Kegelisahan Yashinta Anggar Kusuma membuahkan Orkestra
08 Apr 2015 Ia mulai mewujudkannya dengan membuat orkestra di Bekasi. Kota ini belum memiliki orkestra, dan ia ingin dari kota yang tidak terlalu besar ini mampu memiliki orkestra berstandar Internasional.
BSO sedang berlatih di Alun-alun Bekasi
“Loe mau bertahan di situ untuk menciptakan sesuatu, atau pergi ke kota yang mendukung loe?” kata Yashinta Anggar Kusuma, mengisahkan tentang pilihan hidupnya setelah lulus dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta tahun 2011. Di tengah kegelisahan dalam perjalanan kehidupan musikal yang dihadapi, komponis muda ini hanya memiliki satu pilihan ketika itu. Ia harus bertahan dan menciptakan sesuatu di kota yang awalnya ia anggap ‘gersang’ dalam karier bermusiknya., yaitu Bekasi.
Ia mulai mewujudkannya dengan membuat orkestra di Bekasi. Kota ini belum memiliki orkestra, dan ia ingin dari kota yang tidak terlalu besar ini mampu memiliki orkestra berstandar Internasional.
Yashinta sadar untuk mewujudkan orkestra di Bekasi tidaklah mudah. Ia pertama kali berjuang sendiri dan harus memiliki mental bagai baja mengumpulkan musisi-musisi di kota ini. Berbagai perencanaan ia susun, dengan semangat, kegigihan yang kuat penuh percaya diri, akhirnya Yashinta nekad untuk membuat akun Twitter dengan nama Bekasi Symphony Orkestra (BSO) pada Maret 2013.
Dari situlah perjalanan Yashinta merintis BSO dimulai. Jika ada niat baik pasti berbuah baik, begitu keyakinan dia. BSO disambut baik oleh kalangan muda di Bekasi, baik yang sudah bisa bermain musik maupun belum. Ia mengajak anak-anak muda tersebut untuk berjuang bersama mewujudkan BSO. Hingga seiring waktu, anggota BSO mencapai 30 orang, dengan berbagai alat musik seperti biola, saxophone, trumpet, perkusi, keyboard.
Yashinta Anggar Kusuma
Ruang latihan sempat menjadi kendala perjuangan Yashinta bersama teman-temannya dalam mempertahankan BSO. Yashinta sempat meminjamkan rumahnya sebagai tempat berlatih, kemudian berpindah ke salah satu Gedung Olah Raga (GOR) di Bekasi, dan kemudian berpindah lagi ke Alun-alun Bekasi sampai sekarang.
Keluar masuk pemain di BSO juga menjadi kendala yang disebabkan perbedaan visi dan kesibukan masing-masing. Meski begitu, tidak mengendurkan semangat Yashinta dan teman-temannya dalam berlatih yang dijadwalkan setiap Sabtu pukul 3 sore di Alun-alun Bekasi dan Minggu digunakan untuk berdiskusi dan belajar teori musik di rumahnya, Rawa Lumbu, Bekasi Barat.
Di usia yang ke-2, BSO sudah pentas di berbagai pertunjukan seperti di Festival Batik Square, Festival Hijau Bekasi, Bekasi Kreatif Festival 2014, Dreamers Radio Festival 2015 di Tribeca Central Park Jakarta, 28 Februari 2015 dan di berbagai acara lainnya. Yashinta menerapkan dalam komunitasnya, tidak ada batasan dalam belajar dan berkarya. “Meski saya sekolah musik secara akademi, bukan berarti saya selalu benar, saya juga belajar dari mereka,” kata Yashinta kepada Tembi, ketika diwawancarai pekan lalu di rumahnya di Rawa Lumbu, Bekasi Barat.
Mimpi wanita kelahiran Jakarta, 21 Januari 1989 ini, ingin membawa BSO ke pentas internasional dengan membawakan karya musik tradisi Indonesia. Saat ini pun, ia sedang mempersiapkan diri untuk mempelajari musik dan alat-alat musik tradisi yang ada di Indonesia sebagai bahan untuk membuat komposisi untuk BSO. Dengan cara ini ia ingin menyumbangkan usahanya sebagai komponis Indonesia untuk melestarikan musik tradisi.
BSO tampil pada 28 Februari 2015 diTribeca Central Park Jak
Selain sebagai inisiator di BSO, Yashinta juga seorang musisi dan komponis muda yang aktif di berbagai kegiatan musik. Ia aktif mengajar di Purwacaraka dan pentas di berbagai tempat sebagai pemain biola, dan membuat karya-karya untuk pertunjukan. Ia pernah pentas sebagai pemain biola Gita Bahana Nusantara di Istana Negara pada tahun 2006, terlibat aktif di 6,5 Composer Collective di Yogyakarta, dan ia pun pernah membuat pertunjukan khusus menampilkan karyanya yaitu komposisi “Gejog Lesung” dalam bentuk orkestra pada tahun 2011 di Yogyakarta, sekaligus sebagai conductor.
Mimpi menjadi komposer musik film tak pernah pudar dalam benak Yashinta. Selain itu ia juga memiliki mimpi besar untuk BSO bisa membawakan karya-karya musik tradisi Indonesia di pentas internasional.
