Rukmarata Gugur di Hari Pertama Baratayuda

20 Mar 2014 Rukmarata adalah seorang ksatria yang berwajah tampan serta berperilaku baik dan sopan. Sifat dia itu bertolak belakang dibandingkan dengan Burisrawa, kakaknya yang buruk muka dan juga buruk perangainya.

Wayang Rukmarata

Raden Rukmarata adalah bungsu dari lima bersaudara anak dari pasangan Prabu Salya dan Dewi Pujawai atau Dewi Setyawati. Kakak sulungnya adalah Dewi Erawati istri Prabu Baladewa raja di Mandura. Kakak nomor dua adalah Dewi Surtikanti istri Adipati Karna. Disusul kakak perempuan nomor tiga yang paling cantik yaitu Dewi Banowati istri Prabu Duryudana raja Hastinapura. Sedangkan kakak nomor empat adalah Raden Burisrawa yang menjadi raja di negara Cindekembang menggantikan mertuanya.

Rukmarata adalah seorang ksatria yang berwajah tampan serta berperilaku baik dan sopan. Sifat dia itu bertolak belakang dibandingkan dengan Burisrawa, kakaknya yang buruk muka dan juga buruk perangainya. Rukmarata tidak begitu sakti, namun penurut. Ia tinggal di kesatrian Pambutulan.

Tokoh Rukmarata ini jarang sekali tampil. Bahkan dalam cerita-cerita ‘carangan’ atau cerita yang tidak baku pun Rukmarata jarang ditampilkan. Namun walaupun demikian ayahnya, Prabu Salya sangat menyayanginya, dan menyiapkan Rukmarata menjadi pewaris tahta kerajaan Mandraraka.

Pada hari pertama perang Baratayuda, Rumarata secara sembunyi-sembunyi, tidak atas pengetahuan Prabu Salya, pergi ke medan perang. Dari persembunyiannya Rukmarata melihat Resi Seta, senapati dari pihak Pandawa membawa gada pusaka Kyai Pecatnyawa, mengamuk dengan dahsyat. Resi Seta mengamuk karena dua adiknya, yaitu Utara dan Wratsangka sebagai senapati pengapit, telah gugur terlebih dahulu.

Menyaksikan banyak korban jatuh karena amukan Resi Seta, Rukmarata terusik hatinya. Ia melepaskan panah dari tempat persembunyiannya ke arah Resi Seta dan melukai tangannya. Resi Seta semakin kalap dicarinya asal dari anak panah yang mengenai tangannya. Dikarenakan Rukmarata masih melepaskan anak panahnya, maka Resi Seta dengan mudah berhasil menemukan persembunyian Rukmarata.

Berhadapan dengan Resi Seta, Rukmarata yang tidak mempunyai kesaktian istimewa tersebut dengan mudah dapat dikalahkan. Ia gugur di tangan Seta, pada hari pertama perang Bratayuda.

Herjaka HS
Rukmarata, dalam bentuk wayang kulit, buatan Kaligesing Purworejo, koleksi Museum  Tembi Rumah Budaya. Foto : Sartono

Artikel Terbaru

  • 28-05-16

    Jainem dan Annisa He

    Jainem adalah nama tokoh dalam kisah cerpen karya Ardi Susanti, berjudul ‘Jainem’ yang terkumpul dalam antologi cerpen ‘Pulang Ke Kotamu’. Annisa... more »
  • 28-05-16

    Lagu Puisi dari Sell

    Selli Kodong, seorang siswi SMA yang baru lulus dan sedang proses mendaftar di perguruan tinggi, memetik gitar sambil mengalunkan dua lagu puisi... more »
  • 28-05-16

    Festival Musik Tembi

    Lokakarya bertajuk “Gaul Bareng Ronggeng Deli: Tradisi Hybrid dari Selat Malaka” membuka penyelenggaraan Festival Musik Tembi 2016 hari kedua.... more »
  • 28-05-16

    Kamis Pon Pekan Ini

    Pranatamangsa: sampai dengan 21 Juni 2016 masih terhitung mangsa Karolas atau musim Keduabelas yang disebut Saddha, umurnya 41 hari. Saat panen... more »
  • 27-05-16

    Macapatan Malam Rabu

    Putaran ke-147 macapatan malam Rabu Pon di Tembi Rumah Budaya pada 17 Mei 2016, masih setia menggelar tikar untuk ‘njagani’ para pecinta macapat yang... more »
  • 27-05-16

    Dangdut Elektonik da

    Sampai saat ini musik dangdut masih menjadi musik yang disukai masyarakat kelas bawah. Konon karena liriknya yang sangat dekat dengan situasi dan... more »
  • 26-05-16

    Nyai Surti Dalam Sas

    Nyai Surti, salah satu judul cerpen dalam antologi cerpen ‘Pulang Ke Kotamu’ karya Ristia Herdiana digarap dalam bentuk drama oleh Kelompok Belajar... more »
  • 26-05-16

    Penampilan Keluarga

    Foto yang dibuat pada tahun 1867 ini memperlihatkan Bupati Kudus, Raden Mas Tumenggung (RMT) Candranegara yang dikenal juga dengan nama... more »
  • 25-05-16

    ‘Pulang Ke Kotamu’ M

    Rasanya, ini merupakan pilihan kostum yang menarik, khas perempuan Jawa yang rindu kampung halaman. Para penulis cerpen, yang diterbitkan dalam... more »
  • 25-05-16

    Festival Musik Tembi

    “Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah airku Indonesia”, dengan lantang dan pemuh percaya diri komunitas Music For Everyone... more »