Singa Papa Ngulati Mangsa
Dalam kepapaannya singa itu pun hanya bisa ngulati (mengamati) mangsa (makanan atau hal yang dibutuhkan dalam hidupnya) dari kejauhan saja. Ia tidak bisa mendekati atau menerkamnya. Segala dayanya telah habis.
Pepatah Jawa di atas secara harafiah berarti singa melarat (tua dan sakit-sakitan) mengawasi/mencari mangsa.
Singa adalah biantang buas yang perkasa dan sering disebut sebagai raja hutan karena kekuatannya yang nyaris tidak tertandingi oleh jenis binatang lain. Singa dalam pepatah ini menjadi simbol atau lambang dari orang yang sangat kaya di masa mudanya. Namun ketika menjelang tua kekayaannya lenyap (bangkrut). Dalam kepapaannya singa itu pun hanya bisa ngulati (mengamati) mangsa (makanan atau hal yang dibutuhkan dalam hidupnya) dari kejauhan saja. Ia tidak bisa mendekati atau menerkamnya. Segala dayanya telah habis.
Singa papa ngulati mangsa sering digunakan untuk menggambarkan orang yang pernah jaya secara material di masa lalu, namun kemudian menderita bangkrut di masa tuanya dan ia tidak bisa lagi menikmati segala hal yang berkaitan dengan materi, ketenaran, kedudukan, dan popularitas di masa lalunya. Bahkan ia hanya bisa memandangi itu semua dari kejauhan.
A. Sartono
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Ora Ana Kasekten kang Madhani Pepesthen(03/07)
- Keduwung Nguntal Wedhung(26/06)
- Bandha Titipan, Nyawa Gadhuhan, Pangkat Sampiran(18/06)
- Mung Abab Thok(11/06)
- Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh(04/06)
- Sapa Sing Tekun Golek Teken Bakal Tekan(28/05)
- Urip Iku Urub(21/05)
- Golakana Tapake Kuntul Mabur(14/05)
- Kaya Siniram Banyu Sewindu Lawase(07/05)
- Wong Jawa Iku Panggone Semu(30/04)