Temen nan yuk ..!
Rosiana
PROFILBaca Juga
- 08-06-15
Sandy Thema Pamerkan Koleksi Perhiasan Archipelago
Merek perhiasan lokal, Pistos dengan desainernya Sandy Thema mempersembahkan koleksi perhiasan terbarunya ‘Archipelago’. Terinspirasi dari kekayaan... more » - 04-06-15
Triawan Munaf Pilih Benahi Film Lebih Dulu
Mau dibawa kemana ekonomi kreatif ini? Potensinya luar biasa. Mesti ada insentif supaya orang bisa berkarya, dan dibiayai. Jadi film itu yang harus... more » - 03-06-15
Yeni Sebayang Cinta Kain tradisional Indonesia Timur
Mengapa Yeni Sebayang getol menggarap kain dari Indonesia Timur ? Karena kalau batik, sudah lebih banyak dikenal masyarakat luas bahkan sampai ke... more » - 28-05-15
Pradnya “Mita” Paramita Fotografer Spesialis Wayang Orang
Pada awalnya Mita – begitu panggilan akrab dia - rajin menonton pentas WO Bharata setiap pulang kantor. Namun ketika menonton pertunjukan itu... more » - 02-05-15
Kamila Andini: Film Pendek Indonesia Semakin Baik
Membuat film pendek yang kisahnya diambil dari kehidupan pribadi temannya, Kamila Andini sukses merangkum cerita dengan baik. Kehidupan pribadinya... more » - 22-04-15
Lisa Depe Sadar Suka Menyanyi Berkat Alicia Keys
Depe pernah menjadi 12 finalis Indonesian Idol session 3. Ia juga pernah menjadi penyanyi drama musikal Laskar Pelangi yang diproduksi oleh Miles... more » - 20-04-15
Judika Spesialis Lagu ‘Susah’
Judika tampil dalam konser bertajuk ‘Love Of My Life’ di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Konser yang membawakan lagu-lagu milik band rock asal... more » - 16-04-15
Kunto Aji Suka Musik Keroncong Sejak SMP
Kunto melejit lewat ajang pencarian bakat Indonesian Idol 2008 yang berakhir sampai babak spektakuler kesembilan. Perjuangannya menjadi musisi... more » - 15-04-15
Intan Sukotjo Populerkan Pop Keroncong
Dikenalkan musik keroncong sejak kecil membuat putri dari penyanyi keroncong Sundari Soekotjo ini mengikuti jejak ibunya. Pada usianya yang ke-23... more » - 30-03-15
Agus Nur Amal ‘PM Toh’ Sudah 25 Tahun Berkarya
Pendongeng asal Aceh ini kerap diundang diberbagai acara dan panggung pertunjukan untuk bercerita tentang apa saja dengan perlengkapan sederhana yang... more »
Artikel Terbaru
- 09-06-15
FMT 2015: Pertunjuka
Hanyaterra, kelompok kolektif musik keramik dari Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tampil memukau dalam Festival Musik Tembi (FMT) 2015,... more » - 09-06-15
FMT 2015: Proses Men
Berdasarkan penilaian pengamat musik dan audiens, diputuskan lima terpilih yang masuk dalam album kompilasi MTB 2015 adalah Kemlaka, Kelu, Ruas Bambu... more » - 09-06-15
#SaveMusicIndonesia
Gerakan ini sebagai salah satu apresiasi terhadap musik, musisi, dan industri musik Indonesia. Pembajakan, minimnya musik anak, perizinan pemutaran... more » - 08-06-15
Mereka Juga Meramaik
Para pembaca puisi ini kebanyakan sudah berulang kali datang menghadiri Sastra Bulan Purnama (SBP), sehingga memang sudah mengenal acara ini. Namun... more » - 08-06-15
Sandy Thema Pamerkan
Merek perhiasan lokal, Pistos dengan desainernya Sandy Thema mempersembahkan koleksi perhiasan terbarunya ‘Archipelago’. Terinspirasi dari kekayaan... more » - 08-06-15
FMT 2015: Menuju Mus
Sampai saat ini tidak atau belum ada yang dinamakan “musik Indonesia.” Jika mau menyebut musik Indonesia, maka kita harus menyebut sekian banyak... more » - 06-06-15
Sukses Karier Orang
Orang yang lahir pada Senin Pon dan Rabu Kliwon, tempat kejayaan (sukses) dalam meniti karier pekerjaannya berada di arah Barat dari tempat... more » - 06-06-15
Sebuah Upaya Menghad
Rekaman jejak perlawanan pemuda pelajar Indonesia melawan penjajah, dapat dilihat dalam pameran temporer yang digelar oleh Museum Perjuangan... more » - 06-06-15
Tiga Penyair Berambu
Ketiga penyair ini mengenalkan antologi puisi yang baru diterbitkan. Slamet Riyadi Sabrawi meluncurkan antologi puisi berjudul ‘Ujung Beliung’. Dedet... more » - 06-06-15
Suduk Gunting Tatu L
Pepatah atau peribahasa suduk gunting tatu loro secara luas dapat dimaknai sebagai orang yang menderita kesusahan/kesedihan berganda/rangkap. Keadaan... more »