Pawai Jalanan Pembuka Fetival Kesenian Yogyakarta Ke-28
25 Aug 2016 Perhelatan seni tahunan di Yogyakarta yang disebut dengan Festival Kesenian Yogyakarta telah dibuka secara resmi pada hari Selasa sore, 13 Agustus 2016 oleh Sri Sultan Hamengku Buwana X. Pembukaan dengan meniup terompet di Titik Nol Kilometer Yogyakarta diikuti oleh peniupan terompet oleh seluruh hadirin/penonton. FKY tahun 2016 ini merupakan FKY yang ke-28. Jadi, perhelatan seni ini terbilang sudah cukup lama berjalan di Yogyakarta. Ada pun tema yang diusung untuk FKY ke-28 ini adalah Masa Depan Hari Ini Dulu.Ishari Sahida (Ari Wulu), ketua FKY ke-28, menyampaikan bahwa untuk menuju masa depan kita perlu menentukan sikap pada hari ini dulu. Sebab masa depan adalah misteri. Dalam kaitannya dengan kesenian di Yogyakarta, setidaknya usia FKY yang telah mencapai 28 tahun telah cukup memberi landasan untuk membangun Yogyakarta sebab salah satu ciri khas yang menjadi identitas Yogyakarta adalah pada bidang kesenian atau kebudayaannya yang mau tidak mau membingkai atau mewarnai seluruh kehidupan masyarakatnya.
Mengutip pendapat Hippokrates, seni itu terlalu panjang dan hidup terlalu singkat. Demikian Sri Sultan Hamengku Buwana X mengawali sambutannya. Berkait dengan itu Sri Sultan menyatakan bahwa hal itu menjiwai kesinambungan FKY selama ini. FKY menunjukkan puncak-puncak kesenian di Yogyakarta yang di dalamnya tentu saja menunjukkan kreativitas, inovasi, eksplorasi yang merupakan hal penting dalam berkesenian.
Kekuatan Yogyakarta terletak pada seni budayanya. Dalam perjalanannya bisa dikatakan DIY mengalami renaissance Jawa yang salah satunya ditandai dengan revolusi istana oleh Sultan Hamengku Buwana IX. Renaisance Jawa dijiwai oleh agama ageming aji yang kemudian diapresiasi antara lain oleh proses-proses budaya lokal yang semuanya disinergikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai zamannya. Kebudayaan pada sisi ini sebagai titik tolak perjuangan yang menjangkau semua totalitas kehidupan. Dalam sambutannya itu Sultan Hamengku Buwana X juga menyampaikan pujian dan berpesan semoga selalu bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Pembukaan FKY ke-28 yang ditandai dengan Pawai Jalanan ini melibatkan 38 kontingen seni budaya yang tidak saja terdiri dari kelompok-kelompok yang ada di DIY namun juga di luar DIY seperti Belitung Timur, Gianyar (Bali), Maluku, Nusa Tenggara, dan lain-lain. Sedangkan agenda kegiatan FKY 28/2016 di samping Pawai Jalanan adalah Opening Ceremony Pasar Seni, Pasar Seni FKY, Panggung Pasar Seni, Panggung Senyap, Bioskop FKY, Lomba dan Workshop, Paperu (Pameran Perupa Muda), Teater FKY, JVMP, Diskusi Seni FKY, Sastra FKY: Mati Hari-Bukan Kawanku!, Wayangan, dan Panggung Masa Depan.
Acara Pawai Jalanan yang rencananya dilangsungkan mulai pukul 14.00 WIB akhirnya molor menjadi lebih dari pukul 15.00 WIB. Ribuan warga Yogyakarta dan sekitarnya yang telah menyemut di sepanjang rute pawai terpaksa harus bersabar menunggu acara tersebut. Ada pun rute yang ditempuh peserta pawai mulai dari Taman Parkir Abubakar Ali-Malioboro-Margatama-Titik Nol-Taman Budaya Yogyakarta. Antusiasme warga Yogyakarta dan sekitarnya dalam menyaksikan acara ini menjadi petunjuk bahwa agenda-agenda seni budaya di Yogyakarta selalu diapresiasi dengan baik oleh masyarakatnya.
Naskah dan foto:a.sartono
Berita BUDAYABaca Juga
- 04-08-16
Pesona Tebing Breksi di Yogyakarta
Salah satu tempat wisata yang saat ini sedang booming di Yogyakarta yaitu Tebing Breksi. Obyek wisata alam yang mulai dibuka untuk umum sejak Mei... more » - 02-08-16
Pria Sawo Matang di Antara Puisi-Puisi Dunia di Tepian Danau Zug
Musim panas telah tiba. Di Zug, sebuah kota kecil di tengah daratan Swiss dengan penduduk sekitar 28.600 jiwa, sejumlah kursi berwarna oranye bersama... more » - 30-07-16
Kemah Budaya ke-10 Berlangsung di Candi Prambanan
Iringan musik tradisional Jawa yang begitu rancak, bertalu-talu, dan meriah membuat para tamu undangan kemah budaya ikut manggut-manggut dan... more » - 29-07-16
Bincang-bincang dengan Yok Koeswoyo dan Djaduk Ferianto
Yok Koeswoyo adalah salah satu personil grup musik pop Koes Plus yang legendaris di Indonesia. Di masa jayanya, Koes Plus yang beranggotakan Yok, Yon... more » - 25-07-16
Prahara Identitas Bali dalam Sabung Ayam
Di sebuah desa terpencil di Bali pada awal April 1958, antropolog asal Amerika Serikat, Clifford Geertz, dan istrinya, dikejutkan oleh kehadiran... more » - 21-07-16
Bakda Kupat Pandeyan: Wujud Syukur dan Mengenang Jasa Para Wali
Hal demikian menjadi simbol bahwa orang yang bersangkutan mengakui bahwa dirinya tidak sempurna, lepat (salah/berdosa/lemah/berkekurangan, dan... more » - 20-07-16
Konser Gus Teja, Alunan Seruling dari Surga untuk Bumi
Gus Teja, maestro seruling dari Bali, menyebut kelompok musik yang hari itu bermain bersamanya sebagai “band.” Namun tidak seperti band pada umumnya... more » - 19-07-16
Menikmati Suasana Angkringan Tembi
Apa yang terbersit dalam pikiran ketika mendengar kata ‘angkringan’? Gerobak coklat dengan rentengan minuman sachet berbagai varian, ceret yang... more » - 15-07-16
Sastra Bulan Purnama #58
Rabu, 20 Juli 2016, pukul 19.30: Sastra Bulan Purnama #58 ‘Puisi Wayang dalam Syawalan Sastra(wan)’ Launching buku antologi puisi ‘Tancep Kayon... more » - 23-06-16
In Memoriam Jon Batik Si Pemetik Gitar
Jon, tak pernah lepas dari gitar. Pada banyak pembukaan pameran di Yogya, seringkali dia tampil dengan petikan gitar untuk mengisi acara. Dia banyak... more »
Artikel Terbaru
- 31-08-16
Rujukan untuk Mengen
Judul : Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Penulis ... more » - 30-08-16
“Paket Kemerdekaan”
Agustus tiba, Agustus pergi. Layaknya pengulangan yang tak akan berhenti, Agustus di Indonesia adalah perayaan yang memiliki “paketnya” sendiri.... more » - 30-08-16
Wilayah Praja Mangku
Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tidak hanya terkenal setelah dibangunnya Kompleks Pemakaman Keluarga Suharto, Presiden RI ke-2... more » - 29-08-16
Monolog dan Gerak Pu
Dua puisi karya Resmiyati, yang dimuat dalam antologi puisi ‘Membelah Bulan’, masing-masing berjudul ‘Katresnan’ dan ‘Sephia 2’ diolah dalam bentuk... more » - 29-08-16
Buku Pelajaran Sejar
Judul : Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie Penulis ... more » - 29-08-16
Kawasan Panggung Kra
Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berlokasi di Dusun Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul... more » - 27-08-16
Bayi Kelahiran Mangs
Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, 25 Agustus sampai dengan 17 September 2016, umur 24 hari. Candrane: Suta Manut ing Bapa,... more » - 27-08-16
Topeng, Tradisi yang
Topeng, merupakan salah satu koleksi di Museum Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Ada sekitar 15 topeng kuno yang dikumpulkan oleh Bapak Drs P Swantoro,... more » - 27-08-16
Pameran Kriya Besar
Tanggal 22-28 Agustus 2016 secara khusus Jogja Gallery, di Jl Pekapalan 1, Alun-alun Utara Yogyakarta menyelenggarakan pameran besar kriya... more » - 26-08-16
Teater Gandrik Penta
Lakon “Orde Tabung” karya Heru Kesawa Murti akan dipentaskan Teater Gandrik dalam bentuk dramatic reading di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (... more »