Tembi Rumah Budaya - Tembi Cultural Home


SaUnine String Orchestra

Simak Sa'Unine String Orchestra di tab Read More...

SaUnine String Orchestra

Komunitas Tembi di Facebook

Komunitas Tembi juga hadir di facebook. Silakan bergabung dan berinteraksi dengan Komunitas Tembi Read More...

Komunitas Tembi di Facebook

Kirimkan Artikel anda mengenai Keragaman Budaya Indonesia

Sebagai komunitas Budaya Indonesia , Tembi Rumah Budaya menerima kiriman artikel bergambar/berfoto yang akan ditampilkan di website kami pada kolom Artikel Read More...

Kirimkan Artikel anda mengenai Keragaman Budaya Indonesia

Ingin Menginap dengan suasana pedesaan yang alami

Ingin menginap dan berwisata di rumah bernuansa pedesaan dengan pemandangan alam yang hijau , sawah yang indah, kolam renang yang jernih?menginaplah di Tembi dapatkan wisata dengan ketenangan dan kesejukan alami.Hubungi kami untuk pemesanan waktu dan tempat. Read More...

Ingin Menginap dengan suasana pedesaan yang alami

update Tembi.net di twitter

Dapatkan update Tembi.net dan informasi-informasi lainnya paling awal di twitter @tembibudayanews Ayo.... follow sekarang juga. Read More...

update Tembi.net di twitter

Tulis Kesan dan Testimonial anda tentang Tembi Rumah Budaya

Kirimkan kesan atau testimonial anda yang positif tentang Tembi Rumah Budaya. Semoga kesan serta testimonial anda dapat terus membuat kami melayani anda lebih baik. Read More...

Tulis Kesan dan Testimonial anda tentang Tembi Rumah Budaya

Bergabunglah bersama Komunitas Tembi dapatkan fasilitas menarik

Komunitas Tembi adalah komunitas yang terbentuk untuk melestarikan budaya sekitar. Dengan melalui wadah Tembi Rumah Budaya diharapkan semua komunitas ini dapat berperan aktif dalam melestarikan Budaya. Baik dalam sumbangsih penulisan artikel, kegiatan , acara sosial, dll. Read More...

Bergabunglah bersama Komunitas Tembi dapatkan fasilitas menarik

Kedamaian dalam Kesederhanaan Alami

Kalau Anda ingin menikmati suasana desa alami yang sederhana. Ingin merasakan suasana kedamaian jauh dari bisingnya kota. Ingin menikmati makanan Jawa masalalu yang sederhana? Cobalah nikmati prasarana Bale Inap yang menampilkan rumah kayu lama gaya limasan, landscaping asri dan di kelilingi area persawahan organik. Read More...

Kedamaian dalam Kesederhanaan Alami

Tempatkan iklan Anda di sini

Anda ingin menempatkan iklan untuk produk dan jasa? Silahkan hubungi kami. Read More...

Tempatkan iklan Anda di sini Lost Password ?

DOLANAN JIRAK PENTHIL-1
(PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-64)

DOLANAN JIRAK PENTHILMendengar namanya mungkin kelihatan agak porno. Apalagi bagi masyarakat Jawa, boleh dikatakan tabu jika mendengar kata “penthil”. Namun kenyataan itu memang muncul dalam permainan anak tradisional. Kata bahasa Jawa “penthil” dalam bahasa Indonesia berarti puting susu. Kata itu termasuk kata yang sangat jarang diucapkan oleh anak-anak, kecuali menunjuk puting hewan. Karena permainan ini menggunakan pecahan Tembikar “kreweng” yang di atasnya diberi sebuah kerikil kecil, maka anak-anak masyarakat Jawa menyebutnya dengan dolanan Jirak Penthil. Kata jirak sendiri dalam kamus bahasa Jawa “Baoesastra Djawa” karangan WJS. Poerwadarminta (1939) bisa berarti nama pohon dan buahnya ataupun juga bisa berarti sebuah permainan (lihat uraian permainan sebelumnya).

Permainan Jirak Penthil berbeda dengan permainan Jirak. Apabila dolanan Jirak alat yang dibutuhkan bisa berupa buah jirak atau kreweng yang dibuat bundar serta memanfaatkan tanah yang dibuat lubang, namun pada dolanan Jirak Penthil, alat yang digunakan untuk bermain berupa pecahan kreweng (tanpa dibuat bundar), kerikil, dan gacuk (berupa pecahan tegel atau sejenisnya). Cara bermainnya pun berbeda.

Namun, ternyata dolanan Jirak Penthil lebih dominan dimainkan oleh anak-anak masyarakat Jawa yang berada di wilayah Karesidenan Surakarta (termasuk Kabupaten Sragen, tempat kelahiran penulis). Bahkan semasa kecil, di era tahun 1980-an penulis sering bermain permainan ini bersama teman-teman sebaya. Pada buku penelitian Sukirman dan Ahmad Yunus, di DI. Yogyakarta tidak ditemukan jenis dolanan ini. Atau bisa jadi ada jenis dolanan ini di daerah DIY atau wilayah lainnya di masyarakat Jawa (termasuk Jawa Timur), hanya dengan nama lain dan kebetulan berada di lokasi lain yang tidak termasuk area penelitian. Maka setidaknya dapat dikatakan bahwa dolanan ini telah dikenal setidaknya sejak 30-an tahun yang lalu atau bahkan sebelumnya.

