Tembi Rumah Budaya - Tembi Cultural Home
SaUnine String Orchestra
Simak Sa'Unine String Orchestra di tab Read More...
Tembi Community In Facebook
Komunitas Tembi juga hadir di facebook. Silakan bergabung dan berinteraksi dengan Komunitas Tembi Read More...
Submit your articles on Indonesian Cultural Diversity
As a community of Indonesian Culture, Culture House Tembi accept article submissions image / picture to be displayed on our website at column Tembi Read More...
Want to Stay with the natural rural atmosphere
Want to stay and tour the countryside with houses nuanced landscape green, rice fields are beautiful, crystal clear swimming pool?stay at Tembi get tour with serenity and natural coolness.Contact us to book a time and place. Read More...
update Tembi.net di twitter
Dapatkan update Tembi.net dan informasi-informasi lainnya paling awal di twitter @tembibudayanews Ayo.... follow sekarang juga. Read More...
Write your Testimonials about Tembi House of Culture
Submit your impression or positive testimonials about Tembi Cultural House. Good impression and testimonials you can continue to make us serve you better. Read More...
Join with our Comunity of Tembi House of Culture
Community Tembi is a community formed to preserve the culture around. With the container Tembi Cultural House is expected all of this community can play an active role in preserving culture. Whether the contribution of writing articles, activities, social events, etc.. Read More...
Kedamaian dalam Kesederhanaan Alami
Kalau Anda ingin menikmati suasana desa alami yang sederhana. Ingin merasakan suasana kedamaian jauh dari bisingnya kota. Ingin menikmati makanan Jawa masalalu yang sederhana? Cobalah nikmati prasarana Bale Inap yang menampilkan rumah kayu lama gaya limasan, landscaping asri dan di kelilingi area persawahan organik. Read More...
Tempatkan iklan Anda di sini
Anda ingin menempatkan iklan untuk produk dan jasa? Silahkan hubungi kami. Read More...
Login Tembi CommunitySign Up Tembi Community?
Lost Password ?
What is Kombi?
Dik Doank Tidak Cinta Negara Lebih Suka Ada di Neraka
Dik Doank
Tidak Cinta Negara Lebih Suka Ada di Neraka
Di era 80-an kita pernah punya cerita “Catatan si Boy”. Cerita film yang diangkat dari cerita seri yang mengudara di Radio Prambors Jakarta. Tokoh dalam cerita ini menggambarkan sosok pemuda kaya yang ganteng, pintar, jago berantem, disukai banyak wanita tapi berhati mulia. Sosok si Boy seperti muncul ketika kita berhadapan dan berbicara mengenai prinsip hidup dari seorang Raden Rizky Mulyawan Hayang Denada Kusuma atau yang lebih dikenal dengan nama Dik Doank. Artis yang memulai karirnya di dunia hiburan sebagai penyanyi ini memang seperti si Boy, sama-sama ganteng tapi bedanya ia tidak merasa jagoan, tidak merasa kaya dan tidak pernah terdengar gonta-ganti pacar tapi seperti si Boy, ia berhati mulia.
Kemuliaan Dik Doank terlihat pada kegiatannya dalam memberi pendidikan bagi anak-anak yang tidak mampu. Kegiatan ini ia mulai tahun 1993. Empat tahun sebelum iadikenal sebagai penyanyi pada tahun 1997 ketika ia meluncurkan album pertama dengan hits “Pulang” (Dik Doang telah menghasilkan 3 album sampai dengan tahun 2004, album ketiganya berjudul 180 derajat yang isinya juga bertema sosial). Sekolah alam yang ia kelola terinspirasi dari perenungan akan proses perjalanan hidup mencari jati dirinya.
