Menertawakan Diri di Pameran Foto Ayo Ngguyu

Author:editorTembi / Date:06-01-2015 / Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta merekam banyak kejadian unik, lucu, menggelikan, dan bahkan ironi atau paradoks yang memaksa orang untuk tertawa. Pameran foto mereka bertajuk “Ayo Ngguyu di Rikiblik Dangdut.”

Foto “Sembunyikan Aurat” karya Wawan H. Prabowo (Kompas), difoto: 27 Desember 2014, foto: a.sartono
Foto “Sembunyikan Aurat” karya Wawan H. Prabowo (Kompas)

Ada begitu banya peristiwa, atau segala sesuatu yang membuat orang tertawa atau tersenyum. Barangkali kejadian atau fenomena tersebut tidak disengaja, namun karena kejadiannya di luar kewajaran kemudian membuat orang lain tertawa. Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta yang menjadi insan profesional menemukan dan kemudian merekam banyak kejadian unik, lucu, menggelikan, dan bahkan ironi atau paradoks yang memaksa orang untuk tertawa.

Hasil kegiatan bidik rekam mereka itu sebagian ditampilkan dalam bentuk pameran bersama bertema “Ayo Ngguyu di Rikiblik Dangdut”. Pameran yang menampilkan 117 karya foto dan 17 story foto oleh 31 pewarta foto ini dilaksanakan di Bentara Budaya Yogyakarta pada 27-31 Desember 2014.

Foto “Hanyut” karya Ferganata Indra Riatmoko (Kompas), difoto: 27 Desember 2014, foto: a.sartono
Foto “Hanyut” karya Ferganata Indra Riatmoko (Kompas)

Pameran foto Ayu Ngguyu di Rikiblik Dangdut barangkali juga merupakan satire dari rekaman visual dua dimensi para pewarta foto yang menceritakan purwa rupa aspek kehidupan di sekitar kita. Ada banyak hal remeh temeh yang sering luput dari pandangan, namun justru seringkali mengungkapkan kejujuran. Hal inilah yang diangkat oleh pewarta foto dalam pameran ini.

Pameran ini bukan hanya mengajak kita untuk tertawa melihat aneka peristiwa unik dan lucu, namun juga untuk menertawakan berbagai hal yang ada di sekitar kita. Bahkan juga menertawakan diri kita sendiri yang barangkali pernah entah sengaja atau tidak melakukan hal yang sama dengan apa yang ada di dalam foto yang dipamerkan tersebut. Berani menertawakan diri sendiri karena kekhilafan, kedunguan, ketidaktahuan, dan segala macam kekurangan diri sendiri adalah bentuk dari berani bertindak jujur serta korektif terhadap diri sendiri.

Foto “Bukan Patung” karya Guntur Aga Tirtana (Radar Jogja), difoto: 27 Desember 2014, foto: a.sartono
Foto “Bukan Patung” karya Guntur Aga Tirtana (Radar Jogja)

Selain itu, tanpa sengaja hidup ini menyediakan banyak hal yang membuat kita tertawa. Bahkan di tengah situasi menegangkan dan panas sekalipun. Bangunan di tengah kota yang menjadi salah satu identitas dan keindahan kota kadang dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak semestinya. Salah satunya adalah tiang listrik, bangunan heritage, atau pergola. Semua bangunan itu malah dijadikan jemuran pakaian. Tentu saja hal ini menjadi ironi dan menimbulkan tertawa sekalipun juga ada perasaan mangkel.

Ada pula foto yang menampilkan orang kencing di sembarang tempat di tengah kota Yogyakarta. Mungkin orang tersebut tengah kebelet atau tidak menemukan toilet terdekat, atau memang bermental ngawur sehingga asal kencing saja di sembarang tempat sekalipun tempat tersebut ramai oleh lalu lalang orang.

Kuburan identik dengan tempat tenang dan sunyi sebagai peristirahatan terakhir. Namun bagi anak-anak, kuburan bisa saja dianggap sebagai tempat ideal untuk bermain. Hal ini ditampilkan oleh salah satu foto dalam pameran ini dimana sang anak dengan sangat santai berdiri di atas batu nisan dan menarik-rentang benang layang-layang. Kuburan tersebut mungkin dianggap ideal untuk bermain layang-layang karena tidak ada tanaman yang tinggi yang dapat menghalangi gerak terbang layang-layang.

Foto “Mencari Matahari” karya Novan Jemmi Andrea (Koran Sindo) dan Guntur Aga Tirtana (Radar Jogja), difoto: 27 Desember 2014, foto: a.sartono
Foto “Mencari Matahari” karya Novan Jemmi Andrea (Koran Sindo) 
dan Guntur Aga Tirtana (Radar Jogja)

Satu story foto menceritakan tentang orang berkendara sepeda motor di tengah banjir di jalanan. Ia terjatuh dan sepeda motornya masuk ke saluran drainase. Ia selamat namun motornya hanyut di saluran drainase tersebut. Ini ironi. Mestinya, drainase dibuat cukup aman bagi pengendara sepeda motor. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Banjir di tengah jalan raya idealnya memang tidak terjadi, tapi toh terjadi dan bahkan mampu menghanyutkan sepeda motor. Demikianlah, di tengah kehidupan sehari-hari ini memang banyak hal yang aneh, unik, dan lucu. Mungkin semuanya itu bukan dimaksudkan untuk aneh-aneh atau lucu-lucuan, namun toh menimbulkan tawa dan senyum juga. Akhir tahun lalu dan awal tahun ini mungkin cukup positif jika diawali dengan senyum dan tawa.

Naskah dan foto: A. Sartono

Berita budaya

Latest News

  • 13-01-15

    Patung Baru Prajurit

    Patung-patung prajurit itu juga dilengkapi dengan keterangan yang menjelaskan apa atau siapa prajurit tersebut. Melihat keseragaman format patung-... more »
  • 13-01-15

    Aneka Warangka Keris

    Warangka keris yang dikenal oleh masyarakat Jawa, dan juga oleh masyarakat Madura dan Bali, memiliki tiga macam bentuk dasar, yaitu ladrang, gayaman... more »
  • 13-01-15

    ‘Kata Hati’ dari Teg

    Ditemani dua pemain gitar dan seorang penyanyi bernama Yolla Pemela, Bontot Sukandar berselang-seling dengan Yolla antara menyanyi dan membacakan... more »
  • 12-01-15

    Narayana (1)

    Narayana diharuskan untuk berpetualang mengamalkan ilmu yang telah didapat, dengan menolong yang lemah serta membela yang teraniaya. Dalam kisah... more »
  • 12-01-15

    Pasinaon Basa Jawa K

    Ini contoh penerapan kata pada tataran bahasa Jawa saat ini, dengan keterangan: n = singkatan dari bahasa ngoko, na = bahasa ngoko halus, k = bahasa... more »
  • 12-01-15

    Sumber Kemuning di K

    Sunan Kalijaga yang menjadi salah satu penasihat spiritual Panembahan Senopati akan melakukan sembahyang, namun ia kesulitan untuk mendapatkan air... more »
  • 10-01-15

    Membincang UU ITE di

    Pembicara maupun peserta menginginkan peninjauan ulang UU ITE tersebut. Pasalnya, telah cukup banyak orang terjerat hukum oleh adanya UU ITE ini.... more »
  • 10-01-15

    Denny Sakrie Tinggal

    Sejak duduk di bangku SMP, ia aktif menulis artikel musik. Ia membuktikan konsistensinya karena hingga kepergiannya pada 3 Januari 2015 ia masih... more »
  • 10-01-15

    Ki Sri Mulyono dari

    Tidaklah heran jika Ki Sri Mulyono yang adalah cucu Ki Cermo Supardjan ini dapat memainkan wayang dengan apik. Sebagai trah dalang, pada usia 4 tahun... more »
  • 10-01-15

    Orang Jumat Kliwon R

    Penggabungan antara siklus ‘Saptawara’ tujuh hari yang meliputi Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dengan ‘Pancawara’ lima hari yang... more »