Udhu-udhu Klungsu
Pepatah Jawa di ata secara harfiah berarti iur-iuran klungsu (biji buah asam).
Dalam sebuah permainan yang menggunakan taruhan, entah itu taruhan uang, kelereng, gambar, dan seterusnya nilai taruhan yang dianggap berlaku atau disetujui adalah benda-benda yang telah disebutkan di atas. Jadi jika ada orang ikut dalam permainan tersebut dan ternyata orang yang bersangkutan kalah, maka ia harus menyerahkan udhu atau iurannya kepada pihak yang menang.
Demikian pula dalam sebuah kegiatan kerja bersama (proyek bersama). Orang yang terlibat dalam pekerjaan itu diharapkan ikut udhu atau ikut iuran sesuai dengan nilai-nilai yang diterima dan memang dapat mendukung terlaksananya proyek tersebut. Iuran tersebut bisa saja berupa uang, bahan bangunan, atau benda-benda lain. Dapat juga berupa tenaga, pemikiran (gagasan), dan sebagainya. Pendeknya bisa berupa hal-hal yang bersifat material atau nonmaterial. Ada pula orang yang ikut udhu atau iuran entah berupa benda atau non benda yang mungkin nilainya tidak seberapa. Akan tetapi sekalipun nilainya tidak seberapa orang tersebut sesungguhnya telah ikut iuran atau memberikan seumbangannya. Iuran atau sumbangan yang dianggap tidak begitu memiliki nilai itu dalam masyarakat Jawa sering disebut sebagai udhu-udhu klungsu.
Umumhya ucapak udhu-udhu klungsi berasal dari orang yang memberikan iuran atau sumbangan itu sendiri. Hal demikian untuk menunjukkan kerendahan hatinya. Untuk menunjukkan bahwa sumbangan atau iurannya nilainya jauh berada di bawah nilai sumbangan atau iuran lainnya. Selain itu hal demikian juga dimaksudkan bahwa orang yang bersangkutan sekalipun sangat sedikit turut ”berjasa” dalam sebuah proses berjalan dan menjadinya sebuah proyek atau pekerjaan tertentu.
a.sartono