Dolanan Jirak Penthil, seperti dolanan lainnya termasuk dolanan bersifat kompetitif dan mengandung hiburan. Dolanan ini dimainkan oleh dua kelompok yang saling berhadapan. Apabila ada pemain yang kalah, tentu harus menggendong pihak menang. Untuk itu, dolanan ini harus mengutamakan sportivitas dan kejujuran dalam bermain.

Juga seperti dolanan lain, dolanan ini tidak terikat oleh status sosial tertentu. Semua anak di kampung atau di desa yang berumur sekitar 8—12 tahun boleh bermain dolanan ini. Memang dolanan ini lebih didominasi oleh anak laki-laki daripada perempuan, walaupun kadang-kadang anak perempuan ada juga yang ikut-ikutan bermain. Karena sebenarnya dolanan ini lebih mengutamakan kekuatan fisik dan kecermatan. Untuk itu, sudah sepantasnya jika cocok dimainkan anak laki-laki. Mereka biasanya bermain di waktu terang hari, bisa pagi, siang, maupun sore. Malam hari hanya dimainkan saat terang bulan purnama. Mereka bermain mengambil waktu senggang, bisa pas liburan sekolah, habis sekolah, atau sehabis membantu orang tua.

Dolanan ini umumnya dimainkan secara berkelompok, artinya harus ada dua kubu, kelompok mentas dan kelompok jaga atau dadi. Setiap kelompok minimal terdiri dari 2 pemain. Permainan ideal, jika satu kelompok beranggotakan sekitar 4—7 anak. Jika terlalu banyak bisa dipecah menjadi 2 permainan. Jika setiap kelompok hanya terdiri 1 anak, tidak akan ramai dan meriah. Untuk itu, dolanan ini dimainkan oleh pemain yang jumlahnya harus genap, artinya setiap anak harus ada pasangannya.

Alat yang dipakai untuk bermain ini cukup sederhana, yaitu pecahan Tembikar, genteng atau disebut juga kreweng. Material lain berupa kerikil sebesar biji buah sawo (yang bulat). Selain itu untuk gacuk, alat untuk melempar bisa menggunakan pecahan tegel, keramik atau bahan lain, yang penting wujudnya lebih besar dan lebih awet, karena sering dilempar-lemparkan. Bisa pula sebagai gacuk menggunakan bola tenis. Tetapi alat yang terakhir ini hanya sebagai alternatif, karena zaman dulu sulit mencari bola tenis di kampung atau di desa. Semua bahan material itu banyak dijumpai di sekitar rumah. Jadi prinsip dolanan tradisional adalah alatnya sederhana, mudah diperoleh, dan tanpa harus mengeluarkan biaya.

Suwandi

Sumber: Baoesastra Djawa, WJS. Poerwadarminta, 1939, Groningen, Batavia: JB. Wolters’ Uitgevers Maatscappij NV., dan pengalaman pribadi



Pariwara Penghargaan Sapta Pesona 2010

Museum Tembi Rumah Budaya menerima penghargaan Sapta Pesona 2010






Piagam penghargaan Tembi.org dari Menristek Hatta Rajasa pada tahun 2004

Piagam penghargaan Tembi.org dari Menristek Hatta Rajasa pada tahun 2004






Cipta Award 2011

TeMBI rumah budaya
sebagai
Finalis
Dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata Budaya Berwawasan Lingkungan Tingkat Nasional






Penginapan Tembi

Nikmati Keindahan dan nyamannya suasana pedesaan, menghilangkan stress






  

Sa' Unine
String Orchestra

Harga CD Rp 90.000,-
Belum termasuk ongkos kirim
Pemesanan hubungi Titin di
08561152733 atau 021-7253410 / 021-7203055

Klik Disini Untuk Mendengarkan






PITUTUR LUHUR LELUHUR

Baru Terbit !!!

PITUTUR LUHUR LELUHUR
Buku kumpulan pepatah Jawa yang diterbitkan Tembi Rumah Budaya untuk mengangkat kembali nilai-nilai lokal yang masih relevan dengan kondisi kekinian.

Dapatkan segera di:
Tembi Rumah Budaya
Jl. Parangtritis Km 8,4 Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Telp. (0274) 368000 atau 368004

Tembi Rumah Budaya
Jl. Gandaria I / 47B Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Telp: (021) 7203055, 7253410

Harga Rp 35.000,-






Kidung Malam

Novel KIDUNG MALAM terbitan terbaru dari Tembi Rumah Budaya, merupakan cerita bersambung karya Herjaka HS yang memaparkan sebagian jalan hidup yang ditempuh Durna hingga periode Kurawa dan Pandawa di Hastinapura.

Durna termasuk tokoh yang jarang dikisahkan secara tunggal, baik dalam novel maupun pertunjukan wayang. Karenanya penerbitan novel ini sekaligus melengkapi dunia novel wayang yang akhir-akhir ini semakin semarak.

Dapatkan segera di:
Tembi Rumah Budaya
Jl. Parangtritis Km 8,4 Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Telp. (0274) 368000 atau 368004

Tembi Rumah Budaya
Jl. Gandaria I / 47B Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Telp: (021) 7203055, 7253410

Harga Rp 35.000,-







Sa' Unine
String Orchestra
Buaian Sepanjang Masa

Harga CD Rp 90.000,-
Belum termasuk ongkos kirim
Pemesanan hubungi Titin di
085782989824 atau 021-7253410 / 021-7203055

Klik Disini Untuk Mendengarkan






PENGUMUMAN HASIL SELEKSI

FESTIVAL MUSIK Tembi 2012

PENGUMUMAN HASIL SELEKSI

“MUSIK TRADISI BARU 2012”







© Tembi 2023