Makam Gajah Namun Bukan untuk Menguburkan Gajah

Makam Gajah Namun Bukan untuk Menguburkan Gajah

Jika orang melintas di Jalan Kusumanegara Yogyakarta, tepatnya bial sampai di Kampung Glagah, Warungboto, Umbulharjo, maka orang akan melihat sebuah pagar tembok memanjang di sisi selatan jalan. Pada salah satu sudut tembok tersebut terdapat sebuah relief yang menggambarkan seekor gajah sedang memegang senjata panah bermata tiga. Di atas belakang gajah tersebut terdapat relief matahari. Sedangkan di bagian depan bawah (di bawah belalai) terdapat relief yang menggambarkan tanaman nanas sedang berbuah. Di bawah panil relief tersebut terdapat tulisan yang berbunyi Kariotaroenafonds mataram. Selain itu terdapat pula sebuah tulisan yang menerangkan tahun pembuatan relief atau pagar tembok tersebut, yakni 14 Agustus 1932. Barangkali oleh karena kemenonjolan gambar gajah itu, maka kompleks makam ini kemudian dinamakan Makam Gajah.

Penamaan sebagai Makam Gajah itu sendiri mungkin bukan merupakan kesengajaan. Pasalnya relief tersebut sesungguhnya merupakan sengkalan memet, yakni sebuah sistem penulisan angka tahun yang dibuat dengan membuat gambar tertentu yang masing-masing gambar mempunyai nilai angka tertentu. Hal demikian dilakukan oleh masyarakat Jawa masa lalu. Seperti misalnya gambar matahari mencerminkan nilai satu. Pada intinya relief tersebut menandakan tahun Jawa yang nilainya setara dengan tahun 1932. Berdasarkan rumus keumuman, maka jika disetarakan dengan tahun Jawa, maka tahun tersebut mengacu pada angka 1844. Mungkin Matahari dalam relief itu memang berarti angka satu, Gajah mungkin bernilai 8. Sedangkan anak panah dan buah nanas mungkin bernilai 4.

Makam Gajah Namun Bukan untuk Menguburkan Gajah

Kebanyakan orang tidak tahu mengenai makna dari relief tersebut. Mereka memahaminya sebagai gambar gajah sehingga untuk memudahkan penyebutan makam ini mereka menyebutnya sebagai Makam Gajah. Oleh karena penyebutan ini maka orang pun menjadi mempunyai persepsi yang sering keliru. Mereka menganggap bahwa Makam Gajah adalah sebuah makam yang pernah digunakan untuk menguburkan gajah. Padahal nama makam ini dulunya hanya Makam Glagah begitu saja. Sebagian kapling lain dinamakan Makam Nirwanda Glagah. Oleh karena penamaan ini pula Makam Glagah ini juga sering disebut sebagai Makam Nirwanda.

Kini relief gajah di makam ini tertutup tiang listrik. Pemasangan tiang listrik tepat berada di depan tengah dari relief tersebut. Dengan demikian, orang pun tidak akan dapat dengan mudah bisa melihat relief tersebut. Untuk dapat melihat relief gajah ini kini tidak lagi bisa dilakukan dengan sambil lalu melainkan harus dengan keseriusan. Artinya, orang yang bersangkutan harus mengamatinya dengan berdiri di depan relief tersebut.

Makam Gajah di Glagah, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta bukanlah makam yang digunakan untuk menguburkan gajah sekalipun namanya demikian dan di salah satu sudut pagar temboknya terdapat relief gajah.

Makam Gajah Namun Bukan untuk Menguburkan Gajah

Ke Yogya yuk ..!

a.sartono


Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta