Menonton Java Jazz 2012
Memberikan Wawasan Musik

Menonton Java Jazz 2012 Memberikan Wawasan Musik

Pertunjukan musik Java Jazz Festival yang berlangsung 2-4 Maret 2012 di Jakarta, kemarin memberikan saya banyak pengetahuan dan wawasan dalam dunia musik. Musisi dari 15 Negara tampil di pertunjukkan musik tahunan ini juga sangat memukau, memang tidak banyak orang yang datang untuk sungguh-sungguh melihat pertunjukan-pertunjukan musik dalam festival tersebut, menurut pengamatan saya, ada juga yang datang sekedar untuk bertemu teman-teman atau sebagai “Life Style”, karena Java Jazz Festival kerap dicap pertunjukkan musik untuk kalangan menengah keatas. Para pengunjung Java Jazz Festival tidak hanya dari dalam negeri saja tetapi juga banyak orang mancanegara yang berdatangan untuk menyaksikan festival ini dari tahun ke tahun.

Menonton Java Jazz 2012 Memberikan Wawasan Musik

Beberapa faktor yang saya tangkap, menjadikan pagelaran musik menjadi sebuah festival yang di perhitungkan dunia, yaitu Fundraising dan jaringan yang kuat, berani membuat sesuatu yang berbeda, mendatangkan musisi yang sudah menjadi idola dunia, waktu pelaksanaan festival selalu sama setiap tahunnya, sehingga membuat orang selalu mudah mengingat festival tersebut dan terakhir jalinan kerjasama dan media promosi yang kuat.

Namun ada beberapa hal yang cukup menggangu saya ketika melihat pertunjukkan ini, antara lain, ruangan akustik dan komunikasi antar stage manager dengan ruangan yang disebelahnya belum terkoordinasi dengan baik, contohnya, di satu ruang pertunjukan kemarin, dalam penampilan Bobby Mc Ferrin yang beryanyi tanpa iringan, ada gangguan suara musik dari ruang sebelah dimana pertunjukannya menggunakan instrumen dengan volume sound yang sangat keras. Hal ini cukup membuat Bobby dan para pendengar merasa terganggu. Mungkin jika ruangan dan waktu juga penempatan musisi diatur sedemikian rupa, tidak akan ada yang merasa terganggu atau merasa tak enak mendengar dua musik sekaligus.

Menonton Java Jazz 2012 Memberikan Wawasan Musik

Sementara itu, dari sound system, lighting dan sound engineer di masing-masing tempat sangat efektif dan efisien. Sehingga pertunjukkan musik terlihat semakin sempurna. Pada bagian Stage Manager dan stage crew yang ada di setiap ruangan pertunjukan, dimana memiliki pertunjukan diwaktu hampir bersamaan, posisi stage crew yang ada pada setiap ruangan sangat menguntungkan dan membuat stage manager bisa fokus dalam satu pertunjukan saja.

Musisi Dalam dan Luar Negri

Ditengah-tengah keramaian orang mengerumuni Java Jazz Festival pada hari pertama, gitaris band Gigi, Dewa Budjana bersama Sruti Respati memberikan nuansa berbeda. Musik jazz yang dipandu pesinden Sruti Respati ditambah suara suling sunda milik Saad Borneo memainkan lagu ciptaan Dewa Budjana berjudul “Kangga” benar-benar “Indonesia”. Tak kalah menarik, Dwiki Darmawan dan kelompok musik Sa’Unine String Quartet yang berkolaborasi memainkan komposisi lagu dari Dwiki, antara lain “Arafuru” yang diaransemen kembali oleh sang komponis membuat penonton terkesima dalam permainan musik jazz yang dipadu dengan instrument string dan piano.

Menonton Java Jazz 2012 Memberikan Wawasan Musik

Berbeda lagi dengan Bobby McFerrin, penyanyi yang membawakan lagu tanpa iringan musik juga membuat penonton sangat menikmati. Sesekali-sekali Bobby mengajak penonton untuk mengikutinya bernyanyyi disela-sela lagu meski hanya berlafalkan “bla bla bla ble blu”. Dalam penampilannya malam itu, Bobby juga berduet dengan anaknya Taylor Mc Ferrin, yang seorang Beatboxer. Kolaborasi bapak dan anak ini lagi-lagi memukau penonton. Bobby McFerrin menggunakan suara falsetto untuk membuat polifonik efek, dan menyanyikan lagu sebagai melodi utama, tak hanya itu, Bobby juga mampu bernyanyi multiphonic dan membuat penggunaan efek perkusif dibuat baik dengan mulutnya dengan menekan dadanya.

Di tempat lain, terdengar, Lagu “Aku Makin Cinta” yang dipopularkan Vina Panduwinata, lagu ini menjadi pembuka pertunjukan Dave Koz dengan permainan Saxofon nya yang disambut dengan sorakan dan tepuk tangan penonton di dalam ruangan. Penonton bahkan rela menunggu penampilan Dave Koz satu jam sebelumnya karena takut tidak kebagian tempat. Permainan Saxofon Dave Koz sudah tak diragukan lagi, suara Saxofon yang keluar sangat memikat hati para pendengarnya.

Menonton Java Jazz 2012 Memberikan Wawasan Musik

Satu lagi kelompok musik yang juga menarik saya, penampilan Trio Lestari yang terdiri dari Glenn Fredly, Tompi dan Sandhy Sandoro. Malam itu mereka membawa semangat cinta dan persatuan juga menyadarkan masyarakat untuk semakin menghargai perbedaan satu sama lain. Dalam penampilannya mereka mengaransemen kembali musik dari lagu nasional yaitu Garuda Pancasila.

Salah satu kalimat diujarkan Tompi, “Celetukan kami adalah misi, karena kita peduli dengan negara ini, makanya kita kasih tau para pemimpin negara. Para pemimpin itu kan dipilih secara demokratis. Tapi hari ini, yang terjadi adalah kebalikannya, mereka seperti musuh.” Glenn Fredly juga menambahkan, bahwa yang mereka lakukan merupakan gerakan budaya, karena mereka merupakan generasi yang memilih cara untuk mengekspresikan keadaan hari ini di panggung, karena musik dapat menyuarakan suara hati lebih keras.

Menonton Java Jazz 2012 Memberikan Wawasan Musik

Rosiana


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa