Narayana (3)
Author:editorTembi / Date:02-02-2015 / Di dalam dunia pedalangan, nama Narayana khusus dipakai saat menceritakan tokoh Kresna saat masih muda. Sedangkan selanjutnya atau setelah dewasa tokoh yang sama lebih dikenal dengan nama Kresna yang artinya hitam.Sejak Adipati Sengkapura Kangsadewa terbunuh di tangan Kakrasana dan Narayana pascaadu jago manusia, berakhir sudah ancaman tahta negara Mandura yang sekarang diduduki oleh Prabu Basudewa. Narayana dan Kakarasana telah menghentikan gejolak negri dan menyeimbangkan kembali tata kehidupan seperti sebelum terjadi konflik antara Basudewa dan Kangsadewa. Setelah tiba pada saatnya negara Mandura diwariskan kepada Kakrasana yang bergelar Prabu Baladewa atau Balarama.
Sedangkan Narayana melakukan ‘penggembaraan’ untuk memelihara dunia agar terhindar dari ketidakadilan dan angkaramurka. Di dalam dunia pedalangan, nama Narayana khusus dipakai saat menceritakan tokoh Kresna saat masih muda. Sedangkan selanjutnya atau setelah dewasa tokoh yang sama lebih dikenal dengan nama Kresna yang artinya hitam.
Nama Kresna didapat dalam Regweda sebagai anak Dewaki yang pandai dan bijaksana. Namun sejatinya lebih dari itu, Kresna hadir dan dikenal sebagai manusia dan sekaligus sebagai ‘dewa yang mahakuasa.’ Resi Padmanaba yang adalah penjelmaan Dewa Wisnu telah ‘manuksma’ menjadi satu dengan Kresna.
Kresna juga hadir sebagai raja dan sekaligus anggota masyarakat. Kresna mempunyai watak cekatan, cerdas, lantip, dan tahu ‘sadurunge winarah.’ Ia didudukan sebagai sosok pemimpin dan orang terkemuka. Maka segala sesuatu yang menempel pada jati diri Kresna termasuk perwatakannya menjadi cerminan dan acuan masyarakat pecintanya, terutama para pemimpin.
Dalam pejelmaannya sebagai manusia seutuhnya, Kresna telah menikahi beberapa putri. Dengan Dewi Jembawati, Kresna mempunyai dua anak yaitu Samba Wisnubrata dan Gunadewa. Tidak seperti Samba Wisnubrata yang berparas sangat tampan, Gunadewa berparas sedang, dan mempunyai ekor seperti kera. Hal tersebut dimungkinkan karena kakeknya dari pihak ibu adalah seorang pandita berujud kera. Kresna sangat mengasihi Samba dan mengajaknya hidup di istana. Sementara Gunadewa adiknya berada di pertapaan Gadamadana bersama kakeknya.
Kresna juga mempunyai istri Dewi Rukmini putri Haryaprabu Rukma raja Kumbina. Dengan Dewi Rukmini Kresna mempunyai dua orang anak. Anak nomor satu lahir perempuan, sangat cantik, bernama Dewi Titisari. Anak nomor dua lahir laki-laki berujud raksasa dan diberi nama Saranadewa.
Istri Kresna nomor tiga adalah Dewi Setyaboma, putri Prabu Setyajid dari negeri Lesanpura. Hasil perkawinannya dengan Dewi Setyaboma lahirlah Raden Setyaka. Istri Krsena yang lain adalah Dewi Pratiwi, putri dewa dari Saptapertala, Hyang Antaboga. Berpasangan dengan putri dewa berujud ular ini Kresna menurunkan dua orang anak ‘kedana-kedini’ laki-laki dan perempuan bernama Sitija dan Siti Sundari. Ada lagi istri Kresna yang lain namanya Dewi Kusumawati yang melahirkan Bambang seketi.
Demi tugasnya sebagai penyeimbang serta pemelihara dunia tidak segan-segan Kresna membunuh seorang tokoh jika yang bersangkutan menjadi ancaman kekacauan dunia. Selain Kangsadewa Kresna telah membunuh Raja Haya yang tinggal di hutan Yamuna, membunuh Danawa berwujud banteng dahsyat yang menakutkan, membunuh Pralambang, Naraka, Yamba, Pita, Asura dan Muru dan masih banyak lagi.
Dalam menjalankan tugas hidupnya, Kresna mempunyai teman akrab yaitu Arjuna panengah Pandawa. Kemitraan antara keduanya semakin kokoh ketika Arjuna menikahi Dewi Sumbadra adik Kresna. Bagaikan daun sirih yang beda muka namun digigit sama rasanya, demikianlah penggambaran hubungan antara Kresna dan Arjuna. Jika kemudian diketahui bahwa Kresna adalah titisan Prabu Ramawijaya sedangkan Arjuna adalah titisan Raden Laksmana adik Rama, maka layaklah jika antara Kresna dan Arjuna seakan-akan tidak dapat dipisahkan.
Jika dipandang dari dunia spiritual, Kresna adalah ‘Yang Kuasa’ sedangkan Arjuna adalah ‘titah Yang Kuasa’. Hubungan Kresna dan Arjuna dapat disimbolisasikan sebagai hubungan kerja sama antara Tuhan dan manusia dalam memerangi kejahatan dan angkaramurka untuk memayu hayuning bawana.
Herjaka HS
Ensiklopedi Figur WayangLatest News
- 11-02-15
Raja Jawa Pelopor Bi
Berdagang bukanlah hal yang tabu, seperti anggapan kaum bangsawan masa tersebut. Berdagang, asal sesuai etika Jawa, bahkan dianjurkan oleh... more » - 11-02-15
Geleng-geleng Kepala
“Berarti kalau menginap di sini, makannya sudah tiga kali ya? Kalau begitu termasuk murah ya. Apalagi di lokasi ini sudah lengkap, ada ruang meeting... more » - 11-02-15
Jejak Sang Pencipta
Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada dekade 1930-an, ketika ia sedang bertugas di Dinas PP&K Provinsi Sumatra Utara. Serampang Dua Belas pertama... more » - 10-02-15
Wikikopi, Resep Raha
Sekelompok anak muda menamakan kelompok mereka Wikikopi. Markas mereka berada di sebuah pasar tradisional di Yogyakarta, Pasar Kranggan. Mereka... more » - 10-02-15
Ki Margiono : Hidup
Ki Bagong Margiono adalah seorang dalang wayang purwa yang telah selama 46 tahun bergelut dengan dunianya itu. Ki Bagong Margiono tak pernah berhenti... more » - 10-02-15
Kyai Wonokriyo Konon
Sumber lain menyatakan bahwa Kyai Wonokriyo adalah cucu dari Kyai Jejer yang makamnya juga terletak di Dusun Jejeran namun berjarak kurang lebih 300... more » - 09-02-15
Lagu Puisi di Bulan
Sastra Bulan Purnama edisi ke-41 menjadi terasa syahdu dan bertabur cinta, lebih-lebih ada pemain musik yang menghadirkan lagu-lagu puisi. Tema cinta... more » - 09-02-15
Narayana (4)
Sejak sebelum lahir, Kresna telah membuat takut Kamsa atau Kangsa karena ramalan Batara Narada dan juga ramalan Resi Senjasi, yang mengatakan bahwa... more » - 09-02-15
Denmas Bekel 9 Febru
more » - 09-02-15
Wayang Jurnalis Jili
Digadang-gadang menjadi pertunjukan paling ramai di bulan kasih sayang ini, Wayang Jurnalis Jilid II akan memberikan banyak kejutan. Tak hanya... more »