Di Balik Fombi dan Festival Musik Tembi
Festival Musik Tembi dengan tema “Musik Tradisi Baru 2012” yang baru saja dilangsungkan 24, 25, 26 Mei 2012 baru saja usai. Barangkali menarik disimak juga para penggerak Festival Musik Tembi ini. Salah satu dari sekian penggerak itu adalah Marcellia Rosiana (24). Ia adalah gadis yang mengomandanai acara itu. Gadis lulusan Jurusan Musik ISI 2011 dengan Spesialisasi Mayor Biola itu telah bergabung dengan Tembi Rumah Budaya sejak 2011. Setidaknya ia telah cukup berhasil menyelenggarakan Festival Musik Tembi 2011 dan 2012. Selain itu ia juga cukup sukses menyelenggarakan sekian konser, workshop, diskusi, dan sekian karya musik yang kemudian dapat diaplikasikan pada berbagai kegiatan semacam pembukaan pameran senirupa, pembukaan pementasan tari, dan sebagainya.
Bagi Rosi keterlibatannya pada Tembi Rumah Budaya dalam bidang permusikan yang dalam hal ini terwadahi dalam sebuah forum yang dinamakan Forum Musik Tembi (Fombi) telah memberinya banyak pengalaman yang sangat berharga. Ia baru menyadari bahwa urusan musik bukan hanya pementasan. Bukan hanya penguasaan alat musik. Bukan pula hanya soal pengetahuan tentang nada-nada dan karakternya sesuai alat musik yang menghasilkannya. Akan tetapi juga soal manajemen atau tata laksana segala sesuatu yang bersangkutan dengan musik itu sendiri.
Apa yang disebut dengan istilah manajemen pertunjukan musik ini sebelumnya tidak pernah dikenal Rosi. Tidak pernah ada pelajaran akan hal ini. Dulu pun mungkin ia abai terhadap hal ini karena baginya bermusik ya bermain musik dengan segala macam penguasaan unsur bunyi dan alat penghasil bunyi. Ternyata hal ini tidaklah cukup. Manajemen pertunjukan musik juga sangat perlu diketahui atau bahkan perlu dikuasai. Lebih-lebih oleh dia yang selama ini mengkoordinasikan berbagai macam event yang berhubungan dengan pementasan seni musik di Tembi Rumah Budaya.
Awalnya ketika mulai membentuk komunitas yang itu berarti bahwa ia harus mengumpulkan sekian banyak orang, ternyata tidak mudah. Lebih tidak mudah lagi ketika mulai mencoba menjalankan misi atau visinya. Memang tidak mudah menyatukan pandangan atau gagasan lebih-lebih menyatukan langkah. Namun ketidakmudahan adalah tantangan dan bahkan kesempatan. Di sinilah Rosi mulai terus mencoba dan melatih diri untuk bersabar dan menangani semuanya dengan kepala dingin. Setidaknya dari apa yang dijalankan Rosi melalui Fombi, Tembi Rumah Budaya telah lahir album kompilasi dari Musik Tradisi Baru 2011 yang kemudian disebarkan ke banyak kalangan secara gratis. Dari hal itu muncul pula kelompok musik di Fombi.
Pada sisi-sisi itulah Rosi merasa mendapat pelajaran manajemen secara teori dan praktek sekaligus secara gratis. Hal ini membuatnya merasa bahagia dan menjadi semakin berkembang (bertambah pengalaman). Satu lagi, Rosi pun merasa senang karena cita-citanya sebagai orang yang dapat membuat sebuah pertunjukan musik yang berarti telah dapat ia capai. Ia percaya hal demikian tidak saja membuat dirinya bahagia namun juga orang lain pun ikut menikmatinya. Termasuk kedua orang tuanya. Selamat, semangat dan terus berkreasi !
a.sartono