Tari Gatotkaca Gandrung, Menampilkan Sisi Romantisme Sang Ksatria Gagah

29 Mar 2014 Tari ini ingin menunjukkan sisi romantisme Gatotkaca yang selalu diidentikkan dengan ksatria yang gagah perkasa di medan perang. Penggambaran profil yang demikian seperti meminggirkan sisi-sisi kehidupan yang lain dari tokoh Gatotkaca, termasuk sisi percintaannya dengan wanita pujaan.

Menari bersama sebelum special performance Tari Gatotkaca Gandrung di Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa, Yogyakarta, difoto: Selasa malam, 18 Maret 2014, foto: a.sartono
Menari bersama sebelum special performance 
Tari Gatotkaca Gandrung di Yayasan Pamulangan 
Beksa Sasminta Mardawa, Yogyakarta

Salah satu kegiatan yang diselenggarakan Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa (YPBSM) Yogyakarta adalah apa yang disebut Selasa Legen (dari nama hari dan pasaran Jawa: Selasa pasaran Legi). Selasa Legi, 18 Maret 2014 merupakan Selasa Legen ke-11 bagi YPBSM.

Pada acara Selasa Legen inilah YPBSM selalu menampilkan atau mementaskan karya tari yang merupakan karya asli dari mendiang Rama Sas (Kanjeng Raden Tumenggung Sasminta Mardawa). Untuk Selasa Legen 18 Maret 2014 tersebut YPBSM secara khusus mementaskan Tari Gatotkaca Gandrung atau Gatotkaca-Pergiwa.

Penari pria pun menari bersama sebelum Tari Gatotkaca Gandrung di Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa ditampilkan, difoto: Selasa malam, 18 Maret 2014, foto: a.sartono
Penari pria pun menari bersama sebelum 
Tari Gatotkaca Gandrung

Menurut Ibu Sutiyah (sesepuh YPBSM), Selasa Legen memang dikhususkan untuk special performance karena hari tersebut merupakan tingalan (peringatan hari kelahiran) dari Rama Sas. Jadi karya yang ditampilkan memang karya yang jarang dipertunjukkan. Tari Gatotkaca Gandrung memang relatif jarang dipertunjukkan, lebih-lebih karya asli dari Rama Sas.

Tari Gatotkaca Gandrung atau Tari Gatotkaca-Pergiwa yang dipentaskan di Pendapa Ndalem Pujakusuman, Jl Brigjen Katamso ini ditarikan oleh dua orang penari yang menjadi murid langsung Rama Sas. Masing-masing penari tersebut adalah Drs Surojo MHum dan Dra Veronica Retnaningsih.

Ibu Siti Sutiyah, BA. (67), pengasuh YPBSM dan istri mendiang KRT. Sasminta Mardawa bersama salah satu cucunya, difoto: Selasa malam, 18 Maret 2014, foto: a.sartono
Ibu Siti Sutiyah (67), pengasuh YPBSM dan istri 
mendiang KRT Sasminta Mardawa 
bersama salah satu cucunya

Tari tersebut menuntut ketepatan gerak dengan iringan dan aba-aba dari alat iringan (semacam kentongan) yang disebut keprak, serta tembang yang mengiringinya. Selain itu juga dibutuhkan kekompakan dengan pasangannya. Kesalahan perhitungan olah gerak akan menampakkan kekakuan dan ketidaknyamanan karena terasa mengganggu harmoni yang dibangun. Ketidaktepatan hitungan juga akan mengganggu gerakan tari dari pasangannya.

Tari Gatotkaca Gandrung sebenarnya diambil dari kisah Mahabarta sebelum berlangsung perang besar: Baratayuda. Dalam kisah tersebut Gatotkaca jatuh cinta kepada Dewi Pergiwa, putri Arjuna. Lesmana Mandrakumara juga jatuh cinta kepada Dewi Pergiwa.

Dengan segala muslihat yang dimotori Patih Sengkuni, Lesmana melamar Dewi Pergiwa dan diterima. Demi mendengar itu Gatotkaca mendatangi Dewi Pergiwa dan ingin bunuh diri di hadapannya. Namun usaha ini digagalkan Pergiwa. Pergiwa mengatakan bahwa ia menerima lamaran Lesmana hanya untuk menguji seberapa besar cinta Gatotkaca kepadanya. Mengetahui hal itu Gatotkaca sangat senang hatinya. Akhirnya cinta mereka bisa bersatu dalam perkawinan.

Salah satu adegan Tari Gatotkaca Gandrung garapan mendiang Rama Sas, difoto: Selasa malam, 18 Maret 2014, foto: a.sartono
Salah satu adegan Tari Gatotkaca Gandrung 
garapan mendiang Rama Sas

Tari ini ingin menunjukkan sisi romantisme Gatotkaca yang selalu diidentikkan dengan ksatria yang gagah perkasa di medan perang. Penggambaran profil yang demikian seperti meminggirkan sisi-sisi kehidupan yang lain dari tokoh Gatotkaca, termasuk sisi percintaannya dengan wanita pujaan. Di balik kegagahan atau kesan macho ternyata Gatotkaca juga seorang yang romantis, lembut, dan gentle di hadapan wanita.

Romantisme itulah yang kemudian digarap dalam wujud tari berpasangan yang sungguh menampilkan romantisme, kemesraan, kelembutan, kehangatan sekaligus juga kegagahan Gatotkaca, dan kehalusan yang sedikit kenes dari Pergiwa.

Naskah dan foto: A. Sartono

Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 31-08-16

    Rujukan untuk Mengen

    Judul            : Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Penulis        ... more »
  • 30-08-16

    “Paket Kemerdekaan”

    Agustus tiba, Agustus pergi. Layaknya pengulangan yang tak akan berhenti, Agustus di Indonesia adalah perayaan yang memiliki “paketnya” sendiri.... more »
  • 30-08-16

    Wilayah Praja Mangku

    Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tidak hanya terkenal setelah dibangunnya Kompleks Pemakaman Keluarga Suharto, Presiden RI ke-2... more »
  • 29-08-16

    Monolog dan Gerak Pu

    Dua puisi karya Resmiyati, yang dimuat dalam antologi puisi ‘Membelah Bulan’, masing-masing berjudul ‘Katresnan’ dan ‘Sephia 2’ diolah dalam bentuk... more »
  • 29-08-16

    Buku Pelajaran Sejar

    Judul            : Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie Penulis  ... more »
  • 29-08-16

    Kawasan Panggung Kra

    Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berlokasi di Dusun Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul... more »
  • 27-08-16

    Bayi Kelahiran Mangs

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, 25 Agustus sampai dengan 17 September 2016, umur 24 hari. Candrane: Suta Manut ing Bapa,... more »
  • 27-08-16

    Topeng, Tradisi yang

    Topeng, merupakan salah satu koleksi di Museum Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Ada sekitar 15 topeng kuno yang dikumpulkan oleh Bapak Drs P Swantoro,... more »
  • 27-08-16

    Pameran Kriya Besar

    Tanggal 22-28 Agustus 2016 secara khusus Jogja Gallery, di Jl Pekapalan 1, Alun-alun Utara Yogyakarta  menyelenggarakan pameran besar kriya... more »
  • 26-08-16

    Teater Gandrik Penta

    Lakon “Orde Tabung” karya Heru Kesawa Murti akan dipentaskan Teater Gandrik dalam bentuk dramatic reading di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (... more »