LPSK Ajak Penyair Bikin Puisi Khusus
04 Jun 2015Penjelasan yang dibingkai dalam sosialisasi LPSK ini dimaksudkan untuk memberi masukan kepada para penyair untuk menulis puisi dengan tema saksi dan korban, yang kemudian akan diterbitkan menjadi antologi puisi.
Penjelasan yang dibingkai dalam sosialisasi LPSK ini dimaksudkan untuk memberi masukan kepada para penyair untuk menulis puisi dengan tema saksi dan korban, yang kemudian akan diterbitkan menjadi antologi puisi.
Maka, untuk menjalankan sosialisasi tersebut LPSK bersama para penyair yang pernah tampil membaca puisi di Sastra Bulan Purnama Tembi Rumah Budaya, menyelenggarakan pertemuan, Jumat siang 29 Mei 2015 di ruang pertemuan Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta.
Abdul Haris Semendawai SH, LL.M, Ketua LPSK dan Lies Sulistiani, SH.,MH, Wakil Ketua LPSK bertemu dengan 40 penyair yang datang dari Yogya, Bogor, Bekasi, Tegal, Surabaya, Tulungagung, Cilacap, Purworejo, Purwokerto, Semarang, Temanggung, Magelang dan Solo perlu menjelaskan tugas dan fungsi LPSK dan menjelaskan apa itu saksi, dan saksi korban, saksi pelaku dan seterusnya.
Penjelasan yang dibingkai dalam sosialisasi LPSK ini dimaksudkan untuk memberi masukan kepada para penyair untuk menulis puisi dengan tema saksi dan korban, yang kemudian akan diterbitkan menjadi antologi puisi.
“Saya kira ini sesuatu yang baru untuk saya, dan LPSK, meski saya sudah pernah membaca puisi di Tembi dengan tajuk ‘Pejabat Negara Membaca Puisi’, tetapi mengaitkan karya sastra dengan sosialisasi LPSK merupakan suatu cara lain seperti yang selama ini pernah kita lakukan,” ujar Abdul Haris Semendawai.
Kedua Komisioner itu menjelaskan mengenai LPSK dan proses bagaimana supaya saksi bisa mendapat perlindungan, dan menjelaskan menyangkut saksi. Memang dalam penjelasan sama sekali tidak menyinggung karya sastra, tetapi apa yang disampaikannya untuk masukan bagi para penyair menulis puisi.
“Dalam sistem peradilan saksi itu penting, tetapi orang seringkali takut menjadi saksi karena mendapat ancaman dan sejenisnya, dan saksi tidak tahu akan haknya, maka LPSK akan mengambil peran agar saksi merasa aman dan menyampaikan kesaksiannya sesuai yang dilihat, diketahui dan dimengerti,” ujar Abdul Haris Semendawai.
Lies Sulistiani menjelaskan, bahwa LPSK mempunyai rumah aman yang dipakai untuk menampung saksi, yang memang terancam jiwanya. Terhadap saksi seperti ini LPSK memberikan perlindungan dengan tinggal di rumah aman, yang tidak semua orang mengetahui dimana lokasi rumah aman itu.
“Bahkan anggota LPSK sendiri, yang tidak menangani langsung tidak mengerti dimana lokasi rumah aman itu,” kata Lies Sulistiani.
Dari hasil pertemuan antara LPSK dan 40 penyair yang pernah tampil membaca puisi di Sastra Bulan Purnama, setiap penyair diminta menulis 10 puisi, yang nanti akan dipilih lima puisi untuk diterbitkan dalam antologi puisi.
“Maka, tulislah puisi yang memiliki bobot sastra, sebagaimana laiknya puisi dengan tema menyangkut saksi dan korban, yang di dalamnya tidak diharuskan menyebut nama LPSK dalam puisi yang ditulis,” kata Iman Budhi Santosa, salah seorang kurator puisi.
Aming Aminudin, seorang penyair dari Surabaya mengajukan pertanyaan kepada kedua komisioner: ‘Apakah dalam menulis puisi nantinya boleh menyebut nama saksi atau saksi korban?”
“Saya rasa, penyebutan nama dalam karya sastra tidak masalah, apalagi kasusnya sudah dipublikasikan di media massa. Hanya saja, hal-hal yang menyangkut kasus khusus dan perlu melindungi korban dan saksi korban, misalnya kasus perkosaan, nama saksi korban tak perlu dituliskan,” kata Lies Sulistiani.
Selama satu bulan, terhitung sejak sosialisasi dilakukan sampai dengan akhir bulan Juni 2015, para penyair diminta sudah mengumpulkan puisi, dan setelah diterbitkan akan di-launching dalam acara Sastra Bulan Purnama September 2015.
Ons Untoro
Berita BUDAYABaca Juga
- 09-06-15
#SaveMusicIndonesia Gerakan Peduli Musik Indonesia
Gerakan ini sebagai salah satu apresiasi terhadap musik, musisi, dan industri musik Indonesia. Pembajakan, minimnya musik anak, perizinan pemutaran... more » - 06-06-15
Sebuah Upaya Menghadirkan Kembali Perjuangan Para Pemuda
Rekaman jejak perlawanan pemuda pelajar Indonesia melawan penjajah, dapat dilihat dalam pameran temporer yang digelar oleh Museum Perjuangan... more » - 01-06-15
Dusun Tulung, Pundong, Bantul, Sentra Produksi Tapioka Yogyakarta
Mayoritas warga Dusun Tulung memilih bekerja untuk mengolah singkong dan turunannya. Entah itu dijual dalam bentuk tepung, kerupuk atau bentuk lain.... more » - 26-05-15
Mangir, Antara Kebenaran Sejarah dan Kepentingan Wisata Budaya
Emha Ainun Najib atau Cak Nun sebagai budayawan yang keturunan Ki Ageng Mangir menyampaikan bahwa sejarah itu kebenarannya tidak mutlak. Cak Nun... more » - 25-05-15
Pameran Foto Mahameru, Menggugah Betapa Penting Keberadaan Gunung
Untuk mengenang peristiwa “maha pralaya” atau bencana dahsyat yang terjadi kurang lebih 1.000 tahun yang lalu secara khusus Bentara Budaya Yogyakarta... more » - 23-05-15
Diskusi Oidipus Sebelum Pementasan
Buku ini diterbitkan bukan sebagai katalog, tetapi lebih sebagai bahan masukan untuk sutradara dalam menafsirkan Oidipus karya Sophocles. Sejumlah... more » - 19-05-15
Gelar Kemah Budaya 2015 di Candi Prambanan
Kemah Budaya untuk pertama kali diselenggarakan tahun 2007 di Museum Benteng Vredeburg. Tempat ini dipilih sebagai arena penyelenggaraan Kemah Budaya... more » - 15-05-15
‘Sang Nata’ Memadukan Ketoprak dan Teater
Sang Nata merupakan lakon ketoprak yang diadaptasi dari naskah ‘Oedipus’ karya Sophocles, yang biasa dipentaskan sebagai pertunjukan teater. Sang... more » - 15-05-15
Festival Printemps Français Pertemukan Guinol dengan Punakawan
Rutin diadakan setiap tahun, festival seni budaya Printemps Français memasuki tahun ke-11. Berbagai kolaborasi seni Indonesia dan Prancis akan... more » - 15-05-15
Cipuk Sang Peragawati dalam Potret Diri
Sri Setyawati Mulyani atau akrab disapa Cipuk sebelumnya telah akrab dengan dunia keperagawatian atau model di Yogyakarta. Keputusannya menjadi... more »
Artikel Terbaru
- 11-06-15
Hujan Terakhir di Ke
Puisi karya Slamet Riyadi Sabrawi berjudul “Hujan Terakhir di Kelopak Mei” digubah menjadi lagu dan digarap model orkestra oleh ‘Alfries and Friends... more » - 11-06-15
Sebuah Buku Penting
Buku koleksi Perpustakaan Tembi ini tergolong lama, terbitan tahun 1955. Buku berbahasa Belanda ini termasuk salah satu referensi penting dalam studi... more » - 10-06-15
Mahasiswa Wisma Baha
Mereka start dari gerbang Tembi masuk menyusuri sawah-sawah yang kala itu padi sedang tumbuh menghijau, kemudian masuk ke desa-desa yang pernah... more » - 10-06-15
Denmas Bekel 10 Juni
Denmas Bekel 10 Juni 2015 more » - 10-06-15
Buku yang Komprehens
Buku ini berisi berbagai hal tentang Sumatra dari abad ke-16 sampai saat ini. Di dalamnya mengungkap tentang kehidupan elit kerajaan, masyarakat... more » - 09-06-15
FMT 2015: Pertunjuka
Hanyaterra, kelompok kolektif musik keramik dari Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tampil memukau dalam Festival Musik Tembi (FMT) 2015,... more » - 09-06-15
FMT 2015: Proses Men
Berdasarkan penilaian pengamat musik dan audiens, diputuskan lima terpilih yang masuk dalam album kompilasi MTB 2015 adalah Kemlaka, Kelu, Ruas Bambu... more » - 09-06-15
#SaveMusicIndonesia
Gerakan ini sebagai salah satu apresiasi terhadap musik, musisi, dan industri musik Indonesia. Pembajakan, minimnya musik anak, perizinan pemutaran... more » - 08-06-15
Mereka Juga Meramaik
Para pembaca puisi ini kebanyakan sudah berulang kali datang menghadiri Sastra Bulan Purnama (SBP), sehingga memang sudah mengenal acara ini. Namun... more » - 08-06-15
Sandy Thema Pamerkan
Merek perhiasan lokal, Pistos dengan desainernya Sandy Thema mempersembahkan koleksi perhiasan terbarunya ‘Archipelago’. Terinspirasi dari kekayaan... more »