Menapak Tilas Jalan Raya Pos Karya Daendels
11 Aug 2016 Judul : Ekspedisi Anjer - Panaroekan. Laporan Jurnalistik Kompas 200 Tahun Anjer – Panroekan, Jalan (untuk) PerubahanPenulis :
Penerbit : Kompas, 2008, Jakarta
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : xvii + 445
Jalan Raya Pos (De Grote Postweg)dibuat pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels (1808-1811). Jalan tersebut membujur dari Anyer di ujung barat pulau Jawa sampai Panarukan di ujung timur sepanjang kurang lebih 1.100 km. Jalan ini menjadi akses penting bagi penguasa Belanda untuk mempersingkat waktu tempuh, berprospek ekonomi serta sebagai sistem pertahanan.
Di samping Jalan Raya Pos sebagai proyek utama dibangun pula jalan untuk berbagai keperluan. Misal jalan sepanjang pantai utara dari Batavia ke Cirebon, jalan untuk keperluan militer di jalur selatan dari Semarang ke Yogya-Solo. Di daerah pedalaman juga dibangun jalan untuk mengangkut barang dan hasil bumi. Di sampingnya sejajar dengan Jalan Raya Pos, dibangun pula jalan pedati untuk warga. Jalan Raya Pos ini sampai sekarang masih menjadi urat nadi Pulau Jawa.
Untuk mewujudkan proyek ambisius ini ribuan nyawa penduduk menjadi korban. Di samping perlakuan pemerintah kolonial (dan juga pejabat setempat) yang kurang manusiawi (misal upah dan jam kerja yang tidak memadai), juga disebabkan penyakit dan keganasan alam. Jalan ini menjadi saksi hasil tanam paksa di tanah Jawa yang dikeruk ke Batavia, kemudian dikirim ke Belanda.
Pulau Jawa memang pernah dikenal sebagai pengekspor komoditas pertanian dan perkebunan nomor satu. Konsumen Eropa pada 1830 hingga pertengahan 1900-an sangat meminatinya. Pemerintah Kolonial Belanda kemudian melalui sistem tanam paksa, mengharuskan setiap kawasan mempunyai komoditas sendiri sebagai produk unggulan. Contohnya Besuki dengan tembakau, Priangan dengan kopi Jawa, Pati dan sekitarnya dengan kapuk, dan lain-lain. Kelanjutan dari eksploitasi ini adalah pendirian pabrik gula di berbagai tempat, karena gula adalah salah satu produk yang sangat menguntungkan.
Namun seiring perjalanan waktu, keunggulan komoditas Jawa tersebut meredup bahkan ada yang mati. Pun ketika Indonesia sudah merdeka. Memang ada upaya untuk menghidupkan kembali, walau pun hasilnya belum seperti yang diharapkan.
Membaca buku ini serasa kembali ke masa lampau. Melihat, mempelajari dan menelusuri jejak-jejak yang tertinggal seperti terbayang kemegahan dan kejayaan yang pernah ada. Buku ini membahas sejarah pembangunan jalan, perkembangan daerah di sepanjang jalur, kehidupan masyarakat dan berbagai aspek lainnya di masa lalu maupun sekarang. Di samping kesejarahan buku ini juga menonjolkan sisi-sisi kemanusiaan.
Kusalamani
EDUKASIBaca Juga
- 13-08-16
Buku untuk Orang Belanda Belajar Bahasa Jawa
Judul : Beknopte Handleiding om de Javaansche Taal te Leeren Spreken Penulis : J.W. van... more » - 12-08-16
Soekarno-Hatta dalam Museum-museum di Yogyakarta
Tokoh Nasional sekaligus Pahlawan Nasional Ir Soekarno dan Mohammad Hatta adalah 2 proklamator yang tidak bisa dipisahkan. Soekarno-Hatta kemudian... more » - 11-08-16
Menapak Tilas Jalan Raya Pos Karya Daendels
more » - 10-08-16
Mengenal Budaya Jawa Melalui Museum Tembi Rumah Budaya
Tak kenal maka tak sayang. Begitulah ungkapan tentang pentingnya proses mengenal. Diawali dengan mengenal dan kemudian tergerak untuk mencari tahu,... more » - 09-08-16
Sunan Pakubuwana X Beri Gelar Pangeran kepada Patihnya
Sejarah membuktikan,bahwa di masa pemerintahan Sunan Pakubuwana X (yang bergelar Sampeyan Dalem Ingkang Wicaksana Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan/... more » - 08-08-16
Jarasanda Anak Buangan (2)
Setelah genap masa kandungannya, hanya selisih beberapa jam, kedua permaisuri Prabu Wrehatrata melahirkan. Anehnya masing-masih bayi yang... more » - 08-08-16
Mempelajari Perjalanan Hidup Kota
Judul : Pengantar Sejarah Kota Penulis ... more » - 08-08-16
Tembok Kuno Bekas Pesanggrahan di Imogiri
Pajimatan Imogiri yang menjadi kompleks makam raja-raja Mataram sudah demikian terkenal. Di seputaran kompleks tersebut juga ditemukan bangunan atau... more » - 06-08-16
Bale Inap Tembi, Koleksi Museum Sekaligus Rumah Inap
Tembi Rumah Budaya selain dikenal sebagai rumah budaya dengan berbagai kegiatan atau aktivitas budayanya juga dilengkapi dengan museum, galeri, bale... more » - 04-08-16
Denmas Bekel 4 Agustus 2016
Denmas Bekel 4 Agustus 2016 more »
Artikel Terbaru
- 13-08-16
Buku untuk Orang Bel
Judul : Beknopte Handleiding om de Javaansche Taal te Leeren Spreken Penulis : J.W. van... more » - 13-08-16
Ada Tiga Hari dalam
Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya II Mangsa Karo. Usia 23 hari hari terhitung mulai 2 s/d 24 Agustus 2016. Candrane: Bantala Rengka, artinya... more » - 13-08-16
‘Membelah Bulan’ Kar
‘Membelah Bulan’ merupakan judul antologi puisi karya Resmiyati, seorang penyair perempuan dari Klaten, akan dilaunching di Sastra Bulan Purnama,... more » - 12-08-16
Rupa Perupa Jawa Tim
Perupa Jawa Timur, yang tergabung dalam kelompok Koperjati, kependekan dari Komunitas Perupa Jawa Timur, menyelenggarakan pameran di Jogja... more » - 12-08-16
Soekarno-Hatta dalam
Tokoh Nasional sekaligus Pahlawan Nasional Ir Soekarno dan Mohammad Hatta adalah 2 proklamator yang tidak bisa dipisahkan. Soekarno-Hatta kemudian... more » - 12-08-16
Gatotkaca Membagi Ke
Adakah yang lebih luhur serta mulia, dari seseorang yang mendoakan musuhnya agar terlepas dari rantai derita, bahkan ia rela menjalani laku berat... more » - 11-08-16
Purwadmadi, Penyair,
Nama lengkapnya Purwadmadi Admadipurwa, atau sering dipanggil Pur. Dia seorang penyair sekaligus novelis dan jurnalis. Pernah menjadi wartawan... more » - 11-08-16
Menapak Tilas Jalan
Judul : Ekspedisi Anjer - Panaroekan. Laporan Jurnalistik Kompas 200... more » - 11-08-16
Menapak Tilas Jalan
more » - 10-08-16
‘Operasi’ Gagasan da
Tajuk pamerannya ‘Operasi’, menampilkan seni rupa karya Operasi Rachman Muchamad, dipamerkan sejak 30 Juli sampai 9 Agustus 2016 di Taman Budaya,... more »