Menelusuri jejak-jejak
situs kerajaan Mataram Islam
Pertapaan
Kembang Lampir
Kembang
Lampir merupakan petilasan Ki Ageng Pemanahan yang terletak di Desa
Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Tempat ini
merupakan pertapaan Ki Ageng Pemanahan ketika mencari wahyu karaton
Mataram. Ki Ageng Pemanahan merupakan keturunan Brawijaya V dari
kerajaan Majapahit. Dalam bertapa itu akhirnya ia mendapat petunjuk
dari Sunan Kalijaga bahwa wahyu karaton berada di Dusun Giring,
Desa Sodo, Kecamatan Paliyan, Gunung Kidul. Untuk itu ia diperintahkan
oleh Sunan Kalijaga untuk cepat-cepat pergi ke sana. Sampai di Sodo
ia singgah ke rumah kerabatnya, Ki Ageng Giring.
Diceritakan
bahwa di tempat itu Ki Ageng Giring dan Pemanahan "berebut"
wahyu karaton yang disimbolkan dalam bentuk degan (kelapa muda).
Barangsiapa meminum air degan itu sampai habis, maka anak keturunannya
akan menjadi raja Tanah Jawa. Konon degan tersebut merupakan simbol
persetubuhan dengan seorang puteri. Dalam perebutan wahyu tersebut
Ki Ageng Pemanahan yang berhasil memenangkannya. (Lihat rubrik:
Makam Ki Ageng Giring).
Untuk
dapat sampai ke tempat pertapaan ini pengunjung harus melewati anak
tangga permanen yang telah dibangun. Adapun denah kompleks Kembang
Lampir berbentuk angka 9 (sembilan). Hal ini sebagai tanda bahwa
kompleks itu dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX. Bangunan
yang ada di sana antara lain : Bangunan induk sebagai tempat penyimpanan
pusaka "Wuwung Gubug Mataram dan Songsong Ageng Tunggul Naga"
serta dua buah Bangsal Prabayeksa di kanan dan di kiri. Menurut
jurukunci, Surakso Puspito, sebagai penghormatan kepada para pepundhen
Mataram di kompleks itu juga dibangun beberapa patung antara lain
: Panembahan Senapati dan Ki Ageng Pemanahan, serta Ki Juru Mertani.
PINTU
GERBANG:
Gerbang ini merupakan satu-satunya jalan untuk naik menuju Bangsal
Prabayeksa.
KOMPLEKS
KEMBANG LAMPIR:
Kembang Lampir dibangun di atas sebuah bukit dan dikelilingi pagar.
Kalau kita berada di Bangsal Prabayeksa, maka kita dapat menikmati
keindahan pemandangan di desa Giri Sekar tersebut.
KETATNYA
BIROKRASI:
Situs sejarah Mataram ini sebenarnya sangat menarik untuk dikunjungi
para peneliti,
sejarawan, pelajar, dan wisatawan umum. Hanya sayang birokrasi yang
ditetapkan
jurukunci sangat ketat sehingga hanya orang-orang yang dapat memenuhi
persyaratan tertentu
(misalnya harus membawa kembang telon 'tiga jenis', minyak wangi,
dan kemenyan)
saja yang diijinkan masuk ke tempat ini.
PENDAPA
PEZIARAH :
Pendapa peziarah tampak dari bawah.
Pada tempat inilah para pengunjung diwajibkan berdoa dan memohon
sesuatu seperti:
murah rezeki, naik pangkat, disukai atasan, dan sebagainya melalui
perantaraan Ki Ageng Pemanahan.
Pengunjung yang tidak mampu berdoa sendiri bisa minta bantuan supaya
didoakan oleh jurukunci,
selanjutnya jurukunci akan memberitahu kepada peziarah tentang
wangsit, wisik, sanepa yang didapat dari Ki Ageng.
Tempat
Pemujaan Kembang Lampir
|