Yen Agal Ngungkuli Watu Yen Alus Ngungkuli Banyu
Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti kalau keras (kasar) melebihi batu kalau halus (lembut) melebihi air.
Secara spesifik sebenarnya pepatah ini mengacu atau diacukan pada perwatakan (secara umum) pada para ksatria Pendawa yang dalam konteks tertentu sering diibaratkan sebagai perwatakan orang Jawa. Artinya, secara umum para ksatria Pendawa (Jawa) jika keluar watak keras atau kasarnya akan bisa menjadi sangat keras seperti batu atau kasar melebihi apa pun. Demikian pula jika keluar watak lembut atau halusnya bisa akan sangat halus melebihi air. Semua (diandaikan) pada stimulannya atau faktor-faktor luar yang menyebabkannya menjadi demikian. Dicontohkan bahwa apabila para Pandawa (orang Jawa) diperlakukan dengan lembut ia akan membalas perlakuan tersebut jauh lebih lembut lagi. Akan tetapi bila diperlakukan dengan kasar atau jahat ia akan bisa membalas dengan lebih kasar atau jahat lagi.
Pepatah ini secara umum sebenarnya ingin menggambarkan dua sisi sifat manusia yang saling bertolak belakang. Manusia itu jika keluar sifat kasar, keras, amarah, nafsu angkara murkanya bisa sangat kasar atau sangat keras. Namun bila yang keluar adalah sifat atau watak halusnya, maka kehalusannya bisa melebihi halus atau lembutnya air.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- Katalog Pameran 3 (22/02)
- Tugu Yogya Tahun 1928(17/10)
- TONGSENG DAN SATE KELINCI PAK YANTO(08/03)
- 16 Juli 2010, Pasinaon basa Jawa - BALI SEKOLAH LAN KERJA MANEH(16/07)
- MENGENANG 66 TAHUN YOGYAKARTA IBUKOTA RI(07/01)
- MBONDHAN TANPA RATU(21/06)
- 13 Desember 2010, Kabar Anyar - ANAK-ANAK MUDA BERBURU LAPTOP (13/12)
- 5 Oktober 2010, Bothekan - UCUL SAKA KEKUDANGAN(05/10)
- PASAR BUKU DI YOGYAKARTA(01/01)
- 'IJAB QOBUL' UNTUK KEISTIMEWAAN(19/04)