Sang Anak Pun ikut Umroh, Meski Ada di Rumah
11 Apr 2016 Dalam pengertian umum foto sering ditempatkan sebagai kesaksian atas satu peristiwa. Lewat foto kita diminta percaya bahwa peristiwa itu benar terjadi. Namun melalui perpaduan teknologi dan seni, foto kemudian bisa mewujudkan gagasan dan impian menjadi nyata. Yang tidak riil dikira riil, yang tidak terjadi dianggap terjadi. Dan di sinilah asyiknya. Begitulah foto-foto yang dipamerkan Nunung Prasetyo di Mes 56, Yogyakarta, yang berakhir pada 2 April lalu.Pameran bertajuk Holy Picnic ini mengabadikan peristiwa umroh Nunung, istri, ibu dan sanak keluarganya di Tanah Suci, yakni di Mekkah, Madinah dan Jedah. Semuanya tampak alami dan nyata. Termasuk tampilnya Saka Kamal, putra Nunung yang berusia 5 tahun.
Saka berpose layaknya anak-anak. Berganti-ganti ia memegang mainan pistol, kuda lumping, cone es krim, dan lainnya. Ia juga menunggang sepeda kecil, dan memberi makan burung-burung merpati. Wajah bocah yang riang dan badannya yang gempal memancing senyum, sekaligus menyegarkan suasana dalam rekaman peristiwa ini.
Foto-foto ini dipajang di sejumlah ruang di Mes 56. Dan di ruang terakhir barulah kita sadar bahwa Saka tidak ikut serta dalam perjalanan umroh itu. Sederetan panjang foto terpajang, menampilkan Saka dengan latar kain putih, dan berpose seperti yang tampak pada karya-karya foto yang dipajang di ruang lain. Wajar jika tidak sadar karena dari segi komposisi ukuran dan pencahayaan, Saka tampil sangat wajar.
Kepada Tembi News, Nunung mengakui teknis yang paling sulit adalah bagaimana menambahkan Saka di foto sehingga menjadi bagian yang wajar dalam foto itu. Ia harus memperhitungkan benar faktor pencahayaan, posisi dan ukuran. Bahkan termasuk hal kecil seperti ekspresi orang lain berkaitan dengan kehadirannya.
Menurut Nunung, ide untuk membuat pameran ini berawal dari kedekatannya dengan sang anak. Meski masa umroh relatif tidak lama, sekitar sembilan hari, tapi rasanya berat bagi keduanya untuk berpisah. Maka sebelum berangkat umroh pada Januari 2016, Nunung sudah merancang untuk membawa anaknya secara imajiner. Saat memotret di Tanah Suci, ia mempersiapkan ruang bagi posisi anaknya di tengah keluarganya atau di antara obyek foto. Misalnya, menggeser posisi berdiri anggota rombongan yang difoto. Di Arab Saudi, pengambilan foto dilakukan di tiga tempat, yakni Mekkah, Madinah, dan Jedah.
Kemudian pengambilan foto Saka dilakukan di Yogya. Saka difoto dalam berbagai pose dengan beberapa kemungkinan cahaya lantas diolah lewat photoshop. Total proses persiapannya, kata Nunung, sekitar 1,5 bulan. Proses ini jelas membutuhkan kesabaran. “Termasuk membujuk Saka supaya mau difoto berkali-kali,” ujar Nunung sambil tertawa.
Maka jadilah Saka memegang es krim bersama ibu-ibu yang juga dengan ceria memegang es krim. Atau memegang kuda lumping di depan sebuah toko. Bahkan duduk di atas sepeda di samping rombongan. Foto lain yang patut dipuji adalah saat Saka melangkah di atas lantai karena dalam keadaan bergerak kesannya menjadi lebih alami.
Menarik pula saat Saka berdiri di sisi mobil, ada orang asing sedang menatap ke arahnya, mengesankan bahwa keduanya memang sedang melihat Saka. Padahal, menurut Nunung, kedua orang itu melihat ke arah obyek jepretan Nunung yang secara imajiner menempatkan Saka di sana. “Otomatis saja. Orang ini memotret apa sih, mungkin begitu pikiran mereka, jadi menengok ke arah posisi Saka,” kata lulusan jurusan fotografi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini tersenyum.
Dalam pameran perdananya ini, Nunung sudah berhasil membawa Saka untuk umroh bersama. Foto-fotonya mungkin bisa disebut sebagai pseudorealistic atau mungkin juga hyperrealistic. Yang jelas kenyataannya, dan ini kesan yang serta-merta timbul, adalah penampakan kasih sayang dan kedekatan ayah dan anak.
Sehari-harinya Nunung yang hobi memasak memang dekat dengan Saka. Setiap hari ia bekerja di rumah, meneruskan usaha keluarga di bidang catering di bilangan Cepit, Bantul. Di antara kegiatan rekreasi bersama anaknya, ternyata Nunung kerap mengajak anaknya berenang di Tembi Rumah Budaya.
Pameran foto Nunung juga menjadi menarik karena bagian dari kehidupan kesehariannya. Seperti sebuah catatan pribadi yang ingin dibagikan kepada orang lain.
Naskah dan foto:Barata
Berita BUDAYABaca Juga
- 14-04-16
100 Puisi Yuliani Kumudaswari Di Sastra Bulan Purnama
Antologi puisi yang diberi judul ‘100 Puisi Yuliani Kumudaswari’ karya Yuliani Kumudaswari, penyair yang tinggal di Sidoarjo, akan di-launching di... more » - 09-04-16
Siswa De Britto Mengapresiasi Wanita Lewat Foto
Dalam kesenian wanita bisa dibilang tema klasik yang selalu menarik dan memikat hati. Kali ini siswa SMA Kolese De Britto yang tergabung dalam De... more » - 07-04-16
Karakter Perempuan pada Foto-foto Gendis
Foto seringkali dipandang sebagai representasi realitas, termasuk manusia. Bahkan melalui foto, fotografer berusaha memvisualkan karakter manusia.... more » - 31-03-16
Urban Gigs 2016, Unjuk Kreativitas Kaum Muda Yogyakarta
Gelora jiwa muda terpancar di area perkir timur Gor Amongrogo Yogyakarta manakala hujan reda dan aroma basah mulai terhembus dari uap jalan... more » - 21-03-16
Pergantian Pengurus Paguyuban Dalang Muda Sukra Kasih
Pergelaran wayang kulit semalam suntuk hasil kerja bareng Tembi Rumah Budaya dengan paguyuban dalang muda Sukra Kasih kembali dilakukan pada hari... more » - 17-03-16
Pawai Ogoh-Ogoh Yogya 2016
Dalam rangka memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1938, serangkaian acara dilangsungkan. Bagi umat Hindu terdapat serangkaian perayaan Nyepi... more » - 15-03-16
Upacara Tawur Agung, Persamaan Dalam Keragaman
Ramainya wisatawan yang mengunjungi Candi Prambanan, Yogyakarta, tak mengurangi kekhidmatan umat Hindu dalam melangsungkan upacara Tawur Agung pada... more » - 14-03-16
Belajar Membuat Layang-layang Saat Bazar Buku
Rasanya semakin jarang terlihat anak-anak yang bermain layang-layang. Mungkin karena lahan bermain yang semakin sempit, atau desakan hiburan dan... more » - 12-03-16
FIB UGM Gelar Festival Kebudayaan Internasional
Tari Reog Ponorogo yang dipentaskan di depan hall lantai dasar Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, pada Selasa, 1 Maret 2016, mengundang perhatian... more » - 11-03-16
Pesan Kebersamaan Kirab Sang Naga
Kirab atau pawai senantiasa menjadi acara yang dinanti-nanti masyarakat. Pada setiap kirab selalu saja di sekitar rute yang dilaluinya disesaki... more »
Artikel Terbaru
- 16-04-16
Masuk Mangsa Kasebel
Pranatamangsa masuk mangsa Kesebelas atau disebut Desta. Mangsa Desta ini umurnya 23 hari, mulai 19 April s/d 11 Mei. Candranya ‘Sotya Sinarawedi’... more » - 16-04-16
Karya Seni Serba Bes
Pameran lukisan Maman Rahman dan Dwi Martono yang dilaksanakan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) 14-23 April 2016 menyuguhkan ukuran lukisan... more » - 16-04-16
Baso Oen yang Gurih
Kualitas baso tak pernah lepas dari kualitas dagingnya. Begitu pun dengan baso di warung Baso Oen di Jalan Parangtritis Km 7, Sewon, Bantul. Melihat... more » - 15-04-16
Panyutra, Sejarah Ka
Sejarah kampung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari warga yang menghuninya. Ia menjadi identitas, kebanggan, dan bahkan tali pengikat... more » - 15-04-16
Belajar dari Kegigih
Nama Dr Sardjito bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, tentu sudah tidak asing lagi. Karena nama itu, sekarang ini dijadikan nama Rumah Sakit... more » - 14-04-16
Upaya Keras Melestar
Judul : Upaya Pelestarian Situs Kota Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur 1983 – 1995 Penulis :... more » - 14-04-16
100 Puisi Yuliani Ku
Antologi puisi yang diberi judul ‘100 Puisi Yuliani Kumudaswari’ karya Yuliani Kumudaswari, penyair yang tinggal di Sidoarjo, akan di-launching di... more » - 14-04-16
Menu Vegan Serba Seh
Makan sehat dan nikmat tentu menjadi dambaan semua orang. Nah, untuk bulan April 2016 ini secara khusus Warung Dhahar Pulo Segaran Tembi Rumah Budaya... more » - 13-04-16
Denmas Bekel 13 Apri
Denmas Bekel 13 April 2016 more » - 13-04-16
Pameran Keramik Tiga
Pameran keramik di Tirana House yang berakhir pada 5 April lalu bisa dikatakan sebagai penegasan atas lahirnya sarjana perupa. Perupa yang dihasilkan... more »