Pameran Foto Pacu Jawi
Karapan Sapi Ala Sumatera Barat
Mau lihat atraksi balapan sapi yang serupa tapi tak sama dengan karapan sapi milik Madura. Namanya Pacu Jawi, sebuah atraksi lomba balap sapi yang diabadikan dalam karya fotografi yang tak hanya bercerita tetapi memiliki keindahan tersendiri melihatnya.
Pernah melihat lomba balap sapi yang dilombakan di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat bernama Pacu Jawi?. Atraksi permainan tradisional ini memang hampir serupa dengan karapan sapi di pulau Madura yang diselenggarakan rutin setiap tahunnya, khususnya setelah menjelang musim panen habis. Bedanya jika karapan sapi diselenggarakan di lintasan yang kering, Pacu Jawi diselenggarakan di sawah-sawah milik masyarakat setempat sehabis panen dalam kondisi berlumpur. Kegiatan ini sebenarnya sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan menjadi sarana hiburan yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat setempat.
Dalam Pacu Jawi, pada pelaksanaannya, diikuti oleh Jawi (sapi) secara berpasangan, yang dikendalikan oleh seorang joki yang berpegangan pada tangkai bajak. Si joki ikut berberlari bersama Jawi dalam sawah yang penuh lumpur, yang menang adalah sapi yang berhasil berlari lurus. Dan biasanya Jawi yang berhasil memenangkan lomba, harganya naik bisa dua kali lipat, selain menjadi Jawi kebanggaan, si sapi yang menjadi pemenang menjadi lambang prestisse pemiliknya.
Bagi yang belum pernah melihat dan penasaran seperti apa Pacu Jawi ini, Bentara Budaya Jakarta bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Tanah Datar menyelenggarakan kegiatan pameran foto Pacu Jawi, Pesona Wisata dan Kuliner dalam rangka promosi budaya dan pariwisata kabupaten tersebut yang berlangsung 20 – 23 September mendatang. Momentum pameran foto ini dijadikan promosi besar-besaran pariwisata Tanah Datar.
Arbain Rambey sebagai kurator Pameran Pacu Jawi, mengatakan, pa¬¬meran fotografi budaya Pacu Ja¬¬wi ini seperti sebuah pene¬ga¬san pada sebuah rang¬kaian yang ter¬jadi dalam beberapa ta¬hun ter¬akhir. Pacu Jawi, yaitu budaya pa¬cu sapi khas Kabupaten Ta¬nah¬datar, Sumbar makin popu¬ler melalui tangan-tangan foto-grafer.
Tak hanya foto atraksi Pacu Jawi, berbagai miniatur bentuk rumah gadang, juga serpihan-serpihan dari peradaban prasejarah Maek, dipamerakan di sini. Melalui pameran foto yang menampilkan berbagai keindahan dan keunikan Pacu Jawi, diharapkan mampu mempromosikan pariwisata daerah ini, tak hanya melulu Bali yang menjadi pusat pariwisata mancanegara. Selain itu, lewat pameran foto ini pelestarian budaya sekaligus memberikan wawasan kepada generasi muda akan kekayaan budaya luhur bisa tersampaikan. Dan yang terpenting, tidak hanya puas melihat lewat foto, tetapi bisa menyaksikan dan menikmati atraksi ini secara langsung.
Natalia S.
Artikel Lainnya :
- TAK SEKADAR MARKISA(13/04)
- REPOSISI TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA(14/04)
- Nasi Uduk Dongkelan(30/01)
- 1 Juli 2010, Kabar Anyar - PASAR KANGEN, PASAR TIBAN, OSENG-OSENG BLEDEG(01/07)
- Banyaknya Acara Seni Budaya di Yogya(14/07)
- KUDA DI ZAMAN PERANG DIPONEGORO (1825-1830)(01/12)
- Pameran Artist Residensi 10 Galih Reza Hidup dan Harapan(12/09)
- Bima Kandawa Mengajarkan Pancasila(02/06)
- Maca Titi, Basa lan Carita. Jilid IV(20/06)
- Manusia Menjadi Domba(25/07)