Narayana Kresna (9): Antara Perang dan Damai
Author:editorTembi / Date:21-04-2015 / Atas nasihat Kresna yang ditulis dalam kitab Bhagawatgita itu akhirnya Arjuna bangkit keberaniannya, dan sanggup tampil ke medan perang, melawan para pepundhen, guru serta saudara-saudaranya. Kresna merasa lega perang besar Baratayuda segera dimulai. Skenario perang sudah ada di tangannya, tinggal menjalankan.Sejak awal Kresna mengusahakan agar tahta yang menjadi hak Pandawa dikembalikan dengan cara damai, karena memang ia mencintai perdamaian. Namun apa daya, usahanya menjadi duta damai telah gagal. Duryudana dengan tegas menolak cara damai. Ia bersama Sengkuni, Karna dan Korawa malahan memukul genderang perang. Oleh karena itu, Kresna segera merubah strategi dari duta damai menjadi duta perang. Siapa saja, entah itu saudara, atau pun guru yang berdiri di hadapannya adalah musuh yang perlu dihancurkan. Karena hanya dengan menghancurkan penghalang damai, maka damai itu akan terwujud.
Demikian Kresna menekankan sikap untuk mewujudkan damai melalui jalan perang kepada Arjuna yang kelihatan ragu menghadapi saudara-saudaranya serta gurunya di medan Kurusetra. Kresna memberi nasihat agar Arjuna mampu membuang jauh-jauh perasaan enggan, sedih dan ragu-ragu. Kelemahan bukanlah sikap seorang ksatria. Itu sikap yang memalukan. Seorang ksatria haruslah bersikap luhur, penuh semangat pantang menyerah dalam memperjuangkan keadilan dan kedamaian. Ayo bangkitlah Arjuna berperanglah layaknya seorang pahlawan sejati.
Arjuna tetap saja merasa keberatan dan tidak tega jika harus membunuh Bisma eyangnya, Drona gurunya, serta Korawa saudaranya. Kresna memberi nasihat, ”Engkau sedih bagi mereka yang tidak sepantasnya kau susahkan. Engkau sering berbicara tentang budi pekerti. Orang budiman tidak sepantasnya bersedih bagi orang hidup atau mati. Apa yang tinggal di badan setiap orang tidak akan terbunuh. Oleh karena itu hai Arjuna, jangan berduka atas kematian makhluk manapun juga! Sadarlah akan kewajibanmu, engkau tidak boleh gentar. Bagi ksatria tiada kebahagiaan lebih besar daripada bertempur untuk menegakkan kebenaran. Berbahagialah ksatria yang mendapat kesempatan untuk bertempur tanpa harus dicari-cari sendiri, pintu terbuka baginya.
Tetapi, hai Arjuna! Jika engkau tidak melakukan perang untuk menegakkan kebenaran, engkau meninggalkan kewajiban dan kehormatanmu. Maka dosa pulalah bagimu. Orang akan terus membicarakan nama burukmu. Setiap orang terhormat yang kehilangan kehormatannya, lebih buruk daripada kematian. Para pahlawan besar akan mengira engkau pengecut, lari dari pertempuran. Mereka yang pernah mengelu-elukan engkau akan merendahkanmu dengan penghinaan. Banyak caci-maki terlontar padamu. Musuh akan menjelekkan dan menghina kekuatanmu. Adakah yang lebih dari semua itu? Andaikan tewas, engkau akan menikmati surga. Kalau menang engkau akan menikmati dunia. Oleh karena itu, hai Arjuna! bulatkan tekad, bertempurlah, majulah!”