Dengan rendah hati ia bercerita, “Gue ngerasa dilahirkan bukan sebagai anak yang cerdas, tapi gue heran kenapa gue selalu survive”. Hasil perenungannya membuatnya berkesimpulan bahwa pendidikan formal pada umumnya, ada ketidakseimbangan antara ilmu yang sifatnya matematis dan sains dengan pendidikan seni budaya. Ia melihat kecerdasan menghitung tanpa iman membuat orang selalu berhitung saat memberi atau berbuat untuk orang lain. “Orang jadi mikir dapat apa, selalu ada pamrih.” Menurutnya, berbeda dengan orang bodoh tapi imannya baik. Ia tidak akan pernah berpikir apa imbalannya jika berbuat baik untuk orang lain. “Sikap ini bisa tumbuh jika sedari kecil orang mendapat pendidikan seni dan budaya.
Belajar Seni adalah belajar mengolah rasa dan rasa itu adalah keindahanNYA”. Menurut pria kelahiran 21 September 1968 ini, orang yang mengerti tentang keindahan maka ia akan tahu untuk apa ia melakukan sesuatu, yaitu untuk kemuliaan sang Pencipta. “Tuhan itu tidak perlu dimuliakan karena Dia sudah Maha Mulia, yang perlu memuliakan diri adalah kita ini sendiri” tegas om ganteng, panggilan untuk dirinya di komunitas Kandank Jurank Doank.
Kesadaran manusia untuk memuliakan diri akan melahirkan keikhlasan. Proses panjang sekolah gratis yang ia beri nama Kandank Jurank Doank dia akui sebagai bagian dari menjalankan ilmu ikhlas yang ia yakini. Menurutnya kebodohan akan membuat manusia menderita dan keyakinannya, penderitaan itu adalah tempatnya Tuhan bertahta. Ia mencontohkan bagaimana ia merasa kesepian saat mulai kegiatannya dengan sekolah yang ia buat tahun 1993. Saat itu ia merasa kesepian karena ia sendirian dan tidak ada yang membantu. Disitulah ia merasakan suatu “penderitaan”. Tetapi tekad kuatnya justru membuat ia bisa “menikmati penderitaan”. “Buat saya lebih baik saya ada di Neraka yang saya ciptakan sendiri karena saya tahu penderitaan ini karena Allah yang menyiksanya daripada saya kaya tapi saya disiksa dunia” Ujar ayah dari 3 anak ini.
Sejak tahun 2004 Alumni Institut Kesenian Jakarta jurusan Desain Grafis ini mendirikan Yayasan Dik Doank yang menaungi sekolah alam yang dikelolanya. Ia begitu mencintai anak-anak dan dicintai anak-anak dan Ia bahagia dengan kehidupannya, bersama Ratta Billa Baggi, Geddi Jaddi Memmbumi dan Putti Kayya Hatti Imanni buah perkawinannya bersama Myrna Yuanita yang ia nikahi tahun 1993.
Dik Doank begitu mantap dengan jalanNya dan semakin kuat dengan istrinya yang baginya sangat istimewa karena juga bisa mencintai anak-anak yang bukan darah dagingnya. Perjalanan panjang perjuangannya mulai dari Kemayoran, pindah ke pinggiran rel, Ciputat sampai sekarang di Kandank Jurank Doank dan nantinya akan ke gunung membuktikan kepada dirinya bahwa kepasrahan adalah kunci kehidupan. Menurutnya, "Hidup adalah proses, dan proses adalah perubahan, perubahan itulah yg menandakan kita hiduphttps://tembi.net.bila kita yg hidup, takut akan perubahan, sesungguhnya kita sudah matihttps://tembi.net.atau kita tetap hidup, tetapi dalam kemiskinan jiwa dan hati".
Dik Doank memang seniman yang penuh prinsip, filosofinyadalam, cara mengajarnya mudah dan unik. Semudah dan seunik ia menyingkat namanya yang panjang cukup dengan panggilan Dik (Doank). Ia tidak menarik bayaran, syaratnya cuma satu, buang sampah pada tempatnya. Contoh lain dalam pelajaran menggambar misalnya, ia melarang anak untuk menghapus. Menurutnya proses perjalanan hidup tidak akan selalu mulus sehingga kesalahan itu wajar dan bagaimanapun kesalahan adalah pelajaran terbaik bila kita bisa memperbaiki dengan segala keterbatasan yang ada.
Ia mengerti betul bahwa sejak dini anak harus dibiarkan berkreasi dengan imajinasinya sendiri, tidak didominasi orang tua supaya anak belajar membuat keputusan. Sayang, prinsip ini sepertinya tidak banyak diterapkan di sekolah formal. Jadi kenapa ini tidak dijadikan isu nasional oleh om ganteng? “Buat saya nggak penting ada negara, buat apa ada negara kalau negara tidak bisa mengadili para koruptor. Saya tidak cinta Negara ini, tapi saya terlanjur mencintai bangsa ini. Apa yang saya lakukan ini hanyalah imbas dari seorang hamba Tuhan yang ingin mendapat kemuliaan dengan memuliakan orang lain”. Tandas om ganteng mantap.
ypkris
Advertise Penghargaan Sapta Pesona 2010
Museum Tembi Rumah Budaya menerima penghargaan Sapta Pesona 2010
Piagam penghargaan Tembi.org dari Menristek Hatta Rajasa pada tahun 2004
Piagam penghargaan Tembi.org dari Menristek Hatta Rajasa pada tahun 2004
Cipta Award 2011
TeMBI rumah budaya
sebagai
Finalis
Dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata Budaya Berwawasan Lingkungan Tingkat Nasional
TeMBI Resorts.
Get the beautiful moment and beautiful viewing in rural
Sa' Unine
String Orchestra
Harga CD Rp 90.000,-
Belum termasuk ongkos kirim
Pemesanan hubungi Titin di
08561152733 atau 021-7253410 / 021-7203055
Klik Disini Untuk Mendengarkan
PITUTUR LUHUR LELUHUR
Baru Terbit !!!
PITUTUR LUHUR LELUHUR
Buku kumpulan pepatah Jawa yang diterbitkan Tembi Rumah Budaya untuk mengangkat kembali nilai-nilai lokal yang masih relevan dengan kondisi kekinian.
Dapatkan segera di:
Tembi Rumah Budaya
Jl. Parangtritis Km 8,4 Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Telp. (0274) 368000 atau 368004
Tembi Rumah Budaya
Jl. Gandaria I / 47B Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Telp: (021) 7203055, 7253410
Harga Rp 35.000,-
Kidung Malam
Novel KIDUNG MALAM terbitan terbaru dari Tembi Rumah Budaya, merupakan cerita bersambung karya Herjaka HS yang memaparkan sebagian jalan hidup yang ditempuh Durna hingga periode Kurawa dan Pandawa di Hastinapura.
Durna termasuk tokoh yang jarang dikisahkan secara tunggal, baik dalam novel maupun pertunjukan wayang. Karenanya penerbitan novel ini sekaligus melengkapi dunia novel wayang yang akhir-akhir ini semakin semarak.
Dapatkan segera di:
Tembi Rumah Budaya
Jl. Parangtritis Km 8,4 Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Telp. (0274) 368000 atau 368004
Tembi Rumah Budaya
Jl. Gandaria I / 47B Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Telp: (021) 7203055, 7253410
Harga Rp 35.000,-
Sa' Unine
String Orchestra
Buaian Sepanjang Masa
Harga CD Rp 90.000,-
Belum termasuk ongkos kirim
Pemesanan hubungi Titin di
085782989824 atau 021-7253410 / 021-7203055
Klik Disini Untuk Mendengarkan
Konser Buaian Sepanjang Masa
"Sa'Unine String Orchestra"
Konser Buaian Sepanjang Masa
Mempersembahkan lagu serta bunyi-bunyian Nusantara
Kamis, 9 Februari 2012
Pk. 19.30 WIB
Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta
http://kasakusuk.com/ http://www.ncomm-stratcom.com/