Ini Dia Si Jawa Bukan Jawa, Asli Bikinan Luar Jawa
Jadi, bagi saudara-saudara dari Jawa mohon maaf, merek tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan Pulau Jawa, Suku Jawa, Bahasa Jawa, atau Kebudayaan Jawa, apalagi gula jawa.
Tampang depan si Jawa
Satu lagi kendaraan kuno koleksi Tembi Rumah Budaya selain Si Hitam Manis, yakni sebuah sepeda motor buatan Cekoslovakia (negeri itu sudah bubar, berubah menjadi dua negara yakni Ceko, Slovakia). Motor tersebut diberi merek JAWA. Ha, Jawa ? Ya, Jawa. Tetapi ini diucapkan “yava”.
Pencipta atau pembuat sepeda motor jenis ini bernama Frantisek Janecek yang lahir pada tanggal 23 Januari 1878. Ia merupakan tokoh penting dalam industri otomotif di Ceko. Tokoh ini meninggal dunia pada 4 Juni 1941.
Frantisek Janecek membeli divisi motor dari Wanderer pada tahun 1929. Wanderer merupakan produsen otomotif dari Jerman. Produk dari perusahaan Wanderer meliputi sepeda, sepeda motor, mobil, van, dan berbagai mesin. Perusahaan otomotif ini didirikan dengan nama Winklhofer and Jaenicke pada tahun 1896. Kemudian perusahaan ini menggunakan nama Wanderer pada tahun 1911. Wanderer tidak hanya memproduksi kendaraan sipil, namun juga jenis kendaraan militer hingga tahun 1945.
Kayak merek lokal
Merek Jawa diambil dari penggabungan dua nama, yakni namanya sendiri: Janicek dan Wanderer. Masing-masing nama diambil dua huruf pertamanya, yakni Ja dan Wa. Jadilah Jawa. Jadi, bagi saudara-saudara dari Jawa mohon maaf, merek tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan Pulau Jawa, Suku Jawa, Bahasa Jawa, atau Kebudayaan Jawa, apalagi gula jawa.
Sepeda motor merek Jawa dengan berbagai variasi tipologi, seri, atau model diproduksi pada rentang tahun 1929 sampai 1975. Pada tahun-tahun sebelum dan setelah pecah Perang Dunia I dan II sepeda motor Jawa pernah mengalami masa jaya.
Koleksi sepeda motor Jawa yang ada di Balai Dokumentasi atau Museum Tembi Rumah Budaya diproduksi tahun 1954. Kemungkinan besar sepeda motor tersebut sampai di tanah Jawa pada tahun 1961.
Sepeda motor yang ada di Tembi ini memiliki spesifikasi antara lain: knalpot ganda, jok berbentuk seperti huruf 8, mesin 250 cc. Warna cat utama sepeda motor ini merah. Unsur logam lain dikrom mengkilat dengan kualitas krom yang baik sehingga tahan karat. Tutup block mesin terbuat dari aluminium berkualitas baik. Panjang sepeda motor tersebut 175 cm, tinggi 100 cm, dan lebar bentang stang (stir) 65 cm. Diameter velg 40 cm, sedangkan diameter roda 55 cm.
Rumah lampu dan tangki
Kapasitas tangki bahan bakar 12 liter. Kecepatan maskimal 100 km per jam. Konsumsi bahan bakar 2,5-3 liter per 100 km. Percepatan gigi 4 langkah. Kerangka bodi terbuat dari pipa logam. Shock-absorbers terletak di kedua sisi roda belakang dan depan. Spakbor terbuat dari plat logam (besi) yang dilapisi cat dan kualitas sangat baik sehingga tahan karat. Bobot kendaraan sekitar 110-115 kilogram.
Sepeda motor Jawa di Tembi ini telah direstorasi oleh Dian Susilo (Hard Classic Chopper) yang beralamatkan di Sungai Bambu Raya (Pool), Tanjung Priok, Jakarta Utara. Usai direstorasi, motor ini kemudian diboyong ke Tembi atas nama pemilik Tembi Rumah Budaya, N. Nuranto. Kini sepeda motor merek Jawa atau sebut saja si Jawa ikut melengkapi koleksi benda-benda kuno yang ada di lembaga kebudayaan tersebut.
Penasaran untuk mengamati, menyentuh, dan berfoto dengan si Jawa? Silakan berkunjung ke Tembi. Si Jawa nan gagah namun santun siap menanti, meski tidak bisa ngomong Jawa.
Profil si Jawa yang gagah namun santun
A.Sartono
sumber: http://motorlama.com/jawa-1929-sekarang.php
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/