Yudi Bernyanyi Lagu Sebelum Tidur
Judul diatas merupakan judul lukisan dengan media akrilic pada kanvas dengan ukuran 147 cm x 250 cm, dilukis oleh Tri Wahyudi pada tahun 2011, yang dipamerkan di Bentara Budaya Jogyakarta, bersama dengan 19 lukisan lainnya pada 1 Juni sampai dengan 8 Juni 2012.
Menurut Kuss Indarto Pameran tunggal kali ini merupakan buah dari ketekunan seorang Wahyudi yang menggali keteguhan dan keyakinan terhadap pilihan profesi dan hidupnya untuk menekuni dunia seni rupa. Warna-warna dalam lukisan Wahyudi cukup bersahaja merah hati dan biru tua sepertinya “diambil begitu saja” dari tube tanpa banyak dibaurkan dengan warna lain. Subyek utamanya figur-figur yang seolah beterbangan dalam satu ruang dengan pemiuhan (deformasi) fisik yang mulai fasih: seenaknya, menyelaraskan dengan alur imajinasi dalam benak. Belum ada “manis-maisnya,” dan justru di situlah sepertinya kebebasan visual itu bergerak dalam karya Wahyudi. Itulah kekuatan karyanya.
Lukisan berjudul “Yudi Bernyanyi Lagu Sebelum Tidur”
Pada lukisan “Yudi Bernyanyi Lagu Sebelum Tidur” tampaklah beberapa makhluk aneh atau boneka-boneka imajinatif yang terdiri dari boneka tengkorak, boneka kucing, boneka kelinci dan bentuk-bentuk boneka lainnya yang kesemuanya pada tidur lelap di posisinya masing-masing. Ada yang tidur di sofa, dikursi dan dilantai. Sementara itu, boneka “Yudi” masih asyik menyanyi dengan memegang rebana dan menghadap mikrofon. Pada katalog ada teks pendek ditulis di bawah foto lukisan tersebut, yaitu: “Aku ingin bernyanyi lagu jazz swing ”Mr. Bojangles” dari Mr. Robbie Williams... sambil memegang sebuah harapan tentang dunia kepada kawan-kawanku ...” Walaupun yang ditampilkan adalah figur-figur yang tak lazim dikenali masyarakat umum, lukisan tersebut cukup komunikatif, mudah dimengerti apa yang maksudnya. Selain komunikatif, lukisan tersebut juga menggugah memori masa lalu, saat simbah melantunkan tembang sebagai pengantar tidur bagi cucunya atau pun bagi anaknya.
Ada kepercayaan bahwa selain untuk meninabobokan, tembang yang dilantunkan menjelang tidur juga merupakan doa dan tolak bala, menyingkirkan hal-hal yang berpengaruh jelek yang bakal mencelakai si anak atau si cucu. Seperti misalnya teks tembang Kinanti yang terdapat pada buku Primbon Betaljemur Adammakna sebagai berikut : “Yen Nangis Lare puniku, lela-lelanen anuli, supaya doh kang lelara, sarap sawane alari. Tan wani anyedhakana saking rohmate Hyang Widi.” (jika menangis anak tersebut, dininaboboklah segera, supaya jauh dari segala penyakit, dan pengaruh-pengaruh jelek yang akan mempengaruhi si anak, tidak berani mendekati terhadap rahmat Tuhan.).
Lukisan Wahyudi yang berjudul “Dinner Before Sleeping”
Mengingat akan hal tersebut, tembang atau lagu yang dilantunkan menjelang tidur hendaknya dipilih yang cocok, baik iramanya maupun syairnya, agar benar-benar dapat mengantar si anak tidur dengan pulas, damai dan bermimpi indah.
Tahun semakin bertambah dan jaman pun telah bergeser, seperti yang dilukis oleh Tri Wahyudi (Yudi) perupa muda kelahiran Surakarta 11 Nopember 1986 yang diberi judul “Yudi Bernyanyi Lagu Sebelum Tidur” lagu menjelang tidur yang mampu membuat para boneka tidur dengan pulas, tanpa kecuali, tidak lagi dengan tembang kinanthi, melainkan dengan irama Jazz dan syair import dari Mr. Robbie Williams, Amerika.
Menurut Triwahyudi dalam tulisannya di katalog mengatakan: “Dalam sehari-hari sesorang pasti akan mengalami sebuah perjalanan dan petualangannya masing-masing, ada yang dalam satu hari mendapatkan rasa kegembiraan yang akhirnya menyebut itu sebagai sebuah anugerah, ada yang hanya mendapatkan rasa sedih, sakit dan kecewa, sehingga menganggapnya seperti sebuah malapetaka pada satu hari itu. Ini adalah seperti sebuah cerita dalam perjalanan yang saya alami, sebuah kesadaran dalam keseharian yang mungkin saja dialami oleh siapapun yang dari awal sebuah perjalanan sampai akhirnya berada di sebuah titik akhir waktu tidur, Dan akhirnya kita hanya bisa menjalani itu semua.”
Saat menjelang tidur adalah saat untuk berangkat keperaduan, untuk sementara meninggalkan dunia nyata. Saat menjelang tidur merupakan penggalan-penggalan hidup untuk merefleksi apa yang telah dilakukan di hari ini, untuk kemudian meyongsong hari esok dengan hidup baru, harapan baru, imajinasi baru, dan mimpi baru, sebuah uraian cita-cita, yang tentunya akan dijalani dengan penuh ketekunan dan diperjuangkan dengan tanpa kenal lelah.
Selamat dan terus berkarya, Mas Yudi
herjaka
http://kasakusuk.com/
http://www.sauninestringorchestra.com/
http://www.ncommeventorganiser.com