Sarasehan Budaya Untuk Masyarakat

Sarasehan Budaya Untuk Masyarakat

Pada masa transisi di era reformasi, dimanika kebudayaan di Bantul bisa dikatakan sangat menggairahkan. Aneka kegiatan kesenian diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah setempat meresponsnya dengan memberi fasilitas, terutama anggaran’ Di wilayah propinsi DIY, kegiatan kebudayaan di Kabupaten Bantul paling dinamis dibandingkan wilayah lainnya. Tapi, sekarang, Kebudayaan di Bantul seperti kembali pada titik awal, sepi. Pemerintah seperti sudah letih memperhatikan kebudayaan.

Satu Sarasehan Budaya yang mengambil tema ‘Kebudayaan Untuk Masyarakat’ diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul, di Tembi Rumah Budaya Senin (16/7) dengan menghadirkan narasumber Dr. Sumaryono, pengajar jurusan seni tari ISI dan Dr. Timbul Raharjo, dosen jurusan Kriya ISI. Dr. Sumaryono membawakan makalah yang berjudul ‘Hubungan Simbiosis Antara Seni-Budaya dan Masyarakat’. Dr. Timbul Raharjo menyampaikan paper yang lebih spesifik lokal dengan judul ‘Kebudayaan di Bantul: Harapan dan Strateginya’. Sebelum diskusi, Bambang Legowo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul memberikan sambutan.

“Dari segi pendaaan kebudayaan di Bantul sangat kecil, berbeda dibandingkan periode sebelumnya. Karena itu, suport pada kebudayaan di Bantul tidak bisa maksimal” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Bagi Dr. Sumaryono, seni dan budaya merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia selain olah raga serta keagamaan. Seni budaya, olah raga, agama merupakan kegiatan yang dibutuhkan oleh manusia untuk mengisi kehidupannya.

Sarasehan Budaya Untuk Masyarakat

Dijelaskan oleh Sumaryono, seni budaya terkait dengan upaya-upaya manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kejiwaan, kepekaan rasa-pangarsa, dan kehendak untuk ‘ngulir budi’ berkaitan erat dengan kegiatan olah seni-budaya.

“Karena itu, kegiatan seni budaya dapat untuk melatih daya dan kepekaan manusia terhadap cipta, rasa dan karya” kata Sumaryono.

Sumaryono melihat, kegiatan seni yang diselenggarakan oleh kelompok masyarakat, tidak sekedar dilihat dari konteks kepariwisataan saja, yang terkadang bersifat semu. Lebih dari itu, demikian Sumaryono melanjutkan, kegiatan seni budaya diberbagai wilayah Kecamatan dan Kalurahan benar-benar menjadi bukti bahwa Yogyakarta adalah salah satu pusat kebudayaan terkemua dalam arti sebenarnya.

Sementara Dr. Timbul Raharjo, melihat kekayaan kebudayaan di Bantul beraneka ragam dan telah menjadi nafas kehidupan masyarakat Bantul. Bantul wilayah yang memiliki seni budaya paling dinamis dan beraneka ragam. Potensi demikian, secara alamiah telah memberi penghidupan bagi para pendukungnya, seperti seni pertunjukan, seni rupa, dan kerajinan. Terdapat kelompok kesenian wayang, ketoprak, mocopat, jatilan, keroncong, campur sari, gejok lesung, cokekaan, hadroh, teater, sastra, band, dangdut. Kita juga tahu, banyak perupa yang tinggalnya di Bantul.

“Dari para perupa, kita bisa melihat aktivitas mereka dengan menyelenggarakan pameran hampir setiap minggu di gallery yang ada di Bantul, seperti Sangkring Art Space, Tembi Rumah Budaya, Galery ISI, SMSR, galeri Batik di Imogiri dan beberapa tempat yang lain” ujar Timbul Raharjo.

Untuk merespon potensi seni budaya di Bantul, Dr. Timbul Raharjo menyampaikan gagasanya, ialah, dalam pola pembinaan seni dan budaya diperlukan komitmen dari dewan, pemerintah, dan pelaku budaya. Komitmen ini penting untuk membangun bersama dalam menumbuhkan budaya secara menyeluruh.

Sarasehan Budaya Untuk Masyarakat

“Diperlukan manajemen yang baik bagi para pihak, introspeksi diri dan sifat entrepreneur diantara pelaku budaya belum baik. Pentingnya sinergisme para pihak itu secara menyeluruh agar pelaksanaan kegiatan di lapangan tidak terjadi tubrukan” kata Timbul Raharjo.

Dalam Sarasehan Budaya ini, kedua pembicara, termasuk juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, melihat kegiatan kebudayaan tetap terus dijalankan oleh masyarakat meski pemerintah tidak memperhatikannya.

Ons Untoro


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa