampu memberikan kesadaran pada masyarakat betapa warisan budaya ini sangat indah dan harus dijaga.
Selain memamerkan potongan-potongan candi, dalam pameran ini ada juga sejumlah foto berukuran besar yang menceritakan mengenai pemugaran candi prambanan dan candi sewu yang sempat rusak pasca gempa bumi di Jogjakarta 27 mei 2006 silam. Semoga masyarakat bisa mengapresiasi pameran ini dengan baik dan melestarikan benda cagar budaya yang seharusnya sudah menjadi kewajiban bangsa Indonesia.
Titin