Denny Darko, Sang Pelukis Pasir
Masa lalu itu memang sejarah, tapi ia harus disyukuri karena ia yang membawa kita ke masa kini dan masa depan, meskipun masa depan itu masih misteri.
Kisah hidup Soemiran Karsodiwirjo, pendiri pabrik rokok Retjo Pentung adalah inspirasi yang mengilhami Denny Multi Parmikoadi untuk menjalani pilihan hidup.
Dulu, pak Soemiran (kakeknya) bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Tapi beliau tidak meyakini keadaan diri sebagai takdir. Baginya itu cuma nasib, dan nasib bisa berubah jika memang mau berubah. Maka setiap pagi sebelum pergi ke rumah tuannya, ia mengumpulkan remah tembakau yang jatuh dari truk-truk pengangkut di jalan. Tembakau dibersihkan dan dijual ke pasar. Begitu terus sampai jadi pedagang dan berhasil mendirikan pabrik rokok Retjo Pentung dalam waktu kurang dari 20 tahun(sebelumnya memakai merk Banteng Sumoro).
Denny Darko lahir tgl 1 Juni 1977 dengan nama Denny Multi Parmikoadi di Tuluangung Jawa Timur. Sejak kecil ia gemar sekali menggambar dan main sulap.
Sebetulnya kenapa sih pesulap selalu pakai nama baru? “Di dunia Magic yang tampil itu bukan orang biasa. Sejarahnya bisa kita lihat pesulap besar Houdini. Aslinya Erick West, nama Houdini diambil dari seorang magician Perancis Sir Henry Houdin, akhiran i adalah untuk menyebut “seperti”. Jadi dia ingin seperti Houdin”. terang Denny kepada Tembi.
Nama Darko yang ia gunakan diambil dari nama tokoh film. Nama itu menginspirasi dirinya untuk tampil seperti Darko. Sebelum masuk ke ajang the Master, Denny sempat menjalankan usaha sulap street magic dengan Tara Kardha dengan nama “invisible” ketika masih sama-sama kuliah di Bandung. Usaha itu berjalan cukup baik, mereka sering tampil di acara-acara perusahaan sampai ke luar Jawa. Usaha ini mulai meredup dengan maraknya acara sulap di televisi.
Denny memutuskan untuk ikut ajang kompetisi para pesulap karena ia melihat televisi sebagai factor X atau pengali yang dengan cepat membuatnya bisa dikenal orang lebih banyak. Namun seperti diakui beberapa magician yang pernah cerita kepada Tembi, sejak ajang The Master digelar tahun 2009, persaingan antar pesulap jadi nggak sehat karena begitu banyak pesulap baru yang muncul. Mereka membuat masyarakat jadi tidak menghargai sulap sebagai seni, asal bisa tehnik yang sama atau mirip dengan yang sudah terkenal, lalu mereka pasang harga lebih murah supaya tetap laku. Padahal untuk jadi pesulap butuh waktu latihan bertahun-tahun, butuh proses, tidak instan dan harga alat sulap mahal.
“Ibuku bilang, kalau kamu cuma mau jadi seperti orang kebanyakan maka kamu akan jadi orang biasa.” Menjadi orang yang keahliannya hanya bisa dihitung dengan jari di satu tangan akan membuat kita selalu dicari. Itulah kalimat dari ibunda Denny. Sejak melihat seni sand animation di Youtube tahun 2009 lalu, Denny sudah melihat satu peluang besar yang pasti membuatnya tetap dicari orang.
Sejauh pengetahuannya, di Indonesia belum banyak yang bisa melakukan seni sand animation itu. Maka Denny mulai mempelajari seni sand animation, seni yang pertama kali diciptakan oleh Ferenc Cako dari Budapest tahun 1994.
Dari nol Denny mulai belajar sampai bisa menghasilkan gambar yang bagus lalu mentransformasi dari bentuk satu gambar ke gambar lainnya. “Sempat hampir nyerah juga awalnya waktu pertama kali nyoba, padahal dari kecil aku ki dikenal jago nggambar”.
Enam belas bulan lamanya Denny terus belajar sendiri. Sama seperti ketika ia mulai belajar sulap waktu masih SD, semuanya ia pelajari sendiri tanpa berguru. Hasilnya, sampai saat cerita ini dituliskan, ia masih tercatat sebagai salah satu dari amat sedikit pelaku sand animation, satu orang lagi adalah kakak angkatannya di ITB.
Pertama kali Denny memperkenalkan keahliannya dalam sand animation sebagai bonus dari penampilannya sebagai pesulap dalam sebuah acara perusahaan. Keberaniannya untuk memberi lebih (bonus) ternyata membuatnya mendapat lebih. Namanya tetap eksis dengan ketrampilannya yang baru : sand animator.
Denny memahami betul bahwa manusia itu suka dengan sesuatu yang belum terungkap, sesuatu yang misteri. Itu makanya orang suka dengan sulap karena orang selalu penasaran dengan apa dan bagaimana hasil akhirnya. Begitu juga dengan sand animation, orang selalu penasaran gambar apa yang akan dihasilkan dari setiap proses transformasinya.
Transformasi adalah perubahan. Sama dengan evolusi. Dan evolusi adalah jawaban agar manusia tetap bisa beradaptasi.”Di dunia sulap, yang nggak bisa bertahan akan tergantikan, untuk itu kita harus berubah dan salah satu caranya adalah berevolusi”. Bersyukur adalah cara menikmati hidup karena hidup itu adalah anugerah karena kita terpilih. Buktinya, dari jutaan sel sperma hanya 1 yang bisa membuahi satu sel telur, dan itulah kita. Today is a gift, that’s why we called today is present!!
Temen nan yuk ..!
ypkris
Artikel Lainnya :
- HEWAN AWETAN DI MUSEUM BIOLOGI(05/07)
- MENGISI HIDUP DENGAN PERBUATAN BAIK(04/07)
- DUSUN BERJO SENTRA GENTENG YOGYAKARTA(23/03)
- 28 Januari 2011, Figur Wayang - Karna(28/01)
- KUJANG DAN TOMBAK PANCASULA DI MUSEUM Tembi(24/09)
- WAJAH-WAJAH PASAR TRADISIONAL DI YOGYAKARTA(01/01)
DJOGDJA SUDAH TIDAK SEPERTI TEMPO DOELOE(01/01) - Topeng dari Slamet Riyadi Sabrawi(13/04)
- Perpustakaan(12/10)
- 4 Maret 2011, Figur Wayang - Kisah Sebelum Kematian(04/03)
Radio Kombi [ ON AIR ] Sign Up| Lost Password
What is Kombi?