Arjuna berpendapat, bahwa perang, bertempur, saling membunuh adalah perbuatan kejam, buas dan kasar. Ia menolak berperang, meskipun itu darma bagi ksatria. Ia tidak sampai hati membunuh sanak saudara. Kresna menasihatinya, ”Telah kukatakan hai Arjuna. Ada dua pilihan dalam hidup ini. Jalan ilmu pengetahuan bagi cendekiawan, jalan tindakan dan kerja bagi karyawan. Orang tidak akan mencapai kebebasan tanpa bekerja, tidak akan mencapai kesempurnaan bila menghindari kegiatan kerja. Tidak seorang pun tidak bekerja, walaupun untuk sesaat juga. Manusia yang tidak mau berbuat niscaya akan dipaksa bertindak oleh hukum alam. Orang yang duduk mengontrol panca inderanya, tetapi pikirannya mengenang kenikmatan, sebenarnya orang itu bingung, menipu dirinya dan disebut orang birokrat. Orang yang dapat mengendalikan panca inderanya dengan pikirannya, bekerja tanpa memikirkan diri sendiri, dia itu adalah orang utama. Berbuatlah seperti yang telah ditentukan untukmu. Berbuat lebih baik daripada diam. Kalau engkau tidak berbuat, hidup sehari-hari tidak mungkin terpenuhi. Ketahuilah, hai Arjuna dunia ini dibelenggu oleh hukum kerja. Oleh karena itu berbuatlah demi kebaktian tanpa mementingkan diri pribadi.”
Atas nasihat Kresna yang ditulis dalam kitab Bhagawatgita itu akhirnya Arjuna bangkit keberaniannya, dan sanggup tampil ke medan perang, melawan para pepundhen, guru serta saudara-saudaranya. Kresna merasa lega perang besar Baratayuda segera dimulai. Skenario perang sudah ada di tangannya, tinggal menjalankan. Sesuai tugasnya untuk memelihara dunia, perang itu merupakan upaya ’memasuh malaning bumi’ membersihkan apa yang menjadi sumber celaka dan sengsara di muka bumi.
Herjaka HS
Ensiklopedi Figur WayangLatest News
- 22-04-15
Lisa Depe Sadar Suka
Depe pernah menjadi 12 finalis Indonesian Idol session 3. Ia juga pernah menjadi penyanyi drama musikal Laskar Pelangi yang diproduksi oleh Miles... more » - 22-04-15
Buku Karya Soemitro
Ini buku karya seorang pemuda - yang ketika menulis buku ini berumur sekitar 25 tahun - yang kelak menjadi salah satu arsitek pembangunan Indonesia,... more » - 22-04-15
Panci, Alat Dapur da
Salah satu alat dapur tradisional masyarakat Jawa yang terbuat dari logam adalah panci atau manci. Sudah lama panci dari logam (khususnya dari... more » - 21-04-15
Narayana Kresna (9):
Atas nasihat Kresna yang ditulis dalam kitab Bhagawatgita itu akhirnya Arjuna bangkit keberaniannya, dan sanggup tampil ke medan perang, melawan para... more » - 21-04-15
“Kuldesak Tambora” M
Letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 dicatat sebagai salah satu peristiwa alam yang terhebat dalam sejarah dunia yang menyebabkan sekitar 91 ribu... more » - 21-04-15
Kyai Sandi Cikal Bak
Kyai Sandi merupakan keturunan dari Kyai Lemah Telasih yang bermukim di Panggang, Gunung Kidul. Tidak jelas, siapa sesungguhnya Kyai Lemah Telasih... more » - 20-04-15
Kereta Kanjeng Kyai
Kereta ini dinamakan Kanjeng Kyai Garudhayeksa karena memiliki hiasan atau ornamen di beberapa bagiannya (terutama sudut atap) yang menyerupai garuda... more » - 20-04-15
Denmas Bekel 20 Apri
more » - 20-04-15
Judika Spesialis La
Judika tampil dalam konser bertajuk ‘Love Of My Life’ di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Konser yang membawakan lagu-lagu milik band rock asal... more » - 18-04-15
Anak Yang Lahir Tang
Di dalam kalender Jawa, selain hari serta pasaran, setiap tanggal mempunyai watak sendiri-sendiri. Tanggal 6 bulan Rejeb adalah ‘dina kebo’ baik... more »