Fonticello
Satu-satunya Se-Asia

Fonticello Satu-satunya Se-Asia

Musik bergenre rock mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita, grup band yang mengusung genre rock pun sudah tak terhitung di Indonesia. Tapi bicara kelompok musik yang satu ini, percaya deh kalau mereka satu-satunya, bahkan se-Asia. Nama grup ini Fonticello, kelompok musik asal Jogjakarta yang terdiri dari lima orang pemuda tampan, cadas, dan penyuka musik rock bernama Hasnan Achmady (lead/rythm/scream cello), Alfian Emir (lead/rythm cello), Dior Perwira (low/rythm cello), dan Angga Pratala (voc/lead/rythm cello), dan Rendra (drummer). Hampir semua dari mereka lulusan musik ISI Jogjakarta, kecuali Hasnan yang menyelesaikan kuliahnya di sekolah Desain, Jogjakarta.

Pandangan orang tentang alat musik cello yang terlanjur dicap hanya dimainkan untuk orkestra dan keroncong coba didobrak oleh mereka, katanya jangan hanya alat musik gitar yang populer, cello pun bisa populer dan bisa dimainkan dalam genre musik apapun. Kelompok musik yang sama persis seperti mereka, bernama Apocalyptica. diakui menjadi “influence” mereka untuk membentuk grup ini. Namun soal gaya panggung dan konsep musik, mereka bisa pastikan sangat berbeda. “Perbedaan yang paling mencolok adalah kalau Apocalyptica vokalnya selalu “featuring” dengan musisi lain, kalau kita nggak, dan setiap performance kita selalu “headbang” sambil bermain cello, tukas Hafnan.

Fonticello Satu-satunya Se-Asia

Fonticello dibentuk November 2004, sejak terbentuk mereka sudah berganti personil sampai empat kali, bukan karena tidak ada kesamaan visi misi, tetapi menurut Hasnan, satu-satunya personil sejak awal berdiri, mengaku permasalahan personal lah yang menyebabkan mereka gonta-ganti personil. Namun sampai saat ini Fonticello masih mengemban tugas yang sama, yaitu membuat alat musik cello “booming” seperti gitar. “Salah satu pendekatan kita ke audiens adalah dengan musik rock yang kita usung, mudah-mudahan perlahan tapi pasti, apa yang kita inginkan bisa tercapai,” kata Hasnan.

Mereka memang berbeda, dan satu-satunya kelompok musik cello se-Asia, tapi soal karier bermusik mereka mengaku jatuh bangun dan mengalami berbagai pengalaman baik dan buruk. Salah satu pengalaman yang paling diingat mereka adalah saat mereka diundang bermain di Jakarta Blues Festival, yang diundang langsung oleh Oding Nasution. Awalnya mereka mengaku gugup, bukan karena mereka harus bermain dalam festival musik yang besar, tetapi khawatir kalau musik rock mereka kurang diapresasi. “Sebelumnya kita selalu kasih tahu format musik kita, supaya kita tidak salah tempat. Mereka bilang konsep musik kita cocok untuk panggung art mereka. Karena ada request lagu blues, kita mengaransemen “Smoke On The Water” malam itu,”.

Fonticello Satu-satunya Se-Asia

Sebelum mereka tampil malam itu, grup band The Sigit lebih dulu tampil dengan penonton yang membludak, bahkan sampai selesai dan lampu dimatikan penonton masih berteriak ”we want more, we want more”. Begitu Fonticello naik dan mulai memainkan lagu, satu persatu penonton pergi meninggalkan mereka. “Awalnya kita down banget, mereka semua langsung balik badan pergi. Tapi begitu Angga mulai memainkan cellonya, mereka langsung berbalik badan dan kembali melihat performance kita sampai selesai, bahkan penonton dari panggung sebelah beralih ke panggung kita,” kenang Hasnan.

Fonticello Satu-satunya Se-Asia

Mimpi mereka masih jauh dari kata tercapai, bahkan nama mereka yang sudah besar dianggap belum cukup, masih butuh perjuangan dan proses pembelajaran yang panjang. Fonticello unik dan berkarakter, baik dari segi musik juga performance saat di panggung, sayang kesempatan mereka untuk merambah industri musik, dirasakan Hasnan dan yang lain masih sangat jauh. Selain kurang terekspos, kesempatan yang datang ke mereka tidak banyak meskipun sudah memberikan karya yang baik dan berkualitas. “Kita sudah coba kirim karya baik ke major atau indie label, tapi belum ada feedback, entah apa kendalanya, mungkin komposisi musik kita yang kurang baik, atau gaya panggung kita, atau yang lebih konyol lagi gara-gara muka kita, nggak tahu, yang pasti kami masih ada dan akan terus memberikan warna baru di ranah musik tanah air,”.

Fonticello Satu-satunya Se-Asia

Temen nan yuk ..!

Natalia.S


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa