Cacatan Pameran Tunggal Samuel Indratma
Andap Asooy
Mijil
Dedalane guna lawan sekti
Kudu andhap asor
Wani ngalah luhur wekasane
Tumungkula yen dipun dukani
Bapang den simpangi
Ana catur mungkur
Satu ‘pada’ (alinea) tembang dengan jenis lagu Mijil tersebut adalah bagian dari serat Wulangreh karya Pakubuana IV dari Kraton Surakarta Hadiningrat. Jika diterjemahkan secara bebas maknanya adalah: jalan untuk menjadi manusia yang berguna dan memiliki kompetensi tinggi yaitu rendah hati. Berani mengakui kemenangan orang lain merupakan keluhuran jiwa. Jika salah mengaku salah. Menghindari penghalang serta menerima kritikan. Ada satu frasa kunci yang menjadi buah pikiran di dalam satu alinea tembang tersebut yaitu ‘andap asor’ atau rendah hati.
Dengan ‘andhap asor’ seseorang dapat bersikap legawa (ikhlas) untuk memberikan kemenangan kepada orang lain. Dengan ‘andhap asor’ seseorang dapat dengan tulus dan ksatria mengakui kesalahanya, tanpa harus berusaha membela diri dan mencari kambing hitam. Dengan ‘andhap asor’ seseorang akan berlapang dada menerima kritikan orang lain, walaupun kritikan itu meyakitkan
‘Andhap asor’ mudah diucapkan namun sulit diterapkan. Untuk menerapkan sikap legawa, tulus, ksatria dan lapang dada yang merupakan penjabaran dari sikap ‘andhap asor’ dibutuhkan kesadaran dan perjuangan terus menerus. Kesadaran yang dibangun adalah kesadaran bahwa sikap ‘andhap asor’ merupakan solusi untuk membetengi diri dari gempuran budaya kapitalis global, agar tidak menjadi stres dan frustasi.
‘Andhap asor’ juga dapat dijadikan senjata untuk berperang melawan ketidak adilan, kebohongan dan korupsi. ‘Andhap asor’ juga dapat dijadikan sebuah kidung yang menyenandungkan tentang kedamaian, kesejahteraan serta kemerdekaan. ‘Andhap asor’ dapat pula dijadikan energi untuk menghasilkan karya yang mempunyai nilai kemanusiaan dan dengan sukacita turut serta memayu hayuning bawana.
‘Andhap asor dapat disikapi dengan simpel dan dapat pula disikapi dengan rumit. dan dapat dianggap berat dan dapat pula anggap ringan-ringan saja, bahkan andhap asor dapat tidak dipakai dalam percaturan pergaulan masyarakat pada umumnya dan para seniman pada khususnya.
Adalah sosok Samuel Indratma yang menawarkan sebuah resep untuk mensikapi ‘Andhap asor‘ tidak dengan muluk-muluk tetapi dengan sukacita dan menghibur. Seperti nampak pada tajuk pameran tunggalnya yang digelar di Sangkring Art Space 11 April lalu, dengan mengusung tema ‘Andap asooy.’
Menurut Samuel andap asooy bukan plesetan dari frasa andhap asor. Andap asooy berangkat dari sikap hati untuk menjalani sikap andhap asor dengan segala penjabarannya tidak dengan keterpaksaan, melainkan dengan ketulusan dan penuh keasyikan. Seperti dituliskan pada katalog pamerannya demikian:
Adap Asoooy adalah sebuah frasa yang akan membuat keriting mesin translator, karena frasa tersebut berasal dari kosa kata yang dikawin-silangkan secara semena-mena. Berasal dari kata Andhap Asor, yang mungkin bagi sebagian orang Jawa akan mudah menemukan artinya, yang kurang lebih mempunyai makna Rendah Hati. Ketika bertemu dengan kata ‘Asooy” yang kita pun akan mudah mencari artinya, yaitu tentang hal atau rasa yang bagus di derajad superlativ. Kombinasi dua kata ini menjadi terpelanting bila mulai melakukan persekongkolan. Fusi ajaib ini adalah judul yang kami rumuskan dan kemudian saya bebaskan untuk menjumpai logikanya sendiri.
Demikian pula, pameran tunggal saya kali ini. Saya lepaskan karya-karya saya agar menjumpai logikanya sendiri. Baik dari ide atau pengolahan medium yang bertaburan seperti kertas, resin, video dan foto yang ditata menjadi instalasi. Namun demikian pameran tunggal ini tetap harus menjadi sebuah pameran yang menggembirakan karena dipersembahkan khusus untuk kota Jogja. Kota yang dihuni oleh banyak rekan seniman yang kadang secara kritis atau secara sekenanya akan mencibir karya dalam pameran. Tapi itu semua akan diterima secara lebar dada walaupun dengan kepala yang cukup berkeringat.
Maka secara manual maupun digital saya akan berkerling pada semua publik untuk melihat karya saya secara andap Asooooooy.....
Pada pameran yang digelar sampai 2 Mei 2012, Samuel tidak sekedar mengajak publik untuk bersikap andhap asor ketika mengapresiasi karya orang lain, melaikan ia telah memberi sampel resep yang jitu, bagaimana caranya memasak dan meramu sikap rendah hati untuk kemudian menyajikan kepada rekan seniman Jogya khususnya. Tentunya dengan sikap legawa dan berlapang dada serta mengakui yang menjadi kekurangannya.
“Disinyalir cara berkikir saya itu seperti puzzle. Kadang nggak genap. Pangkal di mana dan ujung di mana, itu saya abaikan.”
Tetapi asooy kan Mas, bermain puzzlei itu?
Selamat berpameran ya, dan sukses!
herjaka