Pameran Mahasiswa
"Jakarta 32c"
Ajang pesta seni dua tahunan mahasiswa Jakarta telah dilaksanakan yang pembukaannya berlangsung pada, sabtu (22/09) kemarin. Acara tersebut mampu menarik ratusan lebih pengunjung mulai dari seniman, penulis, publik dan mahasiswa. Kalau di lihat dari jumlah karya yang di presentasikan, di bandingkan dengan dua tahun lalu, tahun ini karya mengalami penurunan secara kuantitas.
Meskipun karya-karya tahun ini pun cukup menarik. Salah satunya adalah karya Iddima berjudul “Terbawa” (mix media, 200x300cm), karya tersebut mampu menarik perhatian mata para pengunjung. Karya yang nampak sederhana tanpa menggunakan warna yang berlebihan, tetapi karya patung manusia yang dipresentasikan di dinding galeri tersebut mampu menghasilkan fantasi yang luar biasa. Karya itu terlihat seperti manusia-manusia yang muncul dari dinding, apalagi memperlihatkan bentuk manusia yang tidak utuh, hanya kepala, pundak, tangan serta kaki. Dengan jumlah patung yang lebih dari satu, pengunjung dapat merasakan kekhawatiran sesuatu yang akan muncul dari dinding tersebut.
Ada juga beberapa karya yang bersifat interaktif, dimana karya-karya tersebut ingin mengajak kita ikut menjadi bagian dari karyanya. Dan yang tak kalah menarik adalah karya-karya hasil workshop bersama seniman Jakarta. Workshop dengan tema “Lowongan”, kata “Lowongan” sangat mengandung arti yang cukup luas bahkan kurang spesifik. Tetapi pada tiap-tiap workshop tersebut, yang terdiri dari workshop Senirupa Publik, Fotografi, Video Eksperimental, Video Music, Komunikasi Visual Berbasis Cetak, Seni Digital dan Interaktif dan Arsitektur mampu menghadirkan spesifikasi tema yang pada akhirnya menjadikan hal-hal yang biasa menjadi tidak biasa.
Seperti contoh karya workshop arsitek yang di giring oleh Ardi Yunanto, dimana hasil karya nya dapat menjadi solusi bagi pedagang kaki lima yang berjualan di jembatan penyebrangan. Memang ilegal berjualan disitu, tetapi karya yang di buat menghasilkan sebuah gagasan baru untuk para pedagang. Sebuah kotak yang penjangnya kurang lebih 5 meter dengan lebar 1 meter dan atasnya dihiasi oleh bunga lengkap dengan tanahnya. Kotak yang menyerupai pot besar tersebut ternyata mempunyai fungsi ganda. Selain sebagai bagian dari jembatan, yang penempatannya disesuaikan dengan pot asli jembatan tersebut kotak tersebut mampu menjadi sebuah tempat penyimpanan barang dagangan penjual kakilima, yang mungkin sewaktu-waktu bila muncul Satpol PP mereka dapat mengamankan barang dagangannya dari penyitaan. Tapi kalau posisinya diatas jembatan, bukannya Satpol PP dapat dengan mudah mengawasi gerak-gerik si pedagang?
Kemudian yang menarik lagi bila melihat hasil-hasil workshop video eksperimental dan video musik. Hasil dari kedua workshop tersebut hampir sama dalam arti gaya permainannya. Dua-duanya menggunakan pendekatan dokumenter dan melakukan aksinya hampir semua dengan ber-eksperimen. Lalu apa perbedaan antara video eksperimental dengan video music?. Namun ada yang terlihat berbeda sekali, ketika ada dua karya di dua worksop video tersebut, yang sama-sama berangkat dari performance art. Tetapi salah satu video nya hampir menjadi sebatas video dokumentasi perform. Dia tidak utuh lagi menjadi sebuah video performance dikarenakan susunan gambar yang di tampilkan tidak mampu mengkonstruksi secara utuh bangunan sebuah video karena susunannya masih liar. Sedangkan video yang lain mampu mengkonstruksi gambar menjadi sebuah bangunan video. Susunan gambar yang memiliki nilai sama, kemudian dia memiliki logika fungsional gambar dan suara. Dengan begitu kumpulan-kumpulan tersebut dapat menjadi sebuah video.
Sebenarnya kalau kita lihat karya-karya submission (karya kiriman dari mahasiswa/i se- Jakarta), kita dapat melihat sejauh mana proses pendidikan seni di Jakarta mengembangkan mahasiswanya, dan tingkat kesadaran mahasiswa untuk kritis terhadap permasalahan Jakarta. Kita tunggu Jakarta32c dua tahun lagi, apakah hasil karya submission akan bertambah atau masih sama dengan tahun ini.
Artikel Lainnya :
- 16 Juni 2010, Yogja-mu - BANGUNAN SEBAGAI PENANDA BATAS WILAYAH DI YOGYAKARTA(16/06)
- 22 Juni 2010, Djogdja Tempo Doeloe - RUMAH SAKIT MATA DR. YAP TAHUN 1920-AN(22/06)
- 30 Maret 2010, Ensiklopedi - DOLANAN ENDHOG-ENDHOGAN(29/03)
- 8 Juni 2010, Djogdja Tempo Doeloe - WC TAHUN 1920-AN(08/06)
- Sendang Ciren atau Sendang Luk Sinangka, Lokasi Kelahiran Untung Surapati(11/10)
- Mengenal Tradisi Bangsa(19/09)
- Mengaji Ilmu Lingkungan Kraton(05/11)
- 30 September 2010, Primbon - Watak Dasar Bayi(30/09)
- Upacara Bendera dengan Busana dan Bahasa Jawa di Jogja(10/10)
- 1 Oktober 2010, Kabar Anyar - MENJUAL JOGJA TANPA KEHILANGAN CITRA DAN HARGA DIRI(01/10)