Angelica Livia
"Musik dan Piano Adalah Hidupku"
Memiliki paras cantik, masih muda dan berbakat. Rasanya sudah sangat cukup untuk menjadi seorang “entertainer”. Namanya Angelica Liviana, pianis muda berbakat yang satu ini memang sangat menghibur ketika sedang memainkan jari jemarinya diatas tuts piano. Seperti yang ia lakukan saat berkolaborasi bersama Alfian Emir Adytia dan Gigin Ginanjar sebuah pagelaran Cello Recital Alfi bertajuk “Passion Disappointment Anxiety” di Tembi Rumah Budaya, Jogjakarta beberapa waktu lalu dalam program Forum Musik Tembi (Fombi). Kepekaan Livi, terhadap musik sebenarnya sudah terlihat sejak usia 11 tahun, namun tanpa pengetahuan tentu tidak banyak yang bisa dilakukan olehnya. Livi mengaku baru menemukan kecintaannya pada musik saat usia 17 tahun. “Waktu itu aku mendapat banyak gemblengan dan motivasi dari seorang guru yang sampai saat ini sangat menginspirasi aku dalam banyak hal” katanya.
Perjalanan mengenal dan menekuni dunia musik tidak berjalan mulus, banyak sekali suka duka dan jatuh bangun dialami Livi, beberapa penghargaan seperti pemenang pertama di Bali Competition tahun 2006, mendapatkan peringkat kedua di Johannes Oentoro Piano Competition, peringkat ketiga di Chopin Piano Competition pada tahun 2008 Surabaya dan masih banyak penghargaan lainnya yang didapat dara cantik ini dalam perjalanannya menjadi pianis. “Selama ini segala penghargaan dan pencapaian aku anggap sebagai “hadiah” atas hasil kerja kerasku, dan tentu saja kritik dan kegagalanlah yang memotivasi aku untuk tidak cepat merasa puas dan selalu berusaha menjadi pianis yang lebih baik lagi,” tuturnya.
Sampai saat ini Livi masih terus belajar dan ingin terus mengembangkan karirnya di dunia musik, baginya menjadi pemusik yang baik tidaklah mudah, dibutuhkan kesabaran, ketelitian, komitmen, dan keinginan untuk selalu belajar juga pantang menyerah. Pengorbanan lain adalah tenaga, waktu dan biaya yang tidak sedikit. “Dan yang terpenting adalah tanggung jawab atas keputusan apapun yang telah dipilih. Aku menjadi seperti sekarang tentunya melalui proses yang panjang, sampai akhirnya memenangkan beberapa kompetisi piano, tidak pernah ada target untuk menjadi pemenang, sebuah kompetisi aku anggap proses berlatih dan menampilkan yang terbaik adalah tujuan utamaku,” paparnya.
Cita-cita Livi sampai saat ini yang belum tercapai adalah melanjutkan pendidikan musiknya, ia sadar betul menekuni dunia musik khususnya piano butuh perjuangan dan pembelajaran yang panjang. “Musik dan piano adalah hidupku, disana aku bisa mencurahkan segala bentuk pikiran, ide dan keluh kesah kehidupan. Aku tumbuh bersama dengan musik dan sebagian besar yang aku lakukan sekarang ditujukan demi perkembangan musik itu juga,” tutup Livi.
Temen nan yuk ..!
Natalia S.
Foto2: Berbagai sumber
Artikel Lainnya :
- Petilasan Gunung Permoni: Tamansari Keraton Mataram Pleret (26/04)
- Mackenzie Salah Satu Tokoh Pembedah Jogja(02/10)
- SLONDHOK RENTENG PAK MUL, CAMILAN KHAS LAIN DARI SLEMAN(28/09)
- Obbie, Sang Penjaja Suara(02/05)
- Pada Suatu Saat di Banjar Sangging(05/10)
- NGIRAS MAKANAN MODEL YOGYA TEMPO DULU(03/02)
- Busana Adat Kraton Yogyakarta (1887 - 1937) Makna dan Fungsi dalam Berbagai Upacara(01/11)
- Daftar judul buku(18/09)
- MONUMEN DI JOGJA RIWAYATMU KINI(23/02)
- 11 Februari 2011, Figur Wayang - Destarastra(11/02)