Baju dari Kertas Semen
Ala Jazz Pasay
Dunia mode, desain fashion, sudah lama sekali digelutinya. Meski tidak memiliki pendidikan formal dalam desain dan fashion, namanya sudah sangat besar di fashion. Jazz Pasay memulai karirnya di industri fashion pada tahun 1994, saat ia bergabung dengan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia / APPMI. Di tahun 2004, Jazz kemudian mendirikan usaha penyewaan kostum, “Samar Costume”. Ia terus memperkaya diri dan mengeksplorasi ide-ide kreatifnya dalam membuat karya.
Kemarin ia Jazz melangsungkan pameran “Seeing Through Paper” sekaligus bincang-bincang santai di Galeri Palalada, Alun Alu Indonesia, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat. Ide-ida kreatif dan inovasi dalam membuat karya membawa Jazz mengolah lebih jauh karya-karyanya dengan media berbeda-beda. Seperti lukisan, instalasi, gaun, tas, bantal, dan produk lainnya berbahan kertas. Jazz memilih kertas daur ulang sebagai media untuk membuat produk yang artistik dan sangat berfungsi. Hasilnya ajaib, lihat saja karya-karya Jazz yang dipamerkan sampai 2 Juli 2012 mendatang.
Semua hasil karyanya diakui Jazz berawal dari pemikirannya dan keprihatinannya terhadap lingkungan yang semakin hari semakin terbengkalai, misalnya sampah dibuang sembarangan, polusi udara, dan masih banyak yang lainnya. “ Bicara kepedulian saya terhadap lingkungan sejak kecil ya, seperti melihat pohon mati, tanaman layu, dan lainnya. Tapi kalau saya memikirkan keras bagaimana nasib kota Jakarta nantinya, saya bisa jadi Gubernur dong. Makanya saya mencoba dengan hal kecil seperti ini tapi berfungsi dan berguna untuk orang banyak,” paparnya saat bincang-bincang.
Soal proses pengerjaan karya, jazz mengaku mengerjakan semua kurang lebih 3 bulan bersama tim nya, kurang lebih 20 orang. Karya-karyanya terinspirasi dari berbagai sumber, seperti pakaian ala pria Inggris dan Balerina Rusia, untuk karyanya, “Rejang Putih” terinspirasi dari kostum orang Bali Legong. Untuk dua ondel-ondel berukuran hampir 2 meter, dibuat dari kertas koran dengan rangka anyaman bambu. Selain penggunaan kertas daur ulang sebagai bahan baku karyanya, niat diselenggarakannya pameran ini selain ramah lingkungan, adalah berbagi pengalaman dan memotivasi pelaku seni untuk bagaimana membuat karya sekaligus bisa membuka peluang bisnis untuk pemasaran hasil karyanya. Dia bilang proses kreatif dan membuat karya boleh saja dilakukan terus menerus, tapi bagaimana memasarkan hasil karya juga perlu dipikirkan.
Natalia S.
http://kasakusuk.com/
http://www.sauninestringorchestra.com/
http://www.ncommeventorganiser.com