Kulkas Kuno Koleksi Tembi Tidak Pakai Listrik

Kulkas model ini pada masanya mungkin hanya dimiliki oleh keluarga-keluarga tertentu saja, khususnya keluarga kaya (bangsawan) atau keluarga-keluarga Belanda.

Profil kulkas kuno koleksi Museum/Rumah Dokumentasi Tembi Rumah Budaya, foto: a.sartono
Bodinya terbuat dari kayu jati pilihan,
dan keterangan nama pabrik pembuatnya

Koleksi benda kuno lain yang ada di Rumah Dokumentasi atau Museum Tembi Rumah Budaya adalah kulkas kuno.

Istilah “kulkas” berasal dari bahasa Belanda yakni “koelkast”. Koel sama artinya dengan dingin atau cool dalam bahasa Inggris. Sedangkan kast berarti lemari. Jadi, dalam bahasa Indonesia barang itu lebih tepat disebut lemari pendingin. Istilah dalam bahasa Inggris untuk benda ini, yakni refrigerator, justru kurang populer di Indonesia.

Badan lemari pendingin kuno di Tembi ini terbuat dari kayu jati pilihan dengan ketebalan sekitar 1,5-2 cm. Bagian dalam kulkas ini ada lapisan berupa plat logam (seng) yang cukup tebal. Selain itu ada pula beberapa jeruji yang disusun bersilang sehinga membentuk bidang kotak-kotak seperti strimin.

Tampaknya lapisan plat logam itu berfungsi untuk menyimpan hawa dingin yang beredar di dalam ruangan. Sementara jeruji yang terpasang di dalam ruangan kulkas berfungsi untuk menahan balok es.

Kulkas ini tidak menggunakan energi dari listrik maupun baterai. Jadi, efek dingin berasal dari balok es. Artinya, untuk memfungsikan kulkas ini, kulkas harus diisi dengan es balok. Sementara sayur, buah, dan lain-lain yang disimpan diletakkan di bagian bawah.

Ruang atas dari kulkas kuno koleksi Tembi Rumah Budaya, foto: a.sartono
Ruang atas (terbuka) dan ruang bawah (tertutup)

Kulkas model ini pada masanya mungkin hanya dimiliki oleh keluarga-keluarga tertentu saja, khususnya keluarga kaya (bangsawan) atau keluarga-keluarga Belanda. Selain digunakan untuk mengawetkan bahan makanan, kulkas ini ketika itu juga punya fungsi yang berkaitan dengan gengsi sosial.

Pendek kata, pada zamannya orang yang memiliki kulkas seperti ini pasti akan mendapat predikat sebagai “wong sugih”. Ya, karena yang mampu membeli dan memfungsikannya memang hanya orang-orang kaya. Kulkas model ini relatif marak di kalangan orang-orang kaya waktu itu, utamanya di tahun 1930-an.

Di bagian depan kulkas kuno ini ditempel logam kuningan dengan keterangan Jenne & Co, Afdeeling Koelkasten, Weltevreden. Ini berarti benda tersebut dibuat oleh pabrik yang bernama Jenne & Co di Weltvreden (Jakarta Pusat).

Kulkas kuno koleksi Tembi ini memiliki ukuran tinggi 90 cm, bentang dari samping kiri ke kanan 50 cm, dan bentang bidang dari depang ke belakang 65 cm.

Kulkas dilengkapi dua pintu di bagian depan dan satu di bagian atas. Pintu-pintu itu dibuat sedemikian rupa sehingga tidak berengsel atau bersendi seperti umumnya daun pintu. Pintu-pintu kulkas berfungsi sebagai semacam laci. Jadi untuk membuka atau menutupnya dilakukan dengan cara menarik keluar atau memasukkan pintu (laci) tersebut.

Detail ruang dalam kulkas kuno koleksi Tembi Rumah Budaya, foto: a.sartono
Detail ruang atas kulkas kuno

A. Sartono



